🌸
🌸
Keesokan harinya, Syakila sudah bersiap untuk berangkat kuliah, celana jeans warna hitam dan juga kaos ketat warna putih berlengan panjang, menjadi pilihannya pagi ini.
Sebenarnya dia masih cukup mengantuk,dia bisa memejamkan mata pada hampir dini hari, setelah semalam hanya berguling-guling saja di ranjang kamar, yang tadi malam terasa dingin.
Gaharu juga belum memberi kabar, entar mau pulang kapan. Setelah selesai, Syakila menyambar tas slempangnya, dan bergegas keluar dari apartemen.
Dan sesampai di bawah taksi online yang tadi di ordernya sudah menunggu.
"Mbak Syakila ya?" tanya si sopir yang kelihatannya masih muda, mungkin sekitar tiga puluh tahunan usianya.
"Iya mas" jawab Syakila, sambil masuk ke dalam taksi.
"Sesuai aplikasi ya mbak?" tanya sopir itu lagi, dan terlihat dia mengamati Syakila dari pantulan kaca yang ada di dalam taksi.
"Iya mas"
Tiga puluh menit kemudian, Syakila sampai juga di depan kampus tercinta. Dia segera turun dari taksi, dan masuk ke pelataran kampus, setelah lebih dulu mengucapkan terima kasih kepada sang sopir taksi.
Tentu saja yang dia tuju saat ini adalah ke kantin, karena dia tidak sempat sarapan tadi.
Syakila sampai di kantin yang lumayan ramai, setelah memesan nasi goreng plus telur ceplok dan teh hangat, Syakila memilih tempat di pojokan, agar nyaman sewaktu menyantap makanan yang di pesannya.
"Pagi Sya..."
Syakila mendongak, dan melihat seraut wajah tampan Damar tersenyum manis. Sesaat Syakila terhenyak, bagaimana bisa Damar masih bisa menyapanya dengan manis. Sedangkan kemarin tampak marah dan kesal, setelah dia jujur tentang pernikahannya.
"Eh, pagi kak" Syakila tersenyum tipis, dia tidak mau memberi harapan palsu kepada cowok yang duduk di depannya ini.
"Nunggu pesanan?"
"Iya"
"Pesan apa Sya?" tanya Damar lagi, netra elangnya tak sedikitpun berpaling dari gadis cantik yang disukainya itu. Tapi sayangnya, dia kalah cepat, ternyata sudah ada yang memiliki.
"Nasi goreng kak, kakak nggak pesan?"
"Pesan kopi Sya"
"Oh, pagi-pagi minum kopi, emang nggak papa kak?"
"Sudah terbiasa Sya"
"Gitu ya?"
Tak lama kemudian pesanan Syakila datang,satu piring nasi goreng yang masih mengepulkan asap dan satu gelas besar teh hangat.Tak lupa juga pesanan dari Damar, satu cangkir kopi latte.
"Makasih bu" kata Syakila kepada ibu kantin.
"Sama-sama non, selamat makan ya?" kata ibu Kantin, dan kemudian bergegas pergi meninggalkan Syakila dan Damar.
"Aku makan dulu kak" kata Syakila.
"Iya Sya, silahkan" ucap Damar, sambil menyesap kopinya yang masih panas.
Tanpa banyak bicara Syakila segera menyantap nasi goreng plus telor ceploknya, sejak semalam perutnya belum terisi makanan sama sekali. Karena kesal dengan Gaharu yang tiba-tiba keluar kota tanpa berpamitan. Sudah capek-capek masak, malah nggak ada yang makan, jadilah makanan hasil kreasinya semalam masuk ke tong sampah tadi pagi.
Senyum Damar mengembang melihat Syakila yang tampak lahap menikmati sarapannya, tak ada kesan gensi atau semacamnya, yang biasa terjadi kepada wanita yang sedang bersama seorang pria.
Itulah yang membuat Damar menyukai Syakila, karena dia sederhana, cantik juga apa adanya.
"Enak Sya, lahap betul makannya" Damar tergelak, melihat pipi Syakila yang mengembung, karena banyaknya porsi yang masuk ke dalam mulutnya.
