Masih di malam yang sama, Nerissa menyelinap keluar dari kamarnya dan mengelabuhi para penjaga istana untuk bisa keluar dari istana.
Nerissa diam diam pergi ke rumah Cadassi, ia ingin mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan Cadassi dan pangeran Merville di belakangnya.
Entah kenapa sejak melihat Cadassi yang diam diam bertemu pangeran Merville dan sikap kasar pangeran Merville pada Cadassi, membuat Nerissa mencurigai hubungan mereka berdua.
"Putri Nerissa, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Cadassi yang melihat Nerissa berenang ke arah rumahnya.
"Aaahhh.... tidak, aku.... aku hanya ingin menemui Marin," jawab Nerissa beralasan.
"Masuklah, aku akan membangunkan Marin untukmu!" ucap Cadassi.
Nerissa lalu masuk ke rumah Cadassi, namun saat Nerissa sudah masuk, Cadassi segera keluar dan mengunci pintu rumahnya dari luar.
"Kenapa kau menguncinya dari luar?" tanya Nerissa.
"Hanya untuk berjaga jaga putri, masuklah ke kamar Marin dan bangunkan dia," jawab Cadassi lalu pergi begitu saja.
"sial, aku terjebak di sini sekarang," batin Nerissa kesal.
"Aaaahhhh, putri, kau mengejutkanku saja!" ucap Marin terkejut dengan keberadaan Nerissa.
"Hai Marin, apa aku mengganggumu?"
"Tentu saja, lagipula siapa yang bertamu di tengah malam seperti ini!" balas Marin lalu menarik tangan Nerissa agar masuk ke kamarnya.
"Maaf Marin, kalau begitu tolong bukakan pintu rumahmu, aku akan pergi sekarang!"
"Tidak, kau harus tidur di sini bersamaku," balas Marin.
"apa yang harus aku lakukan sekarang, pasti Cadassi sedang menemui pangeran Merville sekarang, itu kenapa dia mengurungku di sini!" batin Nerissa dalam hati.
"Apa kau benar benar harus pergi sekarang?" tanya Marin yang melihat Nerissa tampak panik.
"Iya, aku..... aku harus mencari mahkotaku yang hilang," jawab Nerissa beralasan.
"Baiklah, aku akan menemanimu!" ucap Marin.
Namun karena pintu rumahnya terkunci dari luar, Marin tidak dapat membukanya.
"Maaf Putri, kali ini aku tidak bisa membantumu," ucap Marin bersedih.
"Apa tidak ada jalan lain yang bisa kau gunakan Marin?"
"Tidak ada putri, pintu di rumah ini hanya satu dan jendela jendela kecil itu tidak akan bisa membantumu keluar dari rumah ini," jawab Marin.
Alhasil malam itu Nerissa bermalam di rumah Marin.
Saat pagi datang, Cadassi sudah berada di rumahnya. Ia tampak sedang sibuk meracik ramuan.
"Selamat pagi ayah, apa yang sedang kau buat?" tanya Marin penasaran.
"Aku sedang membuat ramuan untuk ratu, bagaimanapun dengan putri Nerissa, apa dia tidur nyenyak di sini?"
"Iya, dia tertidur nyenyak bersamaku, tapi apa yang terjadi pada ratu?"
"Semalam ratu tiba tiba jatuh pingsan dan tubuhnya sangat lemah, aku harus membuatkannya ramuan yang bisa mengembalikan kesehatannya," jawab Cadassi.
Nerissa yang sudah terbangun begitu terkejut mendengar apa yang Cadassi ucapkan. Semalam ia baru saja bertemu bundanya dan bundanya tampak sehat dan baik baik saja.
"bagaimana mungkin bunda bisa tiba tiba sakit dalam waktu singkat?" batin Nerissa bertanya tanya.
"Apa yang terjadi pada bundaku Cadassi?" tanya Nerissa yang baru saja keluar dari kamar.
"Oh putri, selamat pagi, ratu sedang sakit sekarang, aku harus segera memberinya obat ini," jawab Cadassi.
Cadassi, Nerissa dan Marinpun segera pergi ke istana untuk melihat keadaan ratu.
"Bunda, apa yang terjadi pada bunda? kenapa bunda tiba tiba sakit?" tanya Nerissa khawatir.
"Ini adalah salah satu tanda kebangkitan Ran sayang, tak akan lama lagi dia akan menyebabkan penghuni Seabert mati satu per satu," jawab ratu Nagisa bersedih.
