"Kalau begitu, jauhi mereka!" Hanya itu jurus pamungkas yang dikeluarkan sang Mama. Wanita paruh baya itu takut jika hubungan putranya dengan Glen akan dibayang-bayangi orang ketiga. Itu sangat tidak nyaman sekali.
"Sudah, Ma. Mereka yang terus saja mendekatiku." Selama ini, Darsh tidak pernah mendekati mereka. Mereka saja yang terlalu agresif. Setelah Aimee dan Helga, sekarang muncul lagi Clianta. Ketiga gadis itu seperti hantu yang tiba-tiba datang dan terkadang meneror kehidupannya seperti malam ini.
Ting.
Ponsel Darsh berbunyi. Ada pesan masuk yang langsung dibukanya. Ternyata pesan balasan dari Frey.
[Dia terus saja mengejar mobilmu. Aku mau mampir ke Cafe, biar dia berhenti karena telah melihatku dan bukan melihatmu. Bagaimana menurutmu?]
Hemm, gadis itu selalu saja nekat.
[Terserah kamu saja, Frey. Aku sudah sampai rumah.]
"Darsh, kalau kamu belum makan malam, tanyakan pada pelayan. Mama ingin beristirahat." Olivia keluar kamar putranya.
Setelah Mamanya keluar dan membalas pesan Frey, Darsh meletakkan kembali ponselnya di atas meja belajar. Dia mau menulis pesan singkat untuk Glen. Sepertinya hanya pesan itu yang membuat Darsh kecanduan untuk menulis.
Sementara ditempat lain, Frey terus saja mengecoh Helga sampai lelah. Gadis itu tidak menyerah. Akhirnya, Frey membelokkan mobilnya menuju Cafe terdekat dan terus saja diikuti Helga.
Frey sengaja menutup kepalanya dengan jaketnya itu sampai Helga mengira dia adalah Darsh. Benar saja, ketika dia turun, Helga juga mendekat ke arahnya.
"Darsh, sejak kapan kamu dekat dengan Clianta?" tanya Helga.
Rasanya terlalu lama berpura-pura membuat Frey lelah. Akhirnya dia membuka penutup kepalanya.
"Frey!" Helga terkejut karena lelaki yang diajaknya bicara bukan Darsh.
"Iya, ini aku. Aku mau ke Cafe karena aku lapar. Kenapa denganmu?" balas Frey.
"Darsh mana?"
"Pulanglah. Kamu pikir aku Darsh? Kenapa masih saja mengejarnya? Masih banyak kok lelaki yang mau denganmu." Frey sengaja mengatakan itu karena Owen memang tertarik padanya.
"Darsh itu berbeda. Tidak sama seperti temanmu yang lainnya. Apalagi Max, lelaki gampangan itu. Aku hanya tertarik dengan uangnya, tetapi tidak dengan hatinya. Darsh sangat menarik untuk dikejar." Helga tidak pernah salah. Darsh, lelaki kaku itu membuatnya meleleh. Selain Aimee, pesaingnya bertambah satu lagi yaitu Clianta. Sayang, mereka bertiga tidak tahu jika Darsh tidak akan pernah memilih salah satu dari mereka.
"Oke, kalau begitu sekarang pulanglah. Aku mau makan di Cafe ini. Kalau kamu mau, silakan ikut." Frey bebas. Dia tidak tertarik pada Helga. Makanya dia bisa bersikap biasa saja.
"Tidak. Aku tidak berminat denganmu. Apalagi makan bersamamu."
Frey yang mendapatkan penolakan seperti itu rasanya kesal sekali. Walaupun sebagai lelaki yang tidak minat dengannya, mendengar ucapan Helga membuat Frey kesal juga.
"Ck, lihat saja nanti kamu bakal mengejarku. Saat itu, kamu akan tahu rasanya mendapatkan penolakan!" Frey kesal. Walaupun dia tidak suka dengan Helga, setidaknya jangan mengatakan hal yang menyakitkan seperti itu.
"Hemm, tidak semudah itu aku tertarik padamu, Frey. Walaupun kamu teman dekatnya Darsh." Helga kemudian hendak keluar, tetapi tangannya sempat ditarik oleh Frey.
"Nona Helga, walaupun kamu tidak tertarik padaku, ingat suatu hari nanti kamu bakal mengemis cinta kepadaku! Saat itulah, aku akan membalas perbuatanmu. Asal kamu tahu, Darsh tidak ada sedikitpun rasa ketertarikan padamu seperti kamu kepadaku. Jadi, berhentilah untuk mengejar sahabatku itu!" Frey kemudian melepas tangan gadis itu dan langsung masuk ke Cafe.
Helga tercengang mendapati ucapan sahabat Darsh tersebut. Selama ini, dia sudah mengejar Darsh dengan susah payah, tetapi lelaki itu tidak melihatnya sama sekali.
Aku akan terus berjuang untuk mendapatkanmu, Darsh. Aku tidak peduli harus bersaing dengan Aimee, Clianta, atau siapapun itu. Bahkan dengan orang yang kamu cintai sekalipun. Aku tidak akan menyerah.
...***...
