Nerissa duduk di hadapan cermin besar di kamarnya ia memikirkan ucapan raja dan ratu tentang kekuatan yang ia miliki.
Ia tahu akan sangat berbahaya jika ia menggunakan kekuatan yang dimilikinya saat itu, namun jauh dalam hatinya ia sangat ingin mengetahui kekuatan apa yang tersimpan dalam dirinya.
Selama ini ia hanya merasa jika dirinya sama seperti Marin. Ia bahkan merasa jika dirinya tidak lebih baik dari Marin, mengingat dirinya yang pemalas sedangkan Marin sangat rajin dan pekerja keras.
"Baiklah, aku hanya akan menjadi putri pemalas seumur hidupku tanpa ada kekuatan yang bisa kutemukan apalagi kugunakan, meski itu ada dalam diriku," ucap Nerissa dengan raut wajah muram.
"Jangan berkata seperti itu sayang," ucap bunda ratu yang tiba-tiba datang.
"Kekuatan yang kau miliki memang dapat mengundang mermaid penghancur datang, tapi dengan kekuatan cinta yang kau miliki kau akan bisa mengalahkannya, seperti kekuatan cinta ayah dan bunda dulu," lanjut sang ratu.
"Cinta? apakah cinta Nerissa pada ayah dan bunda belum cukup untuk mengalahkan Ran?"
"Itu dua hal yang berbeda sayang, cinta yang bunda maksud adalah cinta yang datang ke dalam hatimu tanpa alasan, cinta yang datang dengan tiba-tiba dan membuat hatimu bergemuruh setiap saat," jelas sang ratu.
"Nerissa tidak akan pernah merasakan hal itu bunda, bahkan jika Nerissa ingin," ucap Nerissa putus asa.
"Kau punya pangeran Merville sayang, dia menyukaimu, cobalah untuk dekat dengannya bisa jadi suatu saat nanti cinta itu akan datang dan tumbuh dalam hatimu," ucap bunda ratu.
"Kenapa bunda sangat percaya pada pangeran Merville? bukankah dia orang asing bagi kita?"
"Cadassi yang memperkenalkan pangeran Merville pada ayah dan bunda sayang, jadi tidak ada alasan untuk bunda dan ayah menolaknya, kau tahu Cadassi adalah salah satu kepercayaan kami bukan?"
Nerissa mengangguk lemah, Cadassi memang dikenal sebagai mermaid yang bijak, semua pendapat dan ucapannya selalu mampu meyakinkan raja dan ratu.
**
Di daratan.
Di salah satu perumahan mewah yang ada di pusat kota seorang laki-laki tengah memberi makan ikan ikannya yang berada di akuarium.
Sejak kecil ia sangat menyukai lautan meski kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan kapal, hal itu tidak membuatnya takut akan laut yang merenggut kedua orang tuanya.
Entah kenapa laut selalu membuatnya tenang, ikan-ikan kecil yang berenang dalam akuarium nya selalu membuat suasana hatinya membaik.
"Alvin apa kau tidak bosan menatap ikan-ikan kecil itu?" tanya Delia yang sejak tadi merasa diacuhkan oleh Alvin .
"Tidak ada alasan yang membuatku bosan Delia," jawab alvin tanpa mengalihkan pandangannya dari ikan-ikan di akuarium.
"Kau bahkan mengacuhkanku sedari tadi!" ucap Cordelia lalu beranjak pergi.
Alvin hanya tersenyum kecil lalu mengikuti Cordelia.
"Sebentar lagi papa dan mama akan datang ke sini, kau tak ingin bersiap-siap?" tanya Cordelia.
"Baiklah, aku akan berganti pakaian sebentar, tunggu lah di sini!" balas Alvin.
Tak lama kemudian Alvin kembali bersamaan dengan kedua orang tua Cordelia yang baru saja tiba.
"Selamat datang om tante, silakan masuk!" ucap Alvin menyapa.
"Tak perlu seformal itu Alvin, kau sudah kami anggap seperti anak kami sendiri!" ucap Johan, papa Cordelia.
"Terima kasih om," balas Alvin.
Mereka lalu duduk di ruang tamu, Alvin tahu jika kedua orang tua Cordelia datang sudah pasti akan ada hal penting yang akan mereka bicarakan.
"Alvin kau tahu bagaimana keadaan perusahaan kita sekarang, om harap kau bisa membantu Ricky dalam menangani masalah yang ada di perusahaan!" ucap Johan tanpa basa basi.
"Alvin akan berusaha om, tapi seperti yang om tau, hubungan Alvin dan Ricky tidak begitu baik, jadi kemungkinan besar untuk bekerja sama akan sangat sulit!" balas Alvin mengatakan yang sebenarnya.
"Om mengerti, om akan memintanya untuk lebih menghormatimu sebagai kakaknya!" ucap Johan.
"Terima kasih Om," balas Alvin.
"Seharusnya papa meminta Alvin untuk menggantikan posisi papa, bukannya Ricky yang suka membuat masalah itu!" sahut Cordelia.
"Bagaimanapun juga dia adalah kakakmu Cordelia, dia adalah anak kandung papa yang sudah pasti akan menggantikan posisi papa di perusahaan," balas sang papa.
"Dilihat dari rekam jejak mereka berdua, Delia rasa Alvin yang lebih pantas untuk menggantikan papa!" kekeh Cordelia.
"Fokus saja dengan karirmu Delia, jangan ikut campur masalah perusahaan!" sahut sang mama.
Cordelia hanya diam meski ia tidak setuju dengan keputusan sang papa yang menjadikan Ricky sebagai pengganti posisi sang papa di perusahaan.
Setelah membicarakan banyak hal tentang perusahaan itu, Cordelia dan kedua orangtuanya meninggalkan tempat tinggal Alvin.
Alvin lalu masuk ke kamarnya, berdiri di hadapan akuarium besar yang ada di kamarnya.
"Aku akan mengambil apa yang sudah menjadi hakku, apa yang seharusnya menjadi milikku tidak akan pernah berakhir menjadi milik kalian," ucap Alvin dengan mengepalkan kedua tangannya.
**
Flashback saat Alvin baru saja kehilangan kedua orang tuanya.
Saat itu Alvin masih sangat kecil. Ia hanya tinggal bersama kedua orangtuanya tanpa ada saudara baik dari mama ataupun papanya.
Orangtua Alvin meninggal dalam kecelakaan kapal yang menenggelamkan seluruh penumpang kapal termasuk dirinya, namun sebuah keajaiban membuat Alvin satu satunya penumpang yang selamat dalam tragedi itu.
Orangtua Alvin meninggalkan sebuah perusahaan besar yang sudah pasti tidak bisa Alvin kelola saat itu.
Dengan alasan ingin membantu Alvin, keluarga Airlangga mengasuh Alvin dan mengelola perusahaan milik keluarga Alvin.
Seiring bertambahnya usia Alvin, ia menyadari jika keluarga Airlangga diam diam merebut kepemilikan perusahaan keluarga Alvin.
Mereka sengaja membuat perusahaan itu seolah olah bangkrut dan memberi tau Alvin jika perusahaan yang dulunya milik keluarga Alvin kini telah berpindah kepemilikan menjadi milik Airlangga karena keluarga Airlangga lah yang memulai kembali semuanya dari bawah.
Namun semua itu hanyalah kebohongan yang Airlangga ciptakan untuk membodohi Alvin. Meski begitu keluarga Airlangga masih merawat dan membesarkan Alvin dengan baik agar citra baik mereka tetap dilihat oleh masyarakat luas.
Alvin mengetahui hal itu dari pengacara kepercayaan keluarganya. Namun saat Alvin hampir saja mempunyai bukti kejahatan keluarga Airlangga, pengacara itu meninggal tiba tiba bersama hilangnya seluruh berkas tentang keluarga Alvin dan perusahaan milik orang tuanya.
Alvin benar benar marah dan sudah bisa menduga jika semua itu adalah ulah dari keluarga Airlangga.
Sejak saat itu Alvin bersikukuh untuk keluar dari keluarga Airlangga. Memulai kembali kehidupannya dengan usahanya sendiri.
Darah pebisnis dari kedua orangtuanya mengalir dalam darahnya, membuat Alvin begitu menyukai dunia bisnis.
Otak cemerlangnya membuat kemampuan Alvin dipandang oleh banyak perusahaan besar, tak terkecuali Atlanta Grup yang sebenarnya adalah miliknya.
Alvin lalu memutuskan untuk masuk ke dalam Atlanta Grup dan menyusun rencananya dengan matang untuk merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya.
Flashback off.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Pino Kio
semangat author
2022-07-18
1
Natsya Natnat
Alvin cuma dimanfaatin buat diambil hrtanya aja
2022-07-09
1
Good Time
Alvin cuma dimanfaatin 🥺
2022-06-06
1