"Aku tidak bisa menjanjikan apapun padamu, Frey. Kecuali Papaku sudah menyerahkan jabatan CEO padaku," ucapnya.
Ini jawaban yang paling benar, karena Darsh sendiri tidak tahu akan bekerja menjadi apa di sana.
"Kamu benar, Darsh. Kalau kalian mau bekerja menjadi montir di tempatku, aku bisa menambahkan bengkel di sana." Max memberikan penawaran bagus, sayang dari mereka tidak ada satu pun yang mengerti tentang Otomotif.
"Lebih baik aku melamar menjadi OB daripada menjadi montir, Max," ucap Justin.
"Kamu terlalu lucu, Justin. Bagaimana lelaki setampan dirimu melamar menjadi OB?" ledek Owen.
Justin tak menanggapi gurauan sahabatnya. Dia hanya ingin bekerja dan menghasilkan uang.
Darsh melihat jam tangannya. Secepatnya dia harus kembali. Dia tidak ingin berlama-lama di sini karena bisa menambah kecurigaan Glen padanya.
Ah, sebuah nama lelaki berwujud perempuan yang berhasil mengaduk perasaannya.
"Baiklah, aku pamit pulang dulu, ya," ucap Darsh.
"Jangan lupa mampir ke kasir, Tuan Darsh. Pesananmu kali ini di luar nalar dan kami harus menghabiskannya," sindir Frey.
"Baiklah, Tuan. Kami akan membayarnya," canda Darsh. Dia langsung ke kasir untuk membayarnya.
Ketika hampir sampai ke kasir, dia sempat bertatapan mata dengan Glen. Gadis itu sangat memukau menurutnya. Glen hanya menampilkan senyum manisnya karena memang dia sangat manis.
Darsh tetap menanggapinya biasa saja. Tidak ada ekspresi apapun yang ditunjukkan pada gadis itu. Setelah urusannya di kasir selesai, Darsh tidak kembali ke mejanya melainkan langsung pulang. Hatinya sangat berbunga-bunga walau hanya tau namanya saja.
"Glen, nama yang unik. Sangat cantik," ucapnya. Dia bergegas mengendarai mobilnya dan pulang ke rumah. Dia ingin menyampaikan kabar bahagia ini ke Mamanya.
Masih banyak yang harus dilakukan Darsh untuk meyakinkan dirinya mendapatkan gadis itu. Dia harus tau identitas yang sesungguhnya mengenai siapa nama lengkap gadis itu, alamatnya di mana, apakah memiliki seorang kekasih, dan beberapa poin penting yang dibutuhkan yaitu mengenai orang tuanya.
"Rasanya tidak mudah untuk mendapatkan gadis itu. Walaupun terlihat sederhana, tetapi sangat misterius."
Mobil Darsh mulai memasuki halaman rumahnya. Suasana rumah sedang sepi. Dia langsung masuk dan hanya menemukan pelayan saja.
"Bi, Mama ke mana?" tanya Darsh.
"Nyonya pergi mengantarkan makan siang Tuan," ucap pelayan itu.
Ck, bucin versi tua. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kisah cinta Mama dan Papaku. Papa saja modelnya sepertiku. Susah-susah gampang. Ah, entahlah. Kapan-kapan aku penasaran dengan cerita kisah cinta mereka.
Ketika hendak masuk ke kamarnya, langkahnya terhenti karena kedatangan seseorang.
"Darsh, baru pulang, Nak?" tanya Mamanya.
Darsh menoleh ke arah Mamanya. "Ya, Mam. Katanya pergi ke tempat Papa. Kok sudah balik lagi, sih?"
"Papa ada meeting, Darsh. Mama kan malas harus menunggu Papa. Lagipula, ngobrol dengan Papa tidak seasyik denganmu, sayang," ucap Olivia.
Kenapa aku memikirkan kehidupanku akan seperti Mama dan Papa? Apakah aku dan gadis itu memang harus seperti ini jadinya?
"Darsh, kenapa melamun? Boleh Mama masuk ke kamarmu?" tanya Olivia.
"Silakan, Ma." Darsh membuka pintu kamarnya.
Ceklek!
Olivia langsung duduk di ranjang putranya. Dia melihat ada aura bahagia terpancar di sana.
"Sudah bertemu dengan gadis itu?" selidik Mamanya.
Darsh tersenyum. Tak dapat dipungkiri rasa senangnya melebihi apapun saat ini.
"Iya, Ma. Namanya Glen." Darsh memilih duduk di sofa.
Olivia berdiri dan mendekati putranya. "Jadi, namanya Glen? Lelaki?"
