***
Mengetuk pintu kamar putrinya pelan baru membuka dan menghampirinya. Glenda hanya bisa mendengus kesal, ia lalu mengambil tisu basah yang ada di sana dan memoles tisu itu diwajahnya agar noda lipstik dipipinya itu hilang.
"Wah lihat, kau cantik sekali. Ada apa kau berdandan? Apakah kau akan pergi dengan pria itu?" Fidela sudah tahu tentang Austin, Glenda sudah menceritakan semua hal tentang Austin pada wanita yang menjadi mamanya itu.
"Tidak. Tapi hari ini Austin akan datang kemari dan bertemu dengan papa serta mama," ujar Glenda yang kemudian mengulang kembali memoles bibirnya dengan lipstik.
"Dia akan kemari hari ini?" Fidela terkejut. Glenda mengangguk pelan.
"Kenapa kau tidak bicara sebelumnya sayang, agar mama bisa masak lebih dulu dan berdandan dulu agar mama juga terlihat cantik." Fidela heboh sendiri.
"Mama bisa melakukannya sekarang, lagipula Austin akan tiba siang nanti."
"Benarkah? Bagus! Kalau begitu mama akan bersiap dulu, memasak setelah itu berdandan." Fidela bergegas pergi dari dalam kamar Glenda tanpa menutup pintu kamarnya, Glenda mendelik kesal ke arah pintu. Kebiasaan mamanya itu selalu berhasil membuatnya emosi jiwa.
*
Glenda membuka pintu depan dan mendapati Austin yang kini berdiri dihadapannya seraya tersenyum, ditangannya ia membawa bunga dan buah tangan untuk keluarga Glenda. "Masuklah," ujar Glenda seraya mempersilahkan. Austin melangkah masuk mengikuti Glenda yang kemudian membawanya menuju ruang tengah dimana Travis dan Fidela sudah menunggu Austin sejak tadi. Austin duduk setelah memperkenalkan diri dan mengobrol beberapa hal kecil sebagai basa-basi, setelah itu berlanjut pada topik yang perlahan menyangkut pada maksud utamanya datang ke sana.
"Jadi apa yang membuatmu tertarik dengan Glenda, dan kenapa kau ingin menjadikan Glenda sebagai pasanganmu?" Tanya Travis yang sudah mulai lelah dengan basa-basi yang berkepanjangan itu.
"Yang membuat saya tertarik dengan Glenda adalah sifatnya yang lemah lembut dan juga hangat, itu membuat saya nyaman dan yakin untuk memilihnya sebagai pasangan saya. Saya tidak peduli dengan penampilannya, ataupun hartanya. Karena pada dasarnya, cantik itu relatif. Dan lagipula bagi saya, cantik itu dinilai dari dalam hatinya. Bukan penampilannya." Jelas Austin meyakinkan, ia menatap Glenda dengan tangan menggenggamnya, wajahnya dihiasi senyum. Glenda menunduk dengan wajah bersemu.
Travis mengangguk-anggukkan kepala menyimak ucapan Austin yang terdengar tulus. "Jadi, bisa disimpulkan kau tertarik dengan Glenda bukan karena tahu dia adalah orang kaya?"
"Bukan." Austin menggeleng pelan.
"Baiklah, bagaimana denganmu Glenda? Semua keputusan ada ditangan mu, papa dan mama hanya bisa mendukungnya," kata Travis. Glenda menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Aku mau," ucapnya memperjelas.
"Baiklah kalau begitu kita langsung tentukan saja tanggal pertunangannya." Finalnya membuat Glenda dan Austin tersenyum mendengarnya. Travis dan Fidela lalu mulai disibukkan menentukan tanggal pertunangan untuk Glenda dan Austin, setelah mendapatkan tanggal yang cocok dan setelah menentukan konsep dan lain sebagainya mereka lalu berlanjut ke meja makan untuk mencoba makanan yang telah dibuatkan oleh Glenda dan Fidela. Walaupun Glenda payah dalam menguruskan badan tapi ia ahlinya dalam memasak, dia bukan hanya pintar makan saja. Glenda belajar banyak tentang memasak dan kebersihan rumah dari Fidela yang memang sudah ahli dan berpengalaman mengurus rumah. Terbukti rumah sebesar istana itu selalu bersih karena kerja keras Fidela dan Glenda.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Sky
aku pengen Jambak si Anastasya
2022-02-15
0
Sky
parah banget sih emang
2022-02-15
0
Sky
gila sih
2022-02-15
0