Change VII - Austin

***

"Apa? Papa tega sekali." Glenda menatap papanya degan raut wajah masam.

"Itu agar kau lebih cepat kurus."

"Sudahlah jangan terus berdebat. Sekarang ayo kita makan." Fidela memotong perdebatan mereka. Wanita itu meraih beberapa lauk yang telah dibuatnya ke dalam piringnya. Lalu beralih mengambilkannya untuk suami dan anaknya.

*

Glenda berjalan memasuki gym dengan langkah pelan, pandangannya mengedar ke sekeliling gym untuk mencari sosok Austin. "Tampaknya dia belum tiba," gumam Glenda saat dirinya tidak menemukan Austin dimanapun. Glenda lalu menghampiri beberapa alat di sana dan mulai menggunakannya sementara menunggu Austin tiba. Tidak lama ketika dirinya tengah menggunakan treadmill, Austin tiba dan menghampirinya; menggunakan treadmill yang bersebelahan tepat di dekat yang dia gunakan.

"Hai, kita bertemu lagi." Sapa Austin membuat Glenda beralih fokus padanya. Glenda tersenyum dengan wajah bersemu, akhirnya yang ia tunggu-tunggu itu tiba juga.

Austin memfokuskan diri menggunakan benda itu, sementara itu Glenda tak ingin kalah dari Austin dan ikut lebih semangat.

Selesai berolahraga, Glenda memutuskan untuk beristirahat sejenak kalau dirinya tidak ingin pingsan dan menyusahkan semua orang di gym. Ia terduduk di salah satu kursi yang ada di sana, meraih botol air minum miliknya dan meneguknya rakus guna menghilangkan rasa haus.

Austin yang baru selesai, kemudian menghampiri Glenda dan duduk tepat disampingnya. Ia tersenyum sembari memperhatikan Glenda yang terduduk disampingnya. Merasa diawasi oleh dua pasang mata Austin. Ia menoleh ke arah Austin yang melihatnya. Glenda tertegun saat pria itu terus saja memperhatikannya dari dekat.

"Kau memiliki mata yang indah," gumam Austin menatap irish mata Glenda. Wanita gemuk itu hanya diam seraya tersenyum simpul mendengarnya, kedua pipinya bersemu setiap kali Austin terus saja menggodanya. "Omong-omong siapa namamu?"

"N-namaku Glenda." Glenda menyodorkan tangannya ke arah Austin.

"Nama yang indah untuk bidadari sepertimu. Namaku Austin." Austin menjabat tangannya. Saat permukaan kulit Glenda bersentuhan dengan Austin, ia merasakan kehangatannya, tangannya bertenaga di penuhi dengan urat. Tidak lama, keduanya melepaskan genggaman tangan mereka masing-masing. "Sepertinya kau sering kemari?"

"Tidak juga, hanya beberapa kali saja dalam seminggu dan kebetulan saja kita bertemu lagi," gumam Glenda. Austin hanya mengangguk-angguk menyimak ucapannya.

"Oh ya, apakah setelah ini kau memiliki waktu kosong? Jika boleh, aku ingin kenal lebih dekat denganmu. Bagaimana kalau kita mengobrol sambil makan bersama? Pasti menyenangkan."

"Ma-makan bersama?" Glenda mengulang ucapan Austin. Pria itu mengangguk mengiyakan, "k-kita berdua saja?" Glenda memastikan lagi dan Austin kembali menjawab dengan anggukan kepala, pria itu tersenyum mendengar kalimat Glenda yang tampak tidak percaya dengannya. Glenda terdiam, siapapun tolong tampar dia! Glenda benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya dari Austin.

"Hey? Kenapa kau malah melamun? Kau mau atau tidak?" Ujar Austin membuat Glenda dalam seketika tersadar dari lamunannya. "A-aku mau, tapi… apakah kau tidak bekerja?" Glenda terbata.

"Kebetulan aku sedang mengambil cuti, rencananya aku ingin mencari pekerjaan baru dan berhenti dari kantor lamaku. Maka dari itu aku kosong untuk saat ini."

*

Glenda terduduk seraya menatap pria tampan yang tengah menikmati makanannya tepat dihadapannya, ia masih belum bisa percaya kalau Austin akan mengajaknya makan bersama seperti ini. Apalagi restoran mewah.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!