"Perjuangkan, sayang!" ucap Olivia.
Itu ucapan Mamanya yang selalu menyemangati dirinya. Sore ini, Papanya pulang dengan membawa kabar gembira. Pria paruh baya itu akan mengangkat Darsh menjadi penggantinya. Terkesan terlalu terburu-buru sekali mengingat usia Dizon yang tak lagi muda. Saat ini dia telah berusia enam puluh tahun lebih dan sudah saatnya pergantian generasi baru.
"Ma...," teriak Dizon pada istrinya.
Olivia yang berada di dapur sedang menyiapkan untuk makan malam nanti harus terburu-buru menghampiri suaminya.
"Ada apa, Pa? Kenapa sangat heboh sekali. Tidak biasanya kamu terlihat sebahagia ini," ucap Olivia.
"Ma, aku sudah memutuskan hal penting untuk keluarga kita," ucapnya antusias.
Darsh yang baru saja keluar dari kamarnya ikut mendengarkan apa yang akan diucapkan Papanya.
"Ada apa, Pa?" tanya Darsh.
"Kemarilah, Nak. Duduklah di sini!" perintah Dizon.
Darsh duduk tepat di samping Mamanya.
"Hari ini Papa telah mengadakan rapat bersama semua staf. Papa memutuskan akan menyerahkan jabatan CEO padamu mulai besok. Mengenai perayaannya nanti menyusul. Biar Mamamu yang akan mengurusnya," ucap Papanya. Dia sangat bangga karena pernikahannya dengan Olivia mendapatkan penerus laki-laki.
Darsh sepertinya sangat tidak menyukai keputusan Papanya yang terlalu terburu-buru itu. Fokusnya untuk mengurus Glen terlebih dulu harus terpecah seperti saat ini. Dia tidak mungkin membagi waktu antara perusahaan dan gadis itu.
"Pa, kenapa mendadak sekali?" protes Darsh.
Darsh menatap mata Mamanya. Dia berharap cinta pertamanya itu mau menolongnya.
Olivia langsung bisa memahami putranya yang sebenarnya ingin fokus mengejar seseorang.
"Ehm, jadi begini Pa. Maksud Darsh, ini memang sangat terburu-buru. Bukan Darsh tidak mau. Berikan tenggang waktu seminggu sampai Darsh bisa menguasai segalanya." Olivia tidak bisa langsung berkata kasar pada suami monsternya itu. Dia harus berusaha bersikap lembut padanya.
Dizon menatap Darsh dan istrinya bergantian. Rasanya ada sesuatu yang disembunyikan kedua orang itu.
"Apa yang kalian berdua sembunyikan dariku? Katakan! Aku tidak mau keputusan yang sudah kubuat mundur begitu saja," ucap Dizon. Pria paruh baya itu terlihat sangat marah pada putranya.
Darsh tidak bisa berbohong pada Papanya. Pernah suatu hari dia harus berbohong dan malah membuat Papanya semakin murka. Bukan Darsh takut, dia hanya tidak ingin cinta pertamanya itu ikut memikirkan perselisihan antara Darsh dan Papanya.
"Sayang, lebih baik bersihkan dirimu dulu. Setelah itu kita makan bersama. Baru setelahnya, kita bicarakan lagi keputusanmu. Darsh pasti mau mengerti. Bukan begitu, Darsh?" ucap Mamanya.
"Ya, Ma." Mamanya berusaha mengulur waktu agar antara anak dan Papa tidak jadi ribut.
"Darsh, kembali ke kamarmu. Bersihkan diri dulu. Kita bertemu lagi di meja makan."
Olivia menggandeng mesra tangan suaminya dan masuk ke kamarnya. Tak lupa, dia juga membawakan tas kerja suaminya.
"Apa yang kamu sembunyikan dariku?" tanya Dizon. Pria monsternya ini tidak akan berhenti bertanya sebelum mendapatkan jawaban.
"Darsh menyukai seorang gadis, Pa. Jangan larang lelakiku itu untuk mengejarnya. Apa kamu ingin putra kita bernasib sama sepertimu?" ucap istrinya. Kenyataannya Dizon dan dirinya menikah di usia yang tak lagi muda. Itulah sebabnya setelah kelahiran Darsh, Olivia enggan untuk hamil lagi. Mengingat usianya yang tak lagi muda dan efek operasinya kala itu yang membuat Olivia memutuskan untuk memiliki anak tunggal.
"Tapi tidak bisa seperti itu, Ma. Darsh harus bekerja dan mengumpulkan banyak uang untuk mengejarnya," ucap Dizon.
Olivia mendekati suaminya kemudian mengalungkan tangannya pada leher suaminya.
