***
"Jujur saja semenjak pertama kali aku bertemu denganmu, aku sudah merasa nyaman. Kau itu istimewa dan berbeda dari wanita lain yang pernah aku temui selama ini, kau itu memiliki hati yang hangat dan sikap yang lemah lembut. Hal itu yang membuatku luluh…" Austin mengambil jeda sejenak, tangannya merogoh sesuatu dari dalam kantong celana yang dipakai olehnya sementara itu Glenda terdiam dengan jantung berdebar tak karuan, ia berhasil dibuat gelisah olehnya.
"Glenda… aku menyukaimu, aku mencintaimu melebihi apapun yang ada di dunia ini. Maukah kau bertunangan denganku?" Austin mengeluarkan kotak dari dalam sana dan menyodorkannya tepat ke arah Glenda, membuka kotak cincin itu. Glenda tertegun tak bisa berkata-kata, kilau dari permata yang ada di cincin itu berhasil membuat Glenda terharu. Ia menatap bergantian antara cincin di dalam sana dengan Austin yang ada dihadapannya.
"T-tunangan?" Tanya Glenda memastikan.
"Iya. Menurutku tidak perlu membuang-buang waktu hanya untuk berpacaran, aku sudah yakin ingin bersama denganmu selamanya. Jadi… apakah kau mau?" Austin berusaha meyakinkan.
"Tapi… apa yang kau lihat dariku? Aku tidak cantik, aku juga tidak memiliki tubuh sebagus model-model yang muncul di majalah kecantikan. Tapi kenapa kau bisa menyukaiku?" Glenda meragu.
"Jawabannya hanya satu, yaitu isi hatimu. Kau memiliki hati yang hangat dan selalu bisa membuatku nyaman, itulah yang membuatku suka padamu." Glenda yang mendengarnya berkaca-kaca menahan haru. "Jadi… apa jawabanmu?" Tanya Austin lagi. Glenda menganggukkan kepalanya pelan.
"Iya… aku mau," ujarnya memperjelas seraya tersenyum. Austin ikut merekahkan senyumannya di sana, pria itu lalu meraih satu cincin yang ada di dalam dan mengenakannya pada jari manis Glenda. Pas. Entah darimana Austin tahu ukuran lingkar jari manisnya, tapi itu benar-benar pas dengan jemari besarnya.
"Ternyata pas," gumam Austin. Glenda menatap jari manisnya, ia tersenyum simpul memandangi kilau cincin yang tampak indah itu. Ia beralih fokus, meraih cincin lainnya di dalam sana dan memasangkannya di jari Austin.
Austin beranjak duduk merapatkan tubuhnya pada Glenda dan merangkul pundak lebarnya. "Secepatnya aku akan menemui kedua orangtuamu untuk meresmikan hubungan kita," ucap Austin yang diangguki oleh Glenda.
*
Glenda terduduk di depan cermin yang ada dihadapannya, ia baru saja selesai mengenakan gaun berwarna merah muda pendek yang baru saja dibelinya beberapa waktu lalu. Hari ini Austin akan datang kerumahnya dan menemui kedua orangtuanya untuk meminta restu seraya meresmikan hubungan mereka. Wajah wanita itu berseri-seri, ia kini menyisir rambutnya dan menatanya sedikit setelah itu memoles wajah dan bibirnya dengan make-up miliknya. Hari ini adalah dua Minggu kemudian setelah Glenda resmi menerima Austin, dan setelah menunda-nunda waktu pertemuan Austin dengan ayahnya Glenda karena urusan bisnis, akhirnya Austin bisa bertemu dengan ayahnya Glenda yang kebetulan Minggu ini ada di rumah.
Fidela membuka pintu kamar putrinya itu spontan, hal itu membuat Glenda yang terduduk di sana tersentak kaget sampai-sampai lipstik merah muda yang dikenakannya itu melewati bibirnya dan menggores pipinya, membuatnya terlihat seperti akan berdandan seperti badut.
"Mama!" Glenda baru saja ingin protes sebelum Fidela yang menyadari baru saja membuat kesalahan langsung menutup pintu kamar Glenda, lalu mengulang kembali semuanya. Mengetuk pintu kamar putrinya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments