Change XI

...***...

Glenda terdiam dengan berderai air mata, ia masih berusaha untuk menahan tangisnya tetapi memang sudah tidak bisa. Ia mengatur napasnya yang amat menyesakkan saat ia mendapati kabar-kabar yang menyayat hatinya. Beberapa artikel selama seminggu terakhir berhasil membuatnya merasa bodoh karena sudah membuat Austin dan Anastasya bersatu dalam kubunya untuk membantu mempertahankan perusahaan ayahnya.

Sementara itu, Austin dan Anastasya kini terdiam tak bersua; pun Fidela yang memang tidak tahu harus berbicara apa. Fidela sendiri masih tidak percaya kalau hal ini bisa terjadi, ia juga masih berharap kalau semua gosip antara Austin dan Anastasya yang dikabarkan memiliki hubungan, itu salah. Glenda disampingnya menyeka air matanya seraya berucap, "jelaskan padaku. Apakah semua gosip tentang kalian di artikel itu benar?" Glenda sudah tidak tahan, pasalnya bukan hanya satu kali berita tentang skandal itu muncul. Setelah pertama kali ia melihat skandal tentang Austin dan Anastasya yang tengah bermesraan di koridor hotel satu Minggu yang lalu; mereka bilang tidak terjadi apa-apa dan yang ada di foto itu hanya sebuah ketidaksengajaan yang memang tidak pernah diduga akan muncul di artikel dan menjadi awal kemunculan skandal lainnya. Berbagai skandal lainnya muncul tentang hubungan mereka semenjak mereka tertangkap basah melakukan hal-hal yang biasa dilakukan pasangan pada umumnya, dan itu benar-benar berhasil membuat Glenda sakit hati karena merasa dibodohi oleh kedua orang yang dipercayanya. Bahkan akibat skandal yang muncul ini, selain orang-orang mengira mereka memiliki hubungan yang spesial, banyak juga yang berasumsi kalau Anastasya sebenarnya adalah pewaris tunggal Elvaretta Corp, apalagi saat foto-foto mesranya dengan Austin tertangkap kamera. Ditambah lagi masyarakat luas belum tahu siapa sosok sebenarnya pewaris tunggal Elvaretta Corp, serta menurut yang mereka tahu status Austin adalah tunangan dari pewaris Elvaretta Corp.

Lama terdiam, Austin lantas meraih tangan Glenda dan menggenggamnya. "Dengar sayang, kau jangan percaya pada semua berita yang bermunculan di internet, berita, dan koran, karena itu semua tidak benar. Mana mungkin aku memiliki hubungan dengan Anastasya yang sudah jelas-jelas adalah temanmu sendiri, aku tidak mungkin selingkuh dengan temanmu sendiri." Austin menjelaskan dengan lemah lembut, ia beradu pandang dengan Glenda; tepat menatap kedua irish matanya agar Glenda benar-benar percaya dengan apa yang baru saja ia katakan. "Benar apa yang dikatakan Austin, tidak mungkin aku memiliki hubungan dengannya. Lagipula kau tahu sendiri kalau kita sudah berteman sangat lama, dan aku bahkan sudah menganggapmu sebagai saudariku sendiri. Jadi tidak mungkin aku mengkhianati saudariku sendiri dan merebut tunangannya. Orang-orang hanya salah paham saja tentang hubungan kita, apalagi khalayak umum masih penasaran dengan siapa sebenarnya pewaris tunggal Elvaretta Corp. Media mengeluarkan semua berita ini justru untuk menjebakmu agar kau keluar dan menampakkan dirimu, agar semua rasa penasaran mereka selama ini terjawab tentang siapa sebenarnya pewaris Elvaretta Corp. Maka dari itu, jangan percaya begitu saja pada semua yang tertulis di artikel mereka." Anastasya menimpali.