"Ck, Mama pikir putramu ini belok? Jelas perempuan, Ma. Awalnya aku terkejut dia mengaku bernama Glen. Pasti masih ada lanjutan namanya." Darsh masih penasaran pada gadis itu.
"Tidak, Mama hanya terkejut saja. Perempuan, namanya Glen. Apa dia cantik?" selidik Mamanya.
Darsh sangat malu untuk mengatakannya. Glen sangat cantik, tetapi hanya seorang pelayan restoran. Dia takut kalau Mamanya akan menolaknya.
"Darsh, kenapa kamu diam? Apa ada yang salah dengan gadis itu?"
Darsh berdiri. Dia berjalan menuju jendela kamarnya yang belum dibuka. Perlahan dia menggeser tirainya lalu membuka jendela itu.
"Aku takut, Ma." Hanya itu yang terucap dari bibir Darsh.
Olivia masih terdiam menunggu kelanjutan ucapan putranya, tetapi sampai hampir lima menit Darsh tidak ada pembicaraan lagi.
"Darsh, Mama menunggumu. Kamu terlalu bersemangat mengenalnya, tetapi sekarang kenapa berubah? Apa dia tidak sesuai dengan kriteria yang kamu inginkan?" tanya Olivia.
Darsh berbalik untuk memandang mamanya.
"Dia dari kalangan orang biasa, Ma. Aku takut keluarga kita tidak bisa menerimanya. Mama pernah cerita tentang Om Felix, kan. Bagaimana tante Kayana berjuang untuk mendapatkan restu Granpa sampai dia harus bekerja keras demi menyamai Om Felix."
Olivia memegang pundak putranya. Dia meyakinkan anak satu-satunya untuk tidak khawatir tentang itu.
"Darsh, Mama tidak akan menentang keputusanmu selama gadis itu dari kalangan orang baik. Mama dan Papa akan mendukungmu, Nak. Tetap berjuang, sayang."
Darsh langsung memeluk Mamanya. Dia beruntung mempunyai Mama sepertinya yang selalu membimbing ke jalan kebaikan.
"Terima kasih, Ma. Mulai besok aku akan bekerja di kantor Papa dan mencari tahu tentang gadis itu." Darsh melepaskan pelukannya.
"Bagus, Mama setuju," ucap Olivia.
Olivia merasa baru kemarin melahirkan putranya dengan drama yang sungguh menyebalkan. Suaminya bahkan tidak mau menemaninya masuk ke ruang operasi. Dia hanya menunggunya di luar karena tidak tega melihat istrinya di bedah dan dikeluarkan bayinya. Ketika Darsh terlahir, pria kaku itu ternyata sangat menyayangi putranya.
Setiap hari selalu digendong dan dimanjanya. Bahkan dia tidak jijik untuk mengganti popok putranya. Dia pikir suami monsternya itu tidak peduli, tetapi kenyataannya malah melebihi pria bucin diluaran sana. Dia bahkan selalu menyuapi istrinya ketiga makan.
Olivia tersenyum.
"Ma, kenapa tersenyum begitu?" tanya Darsh.
"Mama hanya mengingat ketika kamu lahir dan tiba-tiba sekarang akan mengenal seorang gadis. Rasanya dalam waktu dekat, Mama akan memiliki seorang menantu," ucap Mamanya.
Darsh tidak yakin bisa mengenal gadis itu lebih dekat. Apalagi sekarang dia harus fokus bekerja. Akan sangat sulit harus membagi waktu untuk itu.
Tunggu, aku bisa memakai cara lain, kan? Untuk pertama kalinya, aku bisa mengirimkan bunga sebagai seseorang yang menjadi secret admirer untuknya. Ya, walaupun akhirnya akan menyedihkan jika tau dia telah memiliki kekasih.
Darsh meyakinkan dirinya untuk tetap berusaha mengejar Glen. Gadis itu berhasil memporak-porandakan perasaan dan jantungnya. Bahkan, Darsh terlihat sangat bodoh dihadapannya.
"Doakan aku, Ma. Semoga belum ada orang lain yang memilikinya. Jika terlambat, aku bisa menjadi orang pertama yang paling patah hati," ucap Darsh.
Olivia hanya memandang putranya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Betapa lelaki itu sangat berharap pada Glen. Gadis pertama yang berhasil membuatnya tertarik.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Mbak Rin
jodohkan nian lho kak... dah terlanjur klik ni ma glen😍
2022-02-10
0
atull0310
lnjuutt
2022-02-10
0
Agustina Kusuma Dewi
semangat d. keluarga darmington harus tahan banting.. kyk mama oliv
2022-02-10
0