POV Miko

Ku parkiran mobil ku di samping sekolah kulihat dari jauh pagar sekolah yang telah di buka, ku pehatikan murid yang keluar dari pagar itu aku takut Camilla tak melihat ku di sini.

Hingga ku lihat gadis manis berjalan sendiri menoleh ke arah pangkalan ojek lalu berjalan kearah yang berlawanan dengan ku.

"Kenapa Arisya pulang sendiri? Bukanya dia selalu bersama Rian? "

Aku masuk kedalam mobil berniat menghampirinya namun baru saja aku membuka pintu mobil ku terlihat seorang pria keluar dari sebua mobil dan membekap mulut Arisya lalu menariknya masuk kedalam mobil.

Aku sangat kaget dengan apa yang ku lihat.

Aku bergegas memacu mobil ku menyusul mobil merah yang melaju sangat kencang itu hingga saat di sebuah jalur padat aku kesulitan untuk mengejar mobil mereka. Sebuah angkot tiba-tiba berhenti dan menyebabkan macet parah.

Aku sangat khawatir pada Arisya. Siapa sebenarnya yang menculik Arisya?

Sebuah motor pedagang es kelapa yang sedang menurunkan dua karung kelapa, terparkir di pinggir jalan ku hampiri pedagang itu

"Pak boleh saya pinjam motornya dan ini kunci mobil saya untuk jaminan bapak. Boleh ya pak? "

"Oh tapi motornya jelek dek! "

"Ga papa pak, biar ga macet saya lagi buru-buru teman saya diculik! " Ku parkirkan mobil ku di samping tukang es kelapa itu dan memacu motor itu dengan cepat agar bisa mengejar mobil mereka.

Ku cari mobil merah itu namun sudah tak terlihat, untung saja jalur ini tidak bercabang jadi jika tidak belok ke arah perkampungan aku pasti bisa mengejarnya.

Setelah beberapa saat akhirnya aku menemukan mobil merah itu yang berbelok kesebuah jalan kecil.

Ku ikuti terus dari jarak yang tidak terlalu dekat agar tak terlihat oleh mereka.

Mobil itu memasuki sebuah taman hiburan yang sudah tak beroperasi terlihat sangat sepi tak ada seorang pun di sini.

Ku ikuti terus mobil itu yang semakin masuk ke pusat taman hiburan itu.

Hingga disamping sebuah komedi putar yang berkarat, mobil itu berhenti tepatnya didepan sebuah ruko yang kosong tak terurus.

Aku melihat Arisya diseret kedalam ruko itu. Terus ku perhatikan mereka hingga ku lihat dua orang lelaki itu keluar dari dalam ruko dengan wajah yang sudah tidak tertutup kain lagi.

Ku arahkan ponsel ku kearah mereka untuk mengambil gambarnya. lalu aku mengirimkan pada Camilla.

Ku tulis dengan singkat

"Arisya di culik!" Lalu ku silent, agar bunyi ponsel tak mengganggu ku

Sedangkan di depan gerbang sekolah Camilla tampak marah karena belum juga dijemput.

Namun tiba-tiba sebuah pesan dari Miko membuatnya sangat khawatir. Camilla mencari Rian di ruang osis dan ruang rapat yang biasa Rian datangi namun tak juga Camilla temukan hingga akhirnya seorang anggota OSIS memberitahunya bahwa Rian sedang di ruang guru.

Begitu bertemu Rian Camilla menariknya dan menyerah kan pesan yang di kirim kak Miko.

Sedangkan aku yang berada di dekat kedua penculik itu mulai mendekatinya.

Ku hampiri dua remaja yang menculik Arisya.

Tanpa sengaja aku mendengar obrolan mereka.

"Tega banget ya Renata, sampai hati dia culik anak orang kayak gitu. "

"Iya! Kasian Arisya!"

"Kira-kira diapain dia ya? "

"Ga tau. Tapi kalau sampe diapa-apain gimana ya? Kita juga bakal terlibat kan Gio?

" Iya ya, tapi aku juga ga bisa lawan Renata. Kalau bikin dia marah bakal bahaya bisa-bisa papa ku di pecat dari jabatannya. "

Ku datangi kedua anak itu dan meminta mereka untuk tidak ikut campur namun sepertinya mereka tak mau sehingga terjadi baku hantam antar kami.

