Setelah tiba di rumah, aku bergegas ke kamar untuk berganti pakaian dan mulai membuka diary Ibu
Halaman pertama tertulis
Jakarta, 16 November 2000
Ku tinggalkan rasa cintaku, demi bakti pada kedua orang tua ku
Semoga yang terkasih mengerti akan apa yang telah ku putuskan
Jika bisa ku menawar jodoh pada Tuhan tentu ku ingin kau jodoh ku .
Jakarta, 17 November 2000
Maaf kan aku yang tak mampu berlari menemui mu, ku yakin kau bisa hidup tanpa aku, meski aku tak tau dapatkah aku hidup tanpamu
Dibalik cendela ini aku hanya bisa menangis melihatmu berdiri berteman panas dan terusir dengan keji, membuat luka di tubuh dan wajah. Dari balik jendela ini ku hanya bisa melihat dengan rasa sakit di hati.
Jakarta, 27 November 2000
Rasa rindu yang menyiksa! terbayang tatapan mu, senyuman mu, dan semua yang ada pada mu.
Apakah cinta salah alamat hingga mengirimkan seorang pedagang cilok itu kedalam hatiku?
Karena cinta salah alamat itu, kini si gadis kaya ini menginginkan pedagang cilok itu menjaga dan melindungi seumur hidup.
Ya.. ! Cinta ku memang salah alamat tapi cinta ini tlah tertaut dalam hati hingga tak mungkin terlepas.
Jakarta, 28 Desember 2000
Langit, apakah kisah ku begitu tak berarti.
Apakah perasaanku tak begitu kuat, hingga tak mampu menembus mu? Apakah jika aku mati hari ini, derita cinta ini akan berakhir ?
Aris dan syakira adalah sebuah cerita cinta salah alamat. Maka, ijinkan aku mengakhiri ini semua.
Air mataku mengalir bukan hanya karena tulisan itu tapi juga karena adanya noda darah yang mengering dalam lembar itu. Ku kuatkan hati ini untuk melanjutkan
Jakarta, 4 Januari 2001
Langit ternyata aku masih melihat mu, kenapa Tuhan tak membiarkan aku mati saja?
Jakarta, 5 Januari 2001
Terima kasih tante Mirna.
Aris, semoga kita bertemu
Jakarta, 6 Januari 2001
Maafkan aku tante Mirna aku harus meninggalkan kalian aku ingin bersamanya, aku yakin kami akan bahagia.
Aku Syakila Maharani yakin bisa hidup bahagia bersama pria yang kucintai Aris soetedjo.
Jakarta, 7 Januari 2001
Aku rasa tak buruk menjadi miskin, di kontrakan yang hanya sepetak ini semua serba praktis satu kamar bisa berbagai keperluan saat pagi menjadi dapur, saat siang menjadi ruang tamu dan saat malam menjadi kamar tidur.
Di sini semua orang saling berbaur seperti keluarga
Jakarta, 9 Januari 2001
Hari ini mas Aris ingin membawaku pulang ke kampung halamannya di wonosobo, untuk memperkenalkan ku pada keluarganya dan menikah di sana, ku aktifkan ponselku, begitu banyak panggilan dan pesan yang masuk dalam 4 hari, ku baca pesan yang rata-rata dari ayah, ibu, tante Mirna dan beberapa teman kuliahku, mereka menanyakan keadaan dan keberadaan ku dan Aris,
Aku sudah lama tidak berangkat kuliah dan demikian juga Aris, kami takut jika kami kuliah orang suruhan ayah akan mengetahui tempat tinggal kami dan memaksaku pulang kembali.
Ku kirim pesan pada tante Mirna bahwa aku baik-baik saja dan kami akan menikah.
10 Januari 2001
Kami berdua berangkat menuju wonosobo, perasaanku begitu senang namun takut, takut jika keluarga mas Aris tidak merestui kami, takut bila ayah menemukan kami dan masih banyak ketakutan lainnya.
11Januari 2001
Setelah perjalanan panjang dengan beberapa kali harus berganti kendaraan kami tiba di sebuah rumah joglo dihiasi ukiran nan indah, ternyata itu adalah rumah paman mas Aris, entah mengapa mas Aris membawaku ke rumah paman nya bukan ke rumah orang tuanya namun ku ikuti apa yang menjadi keputusan mas Aris,.
Kami disambut baik oleh keluarga paman, sebuah kamar yang hangat dengan cendela yang menghadap langsung kearah deretan pegunungan.
12 Januari 2001
Pagi itu paman dan mas Aris datang menemui ku, mengabarkan bahwa besok kami akan menikah, kami menikah dengan sangat sederhana di kediaman paman, sedangkan ayah mas Aris datang sebentar untuk mengucapkan selamat lalu pergi, tak ada ekspresi menolak ku. Meski begitu ganjil menurutku.
Sedangkan menurut mas Aris ayahnya sangat setuju namun ada adat yang tak bisa dilanggar ayahnya.
