POV Miko
Pagi hari yang indah. Ku mulai hari dengan semangat, karena hari ini aku akan menempati rumah baru ku.
Rumah yang ku beli dengan jerih payah ku sendiri.
Berkat mama, papa dan adik ku yang cantik yang membantu merapikan hingga pekerjaan ini cepat selesai. semua perlengkapan telah tersusun rapi, setelah makan siang mereka pun pulang.
Rumah yang ku impikan selama ini telah terwujud ku nikmati siang hari di rumah dengan memandang langit yang sedikit mendung.
"Ah lebih baik jalan-jalan aja deh muter-muter sekitar sini. " batin ku
Ku nikmati lingkungan baru ku yang begitu asri, meski langit masih saja mendung.
"Apa mungkin karena ini kota indah ini disebut kota hujan ya? Jangan-jangan sepanjang tahun hujan lagi."
"Hey ada apa itu? Banyak muda mudi" pikir ku
"Permisi pak ada apa ya di dalam? " tanya ku pada seorang berseragam seperti Polisi namun bertulis kata Satpam
"Itu dek, ada pertandingan final basket di dalam. "
"Baik pak makasih, saya boleh lihat? "
"Tentu saja boleh dek, mari parkir di dalam! "
Pria itu mengarah kan mobil ku masuk kedalam area parkir mobil.
Setelah masuk ternyata didalam begitu ramai dan meriah ada band penghibur di sudut lapangan aku duduk dan menikmati lantunan lagu tak lama pertandingan di mulai.
Ternyata pertandingan nya sangat seru dan menegangkan kedua tim begitu baik mengontrol bola dan aku terpesona dengan seorang pemain dari tim merah yang bernama Rian.
Ia begitu lincah dan menguasai bola dengan baik, bahkan dia dapat memasukkan bola basket itu kedalam keranjang dari jarak yang cukup jauh.
Teriakan dan sorakan terlepas dari mulut ku begitu saja tanpa ku sadari.
Hingga akhirnya pertandingan berakhir tim dari idolaku Rian menang.
Kini tenggorokan ku serasa kering dan perutku lapar, aku berjalan keluar mencari pedagang.
Sebelum aku keluar aku sempat melihat Rian dan seorang gadis tengah menyanyikan sebuah lagu. Suara mereka terdengar merdu dan begitu serasi bahkan setiap bait yang mereka nyanyikan begitu menggetarkan hati, seolah mereka sedang menceritakan tentang kisah cinta mereka.
Rian begitu berbakat bahkan di banyak bidang, hebat dia.
Setelah lagu mereka selesai aku mulai keluar.
Syukurlah di Indonesia sangat mudah mencari warung, aku membeli sebotol air minum dan sebuah roti.
Setelah menikmati roti dan minum ku buang sampah ku kedalam tempat sampah yang tak jauh dari parkiran mobil ku begitu membuka tempat sampah yang terbuat dari drum biru bertuliskan tempat sampah itu aku harus menahan jijik karena harus membuka tutupnya dengan tangan ku.
"Ah apa ga ada tempat sampah yang lebih SNI gitu sih ini. " gerutu ku.
Dan saat membukanya ada aroma yang menyengat dari dalam namun aku tetap memasukkan sampahku tadi hingga ada sesuatu merayap ditangan ku dan semakin naik.
Ku kibaskan tangan ku dan binatang itu jatuh di kaki ku.
Ku kibaskan kaki ku, binatang itu jatuh tapi mengejar ke arah ku dan ku kibaskan lagi namun lagi lagi ia mendekat naik ke kaki ku membuat ku panik dan mundur sambil mengibaskan kaki ku hingga aku terjatuh dan binatang itu masih saja mengejar ku.
Hingga seorang gadis datang membantuku, gadis manis dengan penampilan yang cukup unik, baju Oversize dan celana tiga perempat ditambah tas selempang kecil dan rambut yang tertutup headscraf.
Ia bertanya ada apa namun sepertinya ia juga bukan lah orang yang berani terlihat raut wajahnya yang juga tegang.
Namun ia terlihat memaksakan diri untuk melihat apa yang membuatku takut ku tunjuk sarang binatang menjijikan itu ia melangkah maju membuat binatang yang mengejar ku berlari mundur hingga ke bawah tempat sampah dan saat membuka tempat sampah dengan suara yang lembut ia bertanya
"Hah! ga ada apa-apa kok kak?"
