"Ah, kalian semua acara akan segera selesai, bagaimana kalau kalian makan lebih banyak camilan? Ayo, ayo! Itu masih banyak, sangat sayang jika harus dibuang."
Sosok yang menjadi oasis itu memang pantas disebut oasis. Dia ditemani aura Yang yang kuat, dia benar-benar membuat orang merasakan ketentraman jiwa jika didekatnya. Namanya, An Chi. Selir dari kaisar, ibu Lin QiLi.
Beberapa orang tidak enak jika tidak mengikuti anjuran itu. Cih, bilang saja lambungmu masih luas!
Suasana mencair layaknya margarin yang dipanaskan. Tak heran jika mereka seperti itu, karna mereka jelas-jelas tidak diuntungkan tadi!
"Xixixixi."
"Hehehe."
"Huehehehe."
Gila! dia gila! Tolong dia kumohon!.
Akhirnya! Bom! Dia tertawa normal tapi volumenya sangat tidak normal. "Hahahahhahahhaha... Hahahahah!"
"Diamlah! Tawamu menakutkan."
Jangan memenatkan mulutmu! Dia ditegur malah akan melunjak!
Tawanya kian mengeras saja. Untung saat ini mereka sedang berada di sudut istana yang sedikit terisolasi dari para tamu.
Lin QiLi menghela nafas, sedangkan ming mei berucap dibuat sendu. "Tidak bisa tertolong lagi, dia sudah kronis." Gelengan kepala terlampir setelahnya.
Li Na berjalan lebih cepat sedikit, saat sudah agak jauh di depan dia berbalik. "Bagaimana tadi, apa aku mengesankan?."
"Ya, ya, ya. Mengesankan sampai aku ingin membungkam mulutmu dengan kaus kakiku."
Mendengar itu Li na memberengut. Bibirnya dikerucutkan sebelum berkata, "Shijie, jangan seperti itu ... kau melukai hatiku."
Ming Mei akhirnya menyemburkan seseutu yang ia tahan. "Ahhh! Sudahlah! Hentikan! Tidak usah bersikap sopan! Itu menggelikan! Membuatku ingin muntah feses saja!"
Perdebatan itu terus berlanjut. Li na tak ingin dikalahkan. "Siapa yang lebih dulu memanggilku 'Shimei?'"
Lin Qili adalah orang yang tidak tahan jika terselip diantara perdebatan. Dengan sabar dia menengahi. "Sudah-sudah jangan berisik, masih ada tamu."
"Apa peduliku? Mereka hanya perlu meyumpal telinga!."
Li Na turut menyokong. "Benar! Kenapa kau harus ikut serta? Diamlah!"
Sudah diduga. Lin Qiali hanya mampu tersenyum simpul. Dia sudah menyangka ini akan terjadi, tapi jika dia tidak menengahi, dua gadis itu akan terus bercekcok tiada henti!
Saat mulutnya hampir mengeluarkan kata, sebuah suara memotongnya. "A-Li"
A-Li menoleh, seketika senyum lebar tergambar. "Ibu, kenapa kamu kemari? Apa ada yang salah?"
An chi tertawa lembut. Dia menjawab dengan nada menyenangkan seperti biasanya. "Tidak, tidak ada ... Ibu hanya penasaran pada seseorang."
Li Na mengerti. Dia dengan bangga tersenyum.
"Siapa namanya." Tatapan An chi sepenuhnya tertuju pada Li Na.
Li na sedikit terkejut saat pertanyaan itu melayang padanya. Apa dia harus jujur?
Sunyi sesaat, An chi mengulangi pertanyaanya. "Siapa namanya?."
Ming Mei menangani dengan hati-hati. "Ah, itu Bibi ... Sebenarnya kami belum tahu namanya. Dia sendiri belum mengatakan itu."
Ekspresi cengo tercetak di wajah An chi. "Huh, benarkah? Lalu bagaimana bisa kalian seperti ini?"
Maksud dari 'bagaimana bisa kalian seperti ini' berarti ... 'Bagaimana bisa kalian seringan tangan ini terhadap seseorang?'
Clingg!
Kepala ming mei seolah tercerahkan oleh cahaya ilahi. Dengan lancar dia menjelaskan. "Begini, Bibi ...."
Dia menghela nafas. "Sebenarnya kami tidak sengaja menyerempetnya dengan kereta kuda saat kami keluar waktu itu ... Kepalanya terbentur cukup keras, berdasarkan analisisku benturan itu mengakibatkan beberapa ingatan minggat dari otaknya. Kami sangat bersalah waktu itu, Kami sangat bersalah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Mamak Najwa Caby
karna dia adalah anak yushan juga, makanya mereka punya pedang sama
2022-08-09
1
Gembelnya NT
Hahaha
2022-06-13
0
𝔸𝕥𝕥𝕒 ልዪሃልፕጎ
dasar serakah
2022-06-13
1