Nerissa dan Marin telah sampai di Seabert. Marin pulang ke rumahnya, begitu juga Nerissa yang kembali ke istana.
"Kenapa kau lama sekali sayang, bunda sangat mengkhawatirkanmu!" ucap bunda ratu saat melihat Nerissa masuk.
"Maafkan Nerissa bunda, Nerissa dan Marin terlalu asik bermain di sana sampai lupa waktu," balas Nerissa beralasan.
"Tunggu dulu, dimana mahkotamu Nerissa?"
"Aahh, ini.... mmmmm..... tadi.... tadi Nerissa tidak sengaja menjatuhkannya dan ada beberapa bagian yang patah, Nerissa meminta Marin untuk memperbaikinya bunda," jawab Nerissa yang terpaksa berbohong.
"Patah? apakah terjadi sesuatu yang tidak bunda tau sayang? mahkota itu bukan mahkota biasa, dia tidak akan bisa patah dengan mudah, jadi apa yang membuatnya bisa patah?" tanya bunda curiga.
"Apa bunda sedang marah sekarang?" tanya Nerissa berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Tidak sayang, bunda tidak sedang memarahimu, bunda hanya ingin tau apa yang membuat mahkota itu patah!" jawab bunda ratu.
Nerissa lalu memeluk sang bunda dan berharap jika sang bunda akan melupakan tentang mahkota itu.
"aku harap bunda tidak mengingat kejadian malam ini dan tidak membahas masalah mahkota itu sampai aku menemukannya," ucap Nerissa dalam hati.
Tiba tiba ia merasa hawa disekitarnya terasa lebih dingin, rumput laut yang bergoyang tiba tiba berhenti untuk beberapa detik, begitu juga dengan ubur ubur disekitarnya yang tiba tiba berhenti untuk beberapa saat lalu kembali bergerak seperti semula.
"Ada apa sayang? apa kau merindukan ayahmu?" tanya bunda ratu tiba tiba.
Nerissa lalu melepaskan pelukannya pada sang bunda dan menatap bundanya penuh tanda tanya.
"Kau selalu memeluk bunda tiba tiba saat merindukan ayahmu, mau tidur bersama bunda malam ini?"
"Iii.... iya....." jawab Nerissa ragu.
"apa bunda sudah melupakan tentang mahkota itu? tapi kenapa tiba tiba bunda membicarakan tentang ayah?" batin Nerissa tak mengerti.
Nerissa lalu berjalan masuk ke kamar sang bunda dan tidur bersama sang bunda malam itu.
**
Di rumah Alvin.
Setelah selesai bersiap, Alvin keluar dari rumah untuk segera berangkat ke kantor. Saat ia baru saja membuka pintu rumahnya, Cordelia sudah menunggunya di depan pintu.
"Akhirnya kau keluar Alvin, sudah lebih dari satu jam aku menunggumu di sini!" ucap Cordelia.
Alvin mengabaikan Cordelia dan berjalan ke arah garasinya.
"Alvin aku ke sini karena ingin meminta maaf padamu, aku benar benar menyesal Alvin!" ucap Cordelia sambil mengejar Alvin, namun Alvin tidak menghiraukannya.
"Kalau kau tidak memaafkanku, aku akan memberi tahu semua orang bahwa kau yang sudah membuatku ditahan di penjara!" ancam Cordelia.
Alvin hanya menatap datar ke arah Cordelia sambil menyalakan mesin mobilnya. Ia benar benar laki laki yang dingin.
"Baiklah kalau itu maumu, dalam sekejap karirmu bisa saja hancur Alvin, tidak akan ada lagi perusahaan yang mau mempekerjakanmu kecuali perusahaan papaku!" lanjut Cordelia pantang menyerah.
"Lakukan semua yang kau mau Delia, lagipula aku mempunyai bukti yang akan membuatmu termakan ucapanmu sendiri!" balas Alvin.
"Bukti? bukti apa yang kau maksud Alvin?"
"Bukti kalau semua yang kau lakukan di depan kamera hanya pencitraan, dirimu yang sesungguhnya sangat berbanding terbalik dengan apa yang kau tunjukkan di media," jawab Alvin.
Delia terdiam mendengar ucapan Alvin padanya.
"Lanjutkan apa yang mau kau lakukan, tapi bersiaplah jika karirmu akan hancur dalam sekejap mata dan semua orang akan membencimu!" ucap Alvin lalu mengendarai mobilnya meninggalkan Cordelia.
Cordelia menghentak hentakkan kakinya di lantai kesal karena ancaman Alvin padanya.
"Bukti apa yang dia punya? apa dia benar benar akan membuat karirku hancur? aaarrgghhh kau memang selalu menyebalkan Alvin!"
Cordelia lalu berjalan keluar dari rumah Alvin dengan kesal.
**
Di perusahaan Atlanta Grup.
Alvin sudah berada di ruangan meeting bersama para anggota meeting lainnya, namun pimpinan mereka belum juga menampakkan batang hidungnya.
Semua yang ada di ruangan itu satu per satu mulai mengeluhkan sikap Ricky yang tidak bisa bertanggungjawab pada pekerjaannya, namun mereka tidak bisa melakukan apapun karena Ricky adalah anak pertama dari pemilik perusahaan besar itu, setidaknya itulah yang mereka tau saat itu.
Satu jam berlalu dan Ricky baru saja datang. Dengan santainya ia memulai meeting tanpa meminta maaf atas keterlambatannya.
"Kalian tidak perlu bekerja terlalu keras, biarkan apa yang terjadi saat ini berjalan dengan sebagaimana mestinya," ucap Ricky di tengah tengah meetingnya.
"Maaf pak Ricky, bukankah kita harus melakukan gebrakan baru untuk menaikkan nilai saham kita?" tanya yang lain.
"Perusahaan ini akan bangkrut, untuk apa membuang banyak dana hanya untuk mempertahankan perusahaan yang sudah di ujung tanduk?"
"Tapi pak Johan meminta kita untuk menaikkan nilai saham perusahaan ini, kita harus mengusahakannya dulu sebelum...."
"Oke, saya rasa meeting hari ini selesai, silakan kembali ke ruangan masing masing!" ucap Ricky memotong ucapan Alvin.
Alvin hanya menghela nafasnya dan semua yang ada di sana hanya saling pandang melihat sikap Ricky.
Ricky hanya tersenyum tipis lalu meninggalkan ruangan meeting begitu saja.
"untuk apa mempertahankan perusahaan yang bukan milikku, akan lebih baik kalau aku menjualnya saat sahamnya sedang turun supaya aku mudah mendapatkan gantinya," batin Ricky dalam hati.
Alvin lalu keluar dari ruangan meeting dan masuk ke ruangannya.
"Alvin!" panggil Daniel.
"Kau sudah melihat berita pagi ini?" tanya Daniel penuh semangat.
"Ini masih terlalu pagi Daniel, aku bahkan belum melihat ponselku!" jawab Alvin.
Daniel lalu menunjukkan sebuah video konferensi pers yang dilakukan Cordelia.
Di sana, Cordelia menjelaskan jika ia ditahan di penjara karena ia sudah membuat seorang laki laki kesal. Cordelia menjelaskan jika ia sudah berusaha meminta maaf namun laki laki itu malah mengabaikannya dan mengancamnya.
Daniel lalu menunjukkan komentar komentar netizen mengenai apa yang Cordelia jelaskan dalam konferensi pers itu.
"Tunjukkan siapa laki laki itu, akan aku pastikan hidupnya menderita!"
"Berhentilah minta maaf pada laki laki itu Delia, kau tidak mungkin melakukan kesalahan dengan sengaja!"
"Ayo kita cari tau siapa laki laki yang dimaksud Delia, jangan biarkan idola kita dipermalukan seperti ini!"
Dan masih banyak lagi kecaman yang mereka tujukan pada laki laki yang dimaksud Delia. Selama ini Cordelia memang mempunyai banyak penggemar karena sikap baik yang ia tunjukkan di media, itu kenapa mereka bisa dengan mudah membela Cordelia tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.
Biiiipppp biiiiippp biiiipp
Ponsel Alvin berdering, sebuah pesan masuk dari Cordelia.
"Aku hanya menyebut seorang laki laki, aku sama sekali tidak menyebut namamu dan identitasmu tapi jangan salahkan aku kalau akhirnya mereka mengetahui siapa laki laki yang ku maksud!"
Alvin hanya tersenyum tipis lalu kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya dan pergi meninggalkan Daniel begitu saja.
Daniel hanya menggaruk garuk kepalanya melihat sikap santai Alvin. Jika dirinya adalah Alvin, ia pasti sudah panik dan melakukan segala cara untuk meredam amarah netizen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Pino Kio
gk ada yg tau kkuatannya kcuali dia sndri
2022-08-04
1
Sinta Putri
aku jg mau punya kekuatan kyak Nerissa bsa bkin org lupa
2022-06-28
1
Duwita Sari
ibuny Nerissa gk tau kekuatan Nerissa?
2022-06-23
1