"Ada itu disitu." ku jawab dengan menunjukkan tempat sampah itu
"Apa? Di sini cuman ada sampah aja ga ada yang serem kok. "
"Itu binatang itu! "
"Kecoa?????" ia bertanya seolah tak ada ancaman berarti padahal binatang itu sangat menjijikkan
"Iya, hii... " Tubuhnya bergidik
"Astaga... " Gadis itu berucap sambil menahan senyum hingga sebuah tawa terdengar di telingaku meski ia memalingkan wajah menghadap belakang.
Suara tawa itu berhenti sejenak dan terlihat ia penuh emosi menginjak kecoa itu.
Sungguh ia sangat keren meski penampilannya unik bin aneh tapi sikapnya bisa membuat ku terpesona hingga tanpa sadar ia sudah berdiri di depan ku
"Sudah ayo berdiri! Kecoa nya dah mati tuh, cemen banget sih kamu kak, ganteng-ganteng takut kecoa. "
Sebuah ucapan yang membuat ku tak nyaman karena terdengar seperti mengejek.
Maka demi menjaga harga diriku aku harus membuatnya takut juga terhadap mahluk yang satu ini
"Heh cupu di negara lain ga ada tuh yang namanya kecoa keluyuran.
Lagian kamu injak gitu emang kamu ga tau ya? Di badan kecoa tuh isi nya cacing, coba bayangin kalo sampe dia mati dengan cara kamu itu, trus cacingnya masuk ke pori-pori tubuhmu, trus berkembang biak ditubuh mu itu hiiii...
Tubuh kamu nanti dipenuhi sama cacing, kaya tubuh kecoa itu coba hiiii... "
Namun tetap ku raih tangan nya dan berdiri lalu menepuk-nepuk celana ku yang berdebu.
"Ah lebai deh kak, lagian klo ga mau bunuh tuh kecoa, kamu kan bisa usir atau menghindar.
Bukannya ngesot-ngesot kaya gadis di kepung preman gitu." ucapnya sambil meninggalkan ku menuju kursi taman yang tak jauh dari kami.
Ternyata usahaku untuk menakutinya itu tak berhasil.
Akhirnya ku akui yang terjadi tadi.
"Ih, aku tuh dah menghindar tadi, tapi bukannya pergi malah nyamperin, tiap kali aku lempar menjauh dia malah ngejar semakin dekat malah naik ke kaki. Makanya.. "
Ia pun menyambut kejujuran ku dengan tawa yang lebih kencang.
Meski sebenarnya ia terlihat cantik saat tertawa tapi tawa itu membuat ku tersudut dan ku putuskan untuk cepat pergi.
Sesampainya di rumah aku langsung mandi sambil merutuki kelakuan ku tadi,
"ah, kalau ingat sungguh aku malu." Semoga saja aku tak bertemu gadis tadi, tapi dia cantik meski aneh.
"Aduh kenapa aku lupa tanya namanya yaa! "
Kalau di ingat lagi gadis tadi begitu berbeda dengan gadis kebanyakan dia tidak bersikap sok jaim dan tidak berpakaian seksi.
Dia begitu sederhana, polos dan peduli.
Akhirnya hujan turun. Ku tatap hujan yang semakin deras itu dan entah kenapa bayangan gadis itu yang sedang tertawa terlintas di pikiran ku. Hingga terlihat sosok yang berdiri di depan pagar ku, sambil memegangi sepeda.
"Siapa hujan-hujan disitu?" hujan semakin deras. Akhirnya ku dekati pagar untuk melihat siapa di sana
"Siapa di situ? " ucap ku sambil membuka pagar
"Kakak? Kok ada di sini? " ucap gadis itu membuat ku tak bisa berkata-kata lagi.
Wajah yang dari tadi melintas dipikiran ku kini ada di hadapan, membuat jantung ku tiba-tiba berdebar tak beraturan.
"Hem.. " Aku bingung akan mengatakan apa antara malu karena kejadian tadi dan gugup karena jantung ku yang tak dapat ku kendalikan
"Em.. Maaf kak saya cuman numpang neduh kok, sepeda saya rusak."