Mereka berdua memang jauh lebih muda namun tenaga dan kemampuan beladiri nya sangat baik.

Aku kewalahan melawan mereka hingga aku melihat kunci tergantung di pintu mobil. Ku dorong mereka satu persatu masuk kedalam mobil lalu ku kunci mereka berdua di dalam mobil itu.

Dengan tubuh dan wajah yang penuh lebam bahkan pakaian yang sudah berantakan ku langkahkan kaki menuju ruko di mana Arisya berada.

Ku coba membukanya namun tak bisa ku coba membuka setiap pintu di ruko itu namun sepertinya dikunci dari dalam. Ku coba mendobrak pintu itu dengan sekuat tenaga

Brak

Pintu terbuka dengan mudah tak seperti bayangan ku yang akan membutuhkan dobrakan berkali-kali namun ini tidak.

Mungkin karena pintu itu telah lapuk

Ku lihat Arisya yang dalam keadaan terikat dan duduk di sudut ruangan. Do tempat lain ku lihat seorang gadis yang masih berpakaian seragam juga, tengah berdiri disampingnya.

Ku dekati mereka dan ku arah kan pandangan ku pada gadis yang masih berdiri dengan tatapan yang mengerikan meski sebenarnya gadis itu cantik.

"Hai, kalau main-main jangan keterlaluan dong pake acara menculik. Memang ga takut masuk penjara? "

"Siapa lagi ini! Pahlawan kesiangan? Jangan ikut campur atau aku bisa buat kamu menyesal! "

"Kamu itu seorang gadis, tapi kelakuan mu itu seperti iblis tau ga? "

"Ini urusan ku. Sekali lagi aku ingatkan jangan ikut campur. "

"Karena aku di sini maka aku akan ikut campur. "

Ku dorong tubuhnya yang mungil itu hingga terjatuh dan duduk dilantai yang penuh debu itu.

Ku hampiri Arisya ku, ku buka pengikat di mulutnya lalu ku buka juga seluruh ikatan di tubuhnya. Setelah selesai kulihat kearah gadis itu

"Jangan macam-macam dengan gadis ku. "

"Hahaha.... Gadis mu? Apa kamu tau kekasih yang kau puja ini

sudah menyakiti hatiku dan merusak semua yang ku inginkan! Dia merebut cinta sejati ku."

Tak ku hirau kan ocehan gadis itu.

Ku bopong Arisya yang tampak terpukul dan kesakitan itu dan melangkah ke luar ruko namun sampai di luar Arisya menahan ku tampaknya ada yang ingin ia sampaikan pada gadis yang sedang meratapi nasibnya itu.

"Re! Aku tak tau bagai mana perasaan Rian terhadap ku selama ini, tapi perlu kamu ketahui sampai saat ini aku sangat menyayanginya. Ia satu-satunya yang mengerti aku tapi kalau yang membuat mu marah pada ku adalah kejadian saat kita kecil dulu.

Semua tak seperti yang kau pikirkan saat itu Rian memakan olahan udang yang di campur dengan sayuran sedangkan Rian alergi terhadap udang.

Hingga matanya merah dan nafasnya sesak. Sehingga aku menarik Rian untuk pulang karena tak ingin membuat pesta mu kacau dan kamu akan kecewa di hari ulang tahun mu, Re. "

"Mungkin kamu tak percaya tapi aku mengatakan yang sebenarnya, dulu kamu gadis yang baik. Namun kini aku tak dapat lihat sedikit saja kebaikan di mata mu"

Kata-kata Arisya itu sedikit banyak membuat ku tau kenapa Arisya di culik.

Hingga saat aku berada tepat di depan pintu ruko itu

"Aku tak ingin Rian bersama mu. Aku tak ingin kamu bahagia. Aku tak ingin kamu hidup Arisya maka terimalah ini! "

" Duar"

Terpopuler

Comments

Bhebz

Bhebz

pa kbr othor?

2022-08-15

0

meli meilia

meli meilia

msh nyicil baca yaa Kak..salam hangatt dr Cinta Sang Maharani Kakak..😁😁

2022-04-08

0

lazy

lazy

lha re kenapa dah *tak habis pikir saia*... iri dengki syerem ya cyin

2022-04-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!