Di ruang tengah keluarga Abraham sedang terjadi perbincangan yang sangat seru antara orang tuanya dan anak tunggalnya.
"Bagaimana, sayang? Apakah kamu masih penasaran siapa Mr. D itu?" tanya Zelene.
"Entahlah, Ma. Rasa penasaranku terlalu tinggi. Mama tahu, esok hari ketika aku bangun, aku berharap bisa langsung bertemu dengannya."
Zelene dan Vigor menertawakan putrinya.
"Duh, anak Daddy. Sangat penasaran sekali, ya?" goda Vigor.
"Tentu, Dad. Ini pertama kalinya, loh. Glenda hanya pelayan, tetapi memiliki secret admirer. Terdengar keren, bukan?" ucapnya penuh semangat.
"Baiklah, sayang. Mommy dukung. Oh ya, besok jangan lupa berangkat bareng Daddy. Lebih pagi saja, siapa tahu penggemarmu itu datang lagi," goda Zelene.
Benar juga ucapan Mommy. Ini pertama kalinya, loh. Siapa tahu dia memang akan datang lagi.
"Terima kasih, Mom. Semoga sesuai harapan, yah?" ucapnya.
"Memangnya harapanmu seperti apa, sayang?" tanya Vigor.
"Mendapatkan lelaki romantis seperti Daddy." Glenda memang suka sekali pada Daddynya yang sangat sabar dan penyayang itu.
"Terkadang kenyataan tidak sesuai harapan. Jangan terlalu banyak berharap, nanti kalau tidak sesuai pasti kecewa." Zelene mengingatkan pada Glenda.
"Tenang saja, Mom. Apapun pasti kuterima," ucapnya dengan semangat.
Vigor dan Zelene tidak habis pikir mengenai putrinya. Untuk pertama kalinya Glenda dipersilakan untuk mengenal lelaki, tetapi tetap harus menjaga identitas yang sesungguhnya sampai waktunya tiba.
"Yakin? Kalau ternyata dia tidak bisa romantis seperti eks rival Om kamu, bagaimana?" ledek Zelene.
"Ayolah, Mom. Ceritakan tentang rival Om Sean. Kenapa kalian sepertinya terlalu heboh dengan manusia itu?" Glenda semakin penasaran. Semenarik apa cerita dari rival Omnya.
"Jangan, Mommy khawatir kalau kamu akan mendapatkan lelaki sepertinya. Ya, lebih tepatnya manusia kulkas yang sangat tidak romantis. Jangan pernah membayangkan dirinya, Mommy juga tidak mau kalau ternyata lelaki itu mirip sekali dengan kelakuan manusia kulkas itu." Zelene sangat anti pada Dizon. Mengingatkan masa lalu kakaknya yang sangat rumit.
"Boleh Glenda tahu namanya?" Rasa penasaran gadis itu semakin tinggi.
"Jangan, sayang. Mommymu enggan menyebut namanya. Inisialnya juga D. Lebih baik tutup rasa penasaranmu itu dengan sangat rapat." Vigor tidak ingin putrinya mengerti cerita Dizon Damarion lebih jauh. Cukup sampai di sini dan tidak ingin mengingatnya lagi.
"Hemm, baiklah. Sebaiknya kita menceritakan kelanjutan Mr. D, secret admirerku itu, Dad. Kalau misalnya dia datang ke restoran dan menemuiku, bagaimana? Apa aku harus menjauh atau mengenalnya lebih jauh?" ucap Glenda.
Sebenarnya Vigor sudah memberikan kesempatan putrinya untuk mengenal lelaki, asal masih dalam batas wajar. Dia tidak ingin putrinya terlibat cinta satu malam yang hanya menguntungkan pihak lelaki. Itulah sebabnya, Glenda dipekerjakan di restorannya sendiri.
"Temui saja. Berkenalan lebih jauh juga tidak masalah, asal__" Vigor menghentikan ucapannya.
"Asal kamu masih dalam pengawasan Daddy, sayang. Kalau mau bertemu, silakan saja ke restoran. Kapanpun dia mau asal tidak pernah membawamu pergi berdua saja. Itu yang tidak akan pernah Daddy izinkan. Kamu harus selalu ingat. Oke, sayang?" sambung Mommynya.
"Tentu, Mom. Terima kasih selalu diingatkan."
Glenda rasanya sangat bahagia. Ini pertama kalinya dia akan mengenal lelaki. Mommy dan Daddynya sudah memberikan lampu hijau kepadanya. Itu artinya, dia tidak boleh melanggar sedikitpun apa yang telah disepakati antara Glenda dan kedua orang tuanya.
Mr. D, secepatnya nampakkan siapa dirimu? Orang tuaku sudah memberikan kesempatan untuk mengenalmu lebih jauh. Semoga kamu adalah lelaki yang sesuai dengan harapanku. Romantis dan penuh kasih sayang.
🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎🍎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Lestari
jangan kecewa zelene calon mantu rival om sean
2022-02-28
1
Agustina Kusuma Dewi
waduh..piye 180` masuk jurang, kulkas bin kaku..
ora popi G, ntar lak bucin akut 😘😍☺😚😙😗
2022-02-18
1
Mbak Rin
❤❤❤
2022-02-17
0