15 Januari 2001
Aku dan mas Aris tinggal di Bandung. Di rumah yang diberikan tante Mirna pada ku
Rumah yang sederhana namun indah di sebuah kampung di Cianjur
17 januari 2001
Hari ini kami memulai hidup baru tanpa ketakutan, mas Aris mulai berjualan kembali. Tante Mirna sering mengunjungi kami. Hidup yang kami impikan sederhana tapi bahagia.
18 Februari 2001
Tuhan begitu baik pada kami. Saat ini mas Aris telah membuat 8 gerobak cilok dengan 10 pekerja. Bahkan saat ini aku tengah mengandung buah cinta kami, semoga Tuhan selalu menjaga kebahagiaan kami.
Diary Ibu selesai hanya sampai di sini lalu ku balik halaman belakang ternyata betul ada deretan angka di sana ku coba menghubungi no itu
Tuut.. Tut.. Tut
[Halo selamat siang, bisa bicara dengan Oma Mirna?]
[ Arisya! apa ini kamu nak? ]
[Iya Oma, ini aku Arisya. ]
[Arisya... ] terdengar suara isak tangis
[Oma...aku sudah baca buku diary yang Oma berikan. ]
[Yah, begitulah kisah cinta mereka penuh air mata. Oma menemukan diary itu saat Ibu mu di bawa paksa oleh Kakek mu]
[Apa kakek menemukan mereka? ]
[Iya, saat itu usia kandungan Ibumu memasuki 6 bulan. Kakek mu dan kedua adiknya, Mirdad dan Mario membawa paksa Ibu mu. ]
[Bagai mana dengan Ayah? ]
[Mereka memukuli dan mengancam akan menggugurkan kandungan Ibu mu jika dia berani mencari atau pun menemui Ibu mu. Sedangkan Ibumu hanya menangis sepanjang hari hingga pada usia kehamilan nya yang ke 7 ia mengalami pendarahan hebat. Kamu lahir ke dunia ini dan di beri nama Arisya gabungan antara nama kedua orang tua mu sya. Namun kebahagiaan yang dirasakan Ibu mu tak bertahan lama pendarahan hebat terjadi lagi dan kali ini nyawanya tak dapat diselamatkan. Saat itu kakak-kakak ku tak menginginkan mu, karena menganggap kamu anak sial yang berasal dari keturunan rendah. Mereka berencana membuang mu kesebuah panti namun Nenek mu tidak setuju dan tetap ingin merawat mu, terpaksa keluarga besar mengijinkan Nenek merawat mu namun saat rambut mu mulai menunjukan hal yang tidak biasa Kakak-kakak ku dan keluarga besar sepakat mengirim mu kesebuah panti. Berkat Nenek kamu berhasil di ambil kembali, saat itu tak ada pilihan lain bagi nenek selain menitipkan kamu pada ku. ]
[Jadi Oma pernah merawat ku? ]
[Tak lama Arisya hanya beberapa bulan saja, karena saat itu Kakek sakit keras dan kedua adiknya yang gila harta itu mulai mencoba berbuat licik untuk menguasai harta kakek mu. Untung saja Kakek sempat membuat surat wasiat dan mengalihkan hartanya pada mu dan Nenek, berbekal surat kuasa yang diberikan nenek mu, aku mengurus semua harta itu sampai kamu siap nanti. Sedangkan nenek memilih membawa mu bersembunyi demi keselamatan mu. ]
[Kenapa kakek berubah pikiran dan menerima ku Oma? ]
[Kalau itu Oma tak tau sya. ]
[Lalu kenapa nenek juga seperti bersembunyi dari Oma padahal Oma sudah membantu Nenek?]
[Demi keselamatan mu sya. Karena selama inipun aku merasa selalu diawasi. Namun kemarin saat orang suruhan nenek meminta laporan perusahaan aku mengikuti nya. Namun gagal. Tapi ternyata Tuhan masih ingin mempertemukan kita sya. Oma bertemu nenek mu di sebuah pusat perbelanjaan. Namun sepertinya Nenek masih takut jika kamu dalam bahaya. Nenek tak ingin aku menemui mu lagi sya.]
[Kalau ayah, apa oma tau di mana ayah?]
[Maaf kan Oma sya, Oma tidak tau. Terakhir kali kami bertemu adalah saat Ibu mu di bawa paksa itu. Ayah mu begitu terpukul namun ia berpesan untuk melindungi mu semampu ku sampai ia kembali nanti. ]
Tok tok tok
"Arisyaa.. ! Kamu dah siap belum?" suara Rian mengagetkan ku.
" Iya yan! sebentar aku ganti baju dulu. "
"Aku tunggu di bawah ya! "
"Ya.
[Oma sudah dulu ya, lain kali risya telepon lagi.]
[Iya sayang]
" Ayo yan kita berangkat sekarang! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Ryoka2
Sedih😢
2022-05-16
0
lazy
wah makin penasaran thor semangat
2022-04-08
0
Lee
Masih nyicil kak othor..
sdh q favorit..
main jg kkryaq yaa..
mksih
2022-04-04
0