Glenda dan Fidela terdiam, penjelasan dari Anastasya dapat dibenarkan juga. Ia bahkan tidak berpikir jauh sampai ke sana. "Untuk saat ini biarkan semua orang berpikir kalau Anastasya adalah pewaris Elvaretta Corp, agar kau tidak perlu repot-repot membongkar identitas mu pada publik, dan mulai saat ini; kau jangan percaya pada semua berita yang bermunculan mengenai aku dan Anastasya. Karena kau tahu sendiri, kebenarannya adalah aku dan Anastasya memang tidak memiliki hubungan apa-apa. Jangan pernah curiga lagi pada kami, oke?" Austin mencium punggung tangan Glenda penuh kelembutan. Perlahan Glenda menganggukkan kepala, setuju dengan ucapannya.

...*...

Glenda membukakan pintunya saat mendapati Austin tiba masih dengan mengenakan stelan jas kantornya. Ia tersenyum menyambut kedatangannya. "Omong-omong ada apa kau kemari sayang? Bukankah ini masih jam kerja?" Tanyanya begitu ia mempersilahkan Austin masuk. "Ada beberapa berkas yang harus aku cari di ruang kerja papa. Bolehkah aku mencarinya? Aku tidak akan lama karena setelah aku menemukan berkasnya, aku harus kembali ke kantor untuk mengurus semua pekerjaanku." Jelas Austin.

"Begitu ya, boleh. Kau langsung masuk dan cari saja." Glenda mempersilahkan. "Terima kasih, omong-omong kenapa sepi? Apakah mama sedang keluar?" Austin mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

"Iya. Mama sedang berbelanja bahan dapur dan aku diminta untuk membereskan rumah. Oh ya, apakah kau ingin aku buatkan minuman?"

"Tidak perlu, aku benar-benar hanya akan sebentar setelah itu pergi lagi," kata Austin. Glenda menganggukkan kepalanya pelan lalu berucap, "baiklah." Austin beranjak pergi dari sana, menaiki tangga menuju lantai dua untuk mencari berkas yang memang tengah dicarinya. Tiba di dalam ruang kerja Travis, ia segera menutup pintunya rapat dan tidak lupa menguncinya agar Glenda tidak bisa masuk. "Dimana si tua bangka itu menaruhnya…" Austin bergumam pelan, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling setelah itu segera menghampiri satu persatu barang-barang yang ada di sana. Austin mengeceknya dari laci di meja kerjanya tapi tidak ada, berlanjut ke rak yang ada di sana hingga akhirnya ia menemukan apa yang dicarinya. Benda itu berada di dalam sebuah lemari kecil yang letaknya tidak jauh dari meja kerja Travis berada. Austin tersenyum simpul dan mengecek ulang semuanya.

"Sempurna, aku berhasil mendapatkannya," gumamnya pelan. Ia beranjak pergi meninggalkan ruang kerja Travis dengan berkas tersebut ditangannya. Ia menemui Glenda sebentar untuk berpamitan. "Kau sudah menemukannya?" Ucap Glenda begitu Austin menghampirinya.

"Ya, aku menemukannya. Terima kasih karena sudah mengizinkan aku mencarinya."

"Bukan masalah," sahut Glenda sembari tersenyum ke arahnya. "Oh ya, mungkin nanti aku akan membutuhkan tanda tanganmu untuk beberapa berkas ini. Tapi sebelumnya aku harus mengeceknya lebih dulu, baru setelah selesai maka aku akan kembali lagi dan meminta tanda tanganmu." Kata Austin.

"Baiklah," Glenda menganggukkan kepalanya mengiyakan, Austin lantas mendaratkan sebuah kecupan di kening Glenda. Berlanjut pergi meninggalkan wanita itu seorang diri dengan pekerjaannya. Glenda mengantarkan Austin hingga ke depan rumahnya, ia melambaikan tangannya seraya tersenyum melihat kepergian Austin yang kini beranjak meninggalkan rumahnya.

"Aku senang karena satu persatu masalah yang datang padaku bisa diselesaikan. Termasuk masalah skandal beberapa Minggu lalu tentang tuduhan adanya hubungan antara Austin dan Anastasya. Setelah skandal itu… Austin jadi semakin perhatian padaku, dia juga jadi lebih sering menghubungiku. Aku benar-benar senang," gumam Glenda pelan. Ia melenggang masuk setelah mobil Austin yang dilihatnya itu kini hilang dari pandangannya. Tidak lupa Glenda menutup pintu rumahnya setelah itu melanjutkan kembali pekerjaan yang diberikan Fidela.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!