"Masuk! "
"Disini aja kak. "
" Duaaar" Suara petir terdengar begitu keras
"Aaaaaa" Ia berlari mendekatiku membuat ku lega karena tak harus membujuknya.
"Tolong tutup pagarnya! " Ku bawa sepedanya masuk
"Tunggu hujan nya didalam saja! " Ku tinggal kan ia.
Kenapa ini...semakin dekat dengannya semakin membuat ku bingung bersikap.
Perasaan apa ini padahal selama ini tak pernah aku seperti ini terhadap perempuan.
Apa karena malu kejadian tadi ya? Ku tarik napas panjang agar aku bisa bersikap biasa padanya yang sedang memandangi setiap sudut rumah ini.
"Silahkan duduk, nama ku Miko, rumah ini baru ku beli beberapa waktu yang lalu jadi belum ada pekerja disini. "
"Oh! Aku Arisya. Kakak sudah tinggal disini? "
"Belum dan sepertinya tidak akan. " Ku tatap wajahnya dan itu membuatku tak ingin berpaling
"Kenapa? "
"Kecoa."
"Hah! "
"Iya, awalnya aku ingin tinggal disini tapi ternyata di sini banyak kecoa mungkin aku harus berpikir lagi deh. "
Sebuah teh hangat dan beberapa snack ku taruh di atas meja lalu aku duduk di depan sebuah jendela besar.
Ku pandangi hujan di luar untuk menghindari tatapan matanya yang membuat jantung ku terasa mau copot.
"Duaar" Sebuah petir besar yang membuat ia takut
"Kamu takut petir? "
"Iya."
"Aaaaaaaa" Lampu seketika padam dan suasana jadi gelap.
Aku bingung harus bagai mana, ku nyalakan lampu pada ponsel dan ku ajak duduk diruang tamu agar lebih nyaman.
Setelah mengirim pesan pada keluarganya, ia malah tertidur.
"Baguslah pikir ku yang bingung harus bersikap bagai mana ini. "
"Semakin malam suasana semakin dingin dan lampu pun tak kunjung menyala, ku pandangi wajah gadis didepan ku ini, membuat hati ku bahagia.
Hidungnya yang mancung dengan kulit eksotis membuatnya sangat cantik ditambah mata bulat besar membuat ia tampak luar biasa. Ku baringkan tubuh ku di atas karpet bulu yang hangat .
" Brug"
"Aduh! Arisya sakit." Tubuh ku tak dapat ku gerakkan karena saat ini tubuh kami sudah bertumpuk seperti sandwich hingga saat ia mulai bangun aku juga sudah mulai duduk.
"Duaaar" Suara petir membuatnya kaget hingga memeluk ku. Ku Tatap wajahnya yang indah itu semakin menatap semakin ingin ku mendekatinya.
Hingga saat melihat bibir mungil berisi itu jantungku berdetak tak beraturan dan entah setan apa yang merasuki ku hingga aku berani semakin mendekatinya
"Cup"
Sebuah benda lembut yang manis membuatku tak ingin melepasnya namun ia menarik diri dan kembali ke sofa.
Membuat ku canggung karena merasa bersalah karena seharusnya tidak aku lakukan. Namun aku bingung harus mengatakan apa hingga aku pun hanya bisa diam.
Akhirnya lampu menyala membuat perasaan ku menjadi lega.
"Mana ponsel mu? " ucapku memecah kecanggungan di antara kami. Ia memberikan ponsel nya , dan mulai ku isi daya
"Hujannya masih lebat nanti ku antar kamu pulang saja! "
"Tidak perlu nanti aku minta jemput saja kalau ponsel ku sudah hidup. "
"Sudah jangan nolak! Sekalian aku juga mau pulang. " ucapku
meyakinkannya meski sebenarnya aku ingin tau di mana rumahnya.
Kami mulai bersiap pulang setelah ponsel menyala.
Ku antar sampai depan pagar namun rupanya Neneknya telah menunggu di teras rumah sehingga mau tak mau aku menyala Nenek dan kami sempat mengobrol sebentar dan aku pun berpamitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Bhebz
salam dari gadis Pemimpi nya Bhebz
2022-04-07
0
meli meilia
salam hangat dr Cinta Sang Maharani Kakak..😁😁
2022-04-06
1