"Itu tidak akan terjadi bunda, bunda jangan mengkhawatirkan hal itu!" ucap Nerissa.
"Kalau kau tidak ingin hal itu terjadi maka menikahlah Putri, menikahlah dengan pangeran Merville!" sahut Cadassi.
"Bunda cepatlah sembuh, Nerissa akan mencari cara untuk bisa menghentikan kebangkitan Ran," ucap Nerissa lalu keluar dari kamar sang bunda diikuti dengan Marin.
"Putri, apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Marin, namun Nerissa hanya diam, ia berenang cepat ke arah ruang baca istana.
"Ratu bilang kebangkitan Ran? apa itu artinya kau telah menemukan kekuatanmu?" tanya Marin namun diabaikan oleh Nerissa.
"Putri, tolong jawablah aku!" ucap Marin dengan menarik ekor Nerissa.
"Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang ada hal penting yang harus aku lakukan Marin, tolong kau mengerti situasi sekarang," ucap Nerissa yang terlihat serius.
Marin hanya diam dengan menganggukan kepalanya pelan. Jika Nerissa sudah berbicara serius kepadanya itu artinya ia tidak bisa membantah lagi.
Hari itu Nerissa akan menghabiskan waktunya di ruang baca istana, ia akan mencari tau banyak hal yang tidak pernah ia tau selama ini.
**
Di rumah Alvin.
Hari itu adalah hari Minggu, waktu bagi Alvin untuk menghabiskan harinya bersama semua akuarium di rumahnya.
Dengan celana pendek dan kaos berlengan pendek, Alvin membersihkan satu per satu akuarium di rumahnya.
Tiba tiba bel pintu rumahnya berbunyi, Alvin lalu membukanya dan sedikit terkejut dengan kedatangan Cordelia bersama kedua orangtuanya.
"Selamat pagi om, tante, silakan masuk!"
Merekapun masuk dan duduk di ruang tamu.
"Alvin ganti baju sebentar om!" ucap Alvin namun dicegah oleh Johan, papa Cordelia.
"Tidak perlu Alvin, duduklah dulu!"
Alvin lalu duduk dan sudah bisa menerka apa yang akan tamunya bicarakan padanya.
"Alvin, ku dengar kau dan Cordelia sedang bertengkar karena ikan?" tanya mama Cordelia.
"Iya benar tante, Alvin minta maaf sebelumnya tapi apa yang Cordelia lakukan sudah sangat kelewatan," jawab Alvin.
"Tante harap kau bisa memaafkan Cordelia karena masalah kecil ini, lagipula itu hanya ikan, jangan terlalu berlebihan Alvin, Tante bisa memberimu banyak ikan yang sama!"
Alvin menghela napasnya panjang mendengar ucapan mama Cordelia.
"Ini bukan tentang harga dari ikan itu Tante, tapi tentang Cordelia yang tidak bisa menjaga sikapnya dengan baik," ucap Alvin yang membuat mama Cordelia mengernyitkan dahinya mendengar keberanian Alvin mengatakan hal itu padanya.
"Berani sekali kau....."
"Sudahlah ma, Alvin benar, Cordelia memang bersalah dan sudah seharusnya dia meminta maaf pada Alvin," ucap papa Cordelia menangkan sang istri.
"Maafkan aku Alvin, aku tidak akan mengulanginya lagi, aku akan menjaga dan menyayangi ikan ikan itu sepertimu," ucap Cordelia pada Alvin.
"Tolong maafkan Cordelia Alvin, kau tau dia memang sedikit ceroboh dan manja, kita sudah menyempatkan waktu kita untuk datang ke sini, apa kau masih tidak bisa memaafkannya?" ucap papa Cordelia.
"Baiklah om, Tante, saya akan memaafkan Cordelia, tapi jika hal seperti ini terjadi lagi saya harap om dan tante bisa menghargai apapun keputusan saya nanti," balas Alvin.
"Om mengerti Alvin, Cordelia pasti bisa belajar dari kesalahannya, iya kan sayang?"
"Iya pa, Cordelia tidak akan melakukan itu lagi!" ucap Cordelia dengan tersenyum senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Natsya Natnat
smngat thor
2022-08-04
1
Duwita Sari
mngkn ada yg sngja bikin ratu sakit psti itu penghianat istna
2022-07-18
1
Sinta Putri
Cadassi ini patut dicurigai bnget
2022-07-07
2