Selamat malam! Maaf saya terlambat. " ucap seorang pria yang baru datang sambil menggandeng istrinya.
Namun, wajah yang ku lihat ini sungguh tak asing, wajah yang sudah sering kulihat.
"Davin kamu kah itu? " ucap nenek tampak bahagia melihat lelaki yang datang itu.
"Tante sarah! Apa kabar? kenapa tante pergi dan ga pamitan sama Davin tante, " ucap seorang lelaki yang tiba-tiba memeluk tubuh nenek kemudian berjongkok dan mencium punggung tangan nenek.
"Sudah, yang penting sekarang tante peyot ini sudah kembali kan? Oiya kenalkan ini cucuku Arisya! "
"Arisya kamu cucu tante Sarah? " tanya lelaki itu penuh keterkejutan.
"Iya, Ayah! " jawab ku
"Apa kalian saling mengenal? "
"Em.. Aku dan Arisya sudah beberapa kali bertemu bahkan Davin juga berteman baik dengan Ayahnya Arisya tante. "
"Davin! Apa kamu bilang? kamu berteman dengan pedagang keliling itu? " Tanya Mirdad pada Davin putranya itu, yang sepertinya menyimak obrolan mereka.
"Pedagang? Tuan Aris itu pengusaha sukses ayah bukan pedagang keliling. Kami kenal di Singapura pada saat mengurus surat perijinan usaha di sana. Sedang Arisya.. "
"Arisya teman sekelas dan sebangku aku kakek." potong Camilla sambil berlari memeluk Mirdad.
"Oh, cucuku yang cantik lama kita tidak bertemu kakek kangen pada mu! " Mirdad mengeratkan pelukannya dan mencium pucuk kepala Camilla.
"Apa, Miko dan Camilla itu anak mu Davin? "
"Iya tante, dulu Miko itu kesayangan tante bukan?"
"Miko cucuku yang 19 tahun lalu ku pangku dan ku timang, dan selama ini ada dihadapan ku tapi aku tak mengenalinya? Dunia ini sempit belakangan ini aku menyayangi Miko sebagai teman cucuku, penyelamat hidupnya. Miko dan Camilla sering menghabiskan waktu bersama kami. "
"Oiya? Miko dan camilla ikut ke kampung tuan Aris. Apa tante Sarah juga ikut? "
"Iya aku ikut bersama mereka menikmati hari, bersama ke empat cucuku walau saat itu aku tak tau dia anak mu Davin. Sudah, duduklah di samping Ayahmu Davin."
"Miko apakah kamu tidak ikut duduk, " ucap nenek membuat kak Miko yang masih berdiri di ujung ruang makan terkejut.
Namun, kemudian melangkah menuju meja kakeknya Mirdad.
Kami saling berpandangan meski dari jarak yang jauh, lalu Kak Miko tampak menundukkan pandangannya entah apa yang Kak Miko pikirkan.
Segala kisah di hidup ku telah aku ceritakan pada Kak Miko dan Kak Miko selalu menyemangati ku untuk bisa mengambil segala yang menjadi hak ku.
Namun, pertemuan ini pasti membuatnya terpojok ternyata orang yang selama ini berbuat tak adil dan picik itu adalah kakeknya sendiri. Mungkin juga saat ini Camilla dan Miko merasa bingung memposisikan diri mereka. Di Satu sisi ia adalah cucu dari Mirdad Atmaja.
Namun, di sisi lain dia telah tau keburukan kakeknya itu.
"Apa kau akan mendukungku kak Miko? " Tanya dalam hatiku.
"Pelayan panggilkan juga tuan muda kemari, mungkin ia akan mau datang jika tau ada Miko dan camilla. "
"Nenek apa Rian ikut kesini? ucap camilla
" Iya, tentu saja dia ikut dia juga cucuku bukan? "
Wajah Mirdad dan Mario tampak begitu kecewa.
Putra tunggal Tuan Mirdad adalah ayah Camilla dan Mico
Rian datang lalu bergabung bersama kami dan setelah bincang-bincang yang lebih didominasi oleh tuan Mirdad dan Mario yang masih saja meminta nenek untuk memikirkan kembali keputusannya. Namun karena tak berhasil mereka marah dan meninggalkan rumah wajah penuh kekecewaan dan amarah.