"Biarkan sejenak dia untuk mengenal gadis itu. Aku hanya memberikan waktu selama seminggu. Darsh akan tetap ke kantor bersamamu. Ajari putra kita untuk menjadi CEO yang tampan dan tegas sepertimu. Bisa, kan?" Jurus terakhir yang selalu dipakai Olivia untuk meredam kemarahan suaminya. Bisa dibayangkan, di usianya yang sudah paruh baya, sikap romantis yang dibangun oleh seorang Olivia pada suaminya itu tetap saja berlanjut.
"Kamu selalu saja merayuku seperti itu. Aku tidak bisa menolaknya, sayang. Kamu orang pertama yang selalu bisa mengertiku maupun Darsh. Aku sangat heran, kenapa kamu masih bertahan dengan suami monstermu ini?" balas suaminya.
"Kamu mau tahu kenapa aku bertahan?" Olivia sengaja memberikan rasa penasaran pada suaminya.
Dizon menatap lekat mata istrinya. Wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta setiap hari. Wanita yang selalu mengajak ribut dengannya. Terkadang sangat menyebalkan, tetapi selalu dirindukan. Wanita yang untuk pertama kali berani menamparnya di awal pertemuan mereka.
"Katakan!"
"Ada Darsh di antara kita, sayang. Kamu tahu, Darsh adalah bukti cinta kita selama ini. Alasan kenapa aku tak perlu takut lagi dengan suami monsterku karena dalam diri Darsh mengalir duplikatmu, sayang. Kalian seperti cermin dan bayangan. Hanya saja, Darsh sedikit berbeda denganmu," ucap Olivia.
"Memangnya seberapa mirip aku dengan Darsh?" selidik Dizon.
"Sembilan puluh lima persen dan yang lima persen berasal dariku. Lihat, betapa kuat kamu mendominasi diri putra kesayangan kita itu. Kamu bahagia, sayang?" tanya Olivia.
Dizon pernah menceritakan jika dirinya ingin mempunyai seorang anak laki-laki. Waktu itu, usia kehamilan Olivia baru sekitar dua belas weeks dan itu artinya Olivia berada di puncak kegalauan yang luar biasa. Bagaimana jika anak dalam kandungannya ternyata perempuan? Apakah Dizon akan membencinya begitu saja dan menceraikannya?
Olivia sangat ketakutan kala itu, tetapi ada yang membuatnya semakin yakin jika anaknya adalah laki-laki. Dizon selalu meyakini bahwa anak dalam rahim istrinya seperti apa yang diharapkan.
Pernah suatu ketika Olivia mencoba memancingnya. Bagaimana jika ternyata ini perempuan? Dizon tidak percaya. Dia yakin anaknya adalah laki-laki. Benar saja, ketika usia kehamilannya sudah bisa dilihat jenis kelaminnya, dokter memberi tahu jika calon bayinya adalah laki-laki. Sejak saat itu, Dizon sangat menyayangi Olivia.
Dizon juga yang memberikan nama Darsh pada putranya. Dia ingin agar putranya itu menjadi seorang pemimpin.
"Hemm, kamu benar. Dia memang harus menjadi penerusku," ucapnya bangga.
"Izinkan Darsh selama seminggu untuk mengejar gadis itu," pinta istrinya.
"Hemm, jangan bicara lagi!" Dizon membungkam istrinya dengan ciuman yang sangat memabukkan itu. Walaupun menginjak paruh baya, dia tetap semangat untuk memanjakan istrinya.
Setelah puas menikmati candunya, Dizon melepaskan istrinya.
"Pergilah ke dapur! Siapkan makan malam untuk kita," ucap suaminya.
"Jadi, apakah Darsh diizinkan? Aku belum mendengar jawaban dari mulutmu langsung, sayang," rayu Olivia.
"Bukankah barusan sebagai tanda persetujuanku untuk putra kita?"
Olivia tersenyum. Bertahan dengan Dizon ternyata adalah anugerah terindah yang diberikan Tuhan untuknya. Itu bukti kesabaran Olivia selama ini. Terkadang wanita itu takut menghadapi Dizon, lambat laun dia memiliki cara yang jarang dimiliki oleh orang lain untuk mendekati suaminya. Dia percaya bahwa suaminya sangat baik dan penyayang.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Cie, yang meleleh dengan keromantisan Papa Dizon dan Mama Olivia. Awas jangan baper! 😁😁😁
Jangan lupa like, vote, dan komentarnya...
🌹🌹🌹🌹☕☕☕☕⭐⭐⭐⭐⭐ silakan dikirimkan... Agar Emak semakin bersemangat... 😍😍😍
Terima kasih 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Mut Shemut
sebenarnya masih kurang part khusus buat dizon-olivia
2022-02-17
0
Agustina Kusuma Dewi
,ikutan baper bingit.. pengen begitu sama p.su..yg kurang romatis.. 😭😭😭
2022-02-11
1
itanungcik
lanjut
2022-02-10
1