"Ng....iya kak, enak, lagian juga sejak kemarin aku belum makan, jadinya lapar banget"
"Wah, kenapa Sya, kok sampai belum makan sejak kemarin?" Damar mencoba mengorek informasi dari gadis di depannya itu.
"Su...."
"Hai Sya, kak Damar.." suara cempreng menginterupsi obrolan Syakila dan juga Damar.
Siapa lagi kalo bukan Arum, yang tiba-tiba saja ikut menyendok nasi goreng di piring Syakila.
"Hei, kebiasaan kamu tuh Rum, pesen sendiri sana" omel Syakila, kesal karena acara sarapannya terganggu oleh kedatangan Arum.
Damar hanya tersenyum melihat kedua gadis didepannya itu.
"Pelit kamu Sya, cuma satu sendok aja kok" kata Arum membela diri.
"Satu sendok bagimu, tapi lima sendok bagiku" Syakila mengomel lagi, akhirnya dia menggeser piring yang masih ada seperempat porsi nasi goreng, ke depan Arum.
"Buat kamu aja deh" kata Syakila, dan dengan spontan Arum mencium pipi Syakila.
"Wah, makasih ya...kamu emang the best friend" dan dengan cepat Arum menyantap nasi goreng milik Syakila.
"Rum, jangan seenaknya cium-cium, ntar kita di kira pasangan nggak bener lagi!" Syakila memekik kesal.
Damar tergelak, melihat Syakila yang bersungut-sungut, sangat menggemaskan di matanya.
"Halah, kamu kan sudah nikah ini" jawab Arum santai.
"Ya kan nggak ada yang tau Rum " omel Syakila.
"Iya juga sih" Arum terkikik geli.
Uhuk..
Damar tampak tersedak kopi, mendengar obrolan absurd kedua sahabat itu.
"Kenapa kak?"
"Nggak papa Sya" Damar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
"Jangan dengerin ucapan Arum kak, dia emang kalo ngomong suka nggak di filter"
"Eh, iya Sya..."
🌸
🌸
Syakila berdiri di halte menunggu taksi yang lewat, sedari tadi dia order taksi online tapi entah mengapa tidak ada yang bisa.
Apalagi saat ini tepat tengah hari, membuat Syakila sedikit menggerutu. Mana Gaharu tidak ada kabar sama sekali juga sejak kemarin.
Tiba-tiba sebuah mobil pajero berhenti didepan Syakila berdiri, dan kaca mobil terbuka, menampilkan wajah Damar yang tersenyum.
"Ayo bareng sama aku Sya" Damar menawari diri.
"Eh, nggak usah kak, nunggu taksi saja" Syakila menolak dengan halus, tentu saja tidak pantas dia yang sudah punya suami satu mobil dengan seorang pria, apalagi nyata-nyata dia mempunyai perasaan lebih kepada Syakila.
"Lama lho Sya, nggak papa ayo aku antar"
"Nggak usah kak, makasih"
Damar akhirnya turun dari mobil. Dia berjalan mendekat Syakila yang berdiri sambil mendekap beberapa buku miliknya.
"Ya sudah, aku tungguin sampai dapat taksi ya?" kata Damar.
"Eh, nggak usah, kakak pulang aja, malah merepotkan lagi" Syakila menolak lagi.
"Sudah Sya, nggak papa, aku juga nggak ada kerjaan apa-apa kok, kamu tenang aja" ucap Damar.
"Ya sudah, terserah kakak deh" kata Syakila pasrah, tak mampu lagi membujuk kekerasan hati Damar.
Tin...
Tin..
Tin..
Tiba-tiba suara klakson mobil yang kencang membuat keduanya kaget, apalagi Syakila, saat melihat mobil mewah yang tidak asing lagi baginya itu.
Waduh, bukannya itu mobil mas Gaharu ya, mati aku. Jangan-jangan dia cemburu lagi. Monolog Syakila dalam hati.
*bersambung..
🌸
🌸*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
dite
disini si syakilla terlalu welcome ama si damar, harusnya dia membatasi omongan, abaikan
2022-12-10
1
Wie Yanah
hayulh syakila ketauan..
2022-04-10
0