Sedang keluarga kak Miko menyalami kami terlebih dahulu karena mereka tak bisa menolak perintah Mirdad untuk pergi bersamanya.
"Jangan ragu, aku mendukung mu!" Suara kak Miko terdengar di telingaku membuat hati ku yang goyah karena ada mereka yang kusayang berdiri diantara musuh ku, kini menjadi tenang dan kembali bersemangat.
Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba aku dan Oma Mirna mulai bekerja di perusahaan.
Namun, saat akan berangkat nenek memutuskan untuk ikut, lengkap dengan pengacara dan tim audit yang akan ikut menemani kami.
Mereka sibuk dengan ponsel mereka masing-masing hingga akhir nya mobil berjalan beriringan hingga kesebuah perusahaan.
Nenek langsung menuju ruang pertemuan dan mengadakan rapat dadakan
Di sana nenek meminta laporan keuangan perusahaan yang langsung di periksa oleh tim audit yang nenek siapkan dan benar saja banyak ketidak benaran di dalam laporan itu sehingga diadakan penangkapan orang-orang yang terlibat dan di mintai keterangan di hadapan seluruh direksi dan staf.
Setelah didapat kejelasan. Nenek memecat bwberapa karyawan dan juga memindahkan staf lama yang melakukan kelicikan ke bagian lain.
Keributan tak dapat terelakkan hingga saat Oma Mirna meminta srorang pengacara membacakan isi wasiat dari pemilik perusahaan Atmaja yang mwnyatakan bahwa pewaris utama Atmaja Grup adalah Arisya Maharanu Atmaja dan Sarah Atmaja.
Dua Srikandi Atmaja akan memimpin petusahaan. Namun, nenek memberikan sebuah kepitusan bahwa ia hanya akan mengawasi jalannya perusahaan sedang yang akan mengurus perusahan secara penuh adalah Arisya dan Mirna Atmaja.
Keputusan yang menuai banyak tentangan dan ancaman dari beberapa staf yang akan melakukan tindakan jika pemimpin lama mereka diganti begitu saja.
"Nama saya Arisya Maharani Atmaja, suka tidak suka saya adalah pemilik mutlak perusahaan ini cepat atau lambat saya akan memimpin perusahaan ini. Dan bagi siapa pun yang berkeberatan akan keputusan ku atas pemindahan staf. Silahkan kalian menolak. Namun, hari ini juga saya akan melaporkan kalian pada pihak yang berwajib atas kasus penggelapan uang perusahaan dan kalian tau jika itu terjadi bukan hanya kalian akan kehilangan kedudukan tapi juga kehilangan pekerjaan bahkan mungkin akan kehilangan kebebasan kalian. Saya beri kalian waktu berpikir hingga besok pagi silahkan kalian memikirkannya," ucapku tegas.
"Baik, Nona Arisya sudah mengatakan yang seharusnya ia katakan jadi silahkan kalian berkemas menuju bagian yang harus kalian tempati atau mengemas barang kalian keluar dari perusahaan ini. " ucap Oma Mirna.
Tuan Mirdad dan Tuan Mario tampak ber bisik-bisik dengan dewan dereksi. Namun, akhirnya mereka memberikan ucapan selamat pada kami dan mulai meninggalkan kami.
"Oma, nenek, apakah dewan direksi itu tidak ajan mempersulit kita? "
"Tidak Arisya, saham mereka di perusahaan ini jika di gabung hanya mencapai 60% itu pun ada 25% milik Oma jadi, saham mereka tidak memenuhi syarat untuk menolak keputusan ini. "
"Bagai mana jika mereka menarik saham mereka? "
"Itu tak mungkin Arisya, perusahaan kita cukup besar dan menguntungkan tak mungkin hanya karena kenarahan mereka itu akan melepas keuntungan yang begitu besar."
"Baik lah Oma boleh aku memeriksa proyek-proyek perusahan yang sedang atau akan kita kerjakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
meli meilia
semangatt kaakk
2022-04-16
0