Lagi-lagi mereka terlonjak, gadis imut tadi mengerutkan keningnya. "Lu Wei, apakah kamu baik-baik saja?"
"Apa? Jangan semb--- a-apa? Namaku Lu Wei?"
Nada gugup serta pertanyaan ambigu itu membuat dua sosok tadi semakin bingung, sekaligus senang. Raut dungu terlukis jelas di wajah tanpa cela mereka.
Pemuda tadi menjawab, "Tentu saja. Namamu adalah Lu Wei. Apakah kepalamu yanh sakit?
"Apa-apaan ini?! Apa salah dan dosaku ... jika memang aku ditakdirkan menyebrang, setidaknya jangan perankan aku sebagai sampah busuk seperi Lu Wei ini! Mama ...." Saat ini benaknya dipenuhi gunung api amarah yang meledak berurutan.
Dirinya masih tidak mengerti akan kenyataan ini. Demi dia yang masih belum menikah, dia mengutuk penulis novel ini!
"A-apa-apaan? T-tapi bagaimana bisa? Bukankah itu hanya novel? Arghhh s**l*n, lihat saja setelah aku kembali, kupastikan karir pengarangnya tidak akan semulus mukaku."
"A-Wei, ada apa?"
"T-tidak, tidak ada. Siapa namamu, dan n-namanya?"
"A-apa kau melupakanku?! Kenapa dengan ingatanmu?"
Kening Li Na terlipat. Melihat reaksi berlebihan dari pria tampan dihadapannya membuat perutnya sedikit terkocok. Dari kata-kata itu dia menyimpulkan kalau Lu Wei ini memang sangat dekat dengan sosok itu.
Bibirnya berkedut sebelum menyanggah, "B-bukan lupa... Tapi aku tidak ingat."
Alasan macam apa itu? Apa dia mendapatkannya dari lututnya? Oh, pantas saja.
Bibir Pemuda itu masih melengkung ke bawah, dengan hempasan nafas yang mendahului dia berucap, "Namaku Lin QiLi, dan ini," dia menyenggol pundak wanita di sampingnya, "kakak sepupuku, Ming Mei"
Keheningan mengisi waktu sebentar, suara pintu dibuka menghancurkannya.
Li Na sontak membalikan badan, seketika setelah netranya menangkap seseorang yang masuk itu. Kebingungan yang mendera dalam pikiranya tergantikan oleh rasa takut dan ketidakpercayaan.
Gelap lagi. Dia pingsan lagi.
Sebelum Li Na bersilaturahmi dengan tanah seutuhnya, sosok di seberang dengan cekatan menangkap pergelangan tanganya. Menangkap, kemudian menarik. Li Na jatuh sepenuhnya dalam dekapan lelaki itu.
Meski cahaya sudah tenggelam seutuhnya, tapi telinganya tidak rapat!
Li Na masih mendengar kata penuh kekhawatiran dari sosok itu.
"Tidak! Jangan!"
•||||||•
Cahaya menyengat mengusik kenyamanannya. Li Na membuka mata, hal pertama yang memenuhi mata ialah atap yang lusuh, dan jelek tapi tentu saja tidak sejelek wajah mantannya.
Saat kesadarannya masih belum sepenuhnya menyatu, tendangan lebih dulu menghancurkannya. Dia dipaksa bangun, kedua lengannya ditarik secara kasar.
Lutut yang masih loading tentu saja tidak bereaksi sebagaimanaharusnya, alhasil kini dirinya diseret dengan sebagian tubuh yang terus menyapa debu tanah.
Dua pria tinggi kekar yang memeganginya tampak geram, salah satu dari mereka meninju pinggangnya dan berteriak, "Bangun! Jangan menyusahkan kami!"
Li Na mengerang sakit, siapa saja yang bisa tahan akan pukulan itu Shena berjanji akan menjadi gadis baik untuknya. Itu sangat sakit!
Perlahan dia menegakkan tubuh, dia menyadari tubuh ini sudah memiliki banyak luka dalam. Luka itu tertekan saat dia berdiri, apalagi di perut. Uh! Itu menyakitkan.
Dia memutar otak, mencari cara agar dapat meloloskan diri dari besi yang memeganginya dengan kokoh itu. Opsi satu, melawan. Ah! Itu tentu saja langsung tercoreng! Saat ini tubuhnya sangat lembek seperti jelly--- eh bukan, lebih tepatnya ingus!
Huh, pemilihan kata yang menjijikan.
Mulutnya ia buka, tapi tak ada tanggapan verbal maupun fisik untuk perkataanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Aldiza azahra
ini cerita ap tho
2024-05-22
0
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
2024-05-19
0
GuGuGaGa_90
jujur ya Dr awl cerita smpi saat ini sy masih x fhm n sapa watak utama dlm nie...masing pening...kalo smpi bab 10 x fhm mgkn sy x baca hbs...sorry Thor
2024-05-18
1