"Maaf, Tuan. Jadi, Anda mau memesan semua makanan atau hanya yang paling favorit saja," ucap Glen.
Darsh tersadar. Dia harus segera memutuskan.
"Berikan yang paling favorit saja. Masing-masing satu," ucapnya.
"Baik, Tuan. Mohon menunggu."
Glen meninggalkan lelaki aneh itu dan menyerahkan kertas orderannya.
"Kamu kenapa, Glen? Kenapa ditekuk seperti itu?" tanya rekan kerjanya.
"Tidak apa-apa, Kak. Sekian banyak pelanggan, hanya orang barusan yang sangat aneh," ucapnya.
"Aneh kenapa, Glen? Apakah dia mengganggumu? Kalau iya, aku bisa katakan pada Tuan Vigor agar kamu dipindahkan ke divisi lainnya."
"Tidak, Kak. Biarkan saja seperti ini." Glen kembali menemui pelanggan yang lainnya dan mencatat pesanannya.
Berapa lama aku harus berpura-pura menjadi pelayan seperti ini? Permintaan Mom terlalu aneh. Belum lagi Daddy. Kenapa harus seperti ini untuk mengamankan aku?
Ya, pelayan restoran ZA yang dikejar oleh Darsh sebenarnya adalah putri dari Zelene Armstrong dan Vigor Abraham. Namanya Glenda Abraham. Demi menyembunyikan jati dirinya, dia harus masuk menjadi pelayan di restoran orang tuanya sendiri.
Entah tujuan orang tuanya apa, Glenda juga tidak tau. Yang pasti, dia harus menjalani kehidupannya layaknya golongan menengah ke bawah. Padahal restoran keluarganya sudah memiliki cabang di mana-mana.
Setelah semua pesanan dicatat oleh Glenda, gadis itu kembali bergabung dengan rekan kerjanya yang lain. Ketika sampai pada pesanan lelaki aneh itu ternyata giliran Glenda yang harus mengantarkan ke mejanya.
"Glen, antarkan pesanan ini ke meja sudut itu," perintah rekan kerjanya.
Glenda harus berulang kali ke meja itu karena pesanannya memang banyak. Lelaki aneh menurutnya. Glenda tidak suka pemborosan seperti lelaki itu walaupun restoran ini milik orang tuanya.
Aku heran sama lelaki itu. Datang sendiri, tetapi pesanannya luar biasa banyak seperti ini. Apa habis dimakan sendirian?
"Silakan, Tuan," ucap Glenda pada pengantaran pertamanya.
Darsh malah tidak menjawabnya. Dia terus saja fokus memandangi pelayan itu. Setelah kepergiannya, dia masih memandangnya dengan sangat lekat. Sampai sebuah suara mengejutkannya.
"Hai, Bro. Sudah lama di sini?" tanya Justin. Dia baru saja datang dari pada ketiga sahabatnya yang lain.
Darsh harus bersikap biasa saja. Jangan sampai tingkahnya terbaca oleh semua sahabatnya kalau tujuannya untuk mengejar pelayan restoran.
"Lumayan. Aku sengaja datang lebih awal supaya makanan yang dipesan cepat terhidang." Darsh beralasan.
Memang benar, Justin datang dan beberapa makanan baru saja dihidangkan. Tak perlu drama menunggu kedatangan makanan karena Justin sudah sangat lapar sekali.
Glenda sendiri kembali lagi mengantarkan pesanan lelaki aneh itu. Dia sangat terkejut karena sudah ada orang lain lagi di sana. Itu artinya, Glenda salah paham pada lelaki itu.
"Silakan, Tuan. Masih ada beberapa nampan lagi. Mohon bersabar." Glenda meletakkan beberapa piring makanan, tetapi lelaki itu sudah tidak memandanginya seperti tadi.
"Terima kasih, Kak," jawab Justin.
Sampai pada nampan terakhir, ternyata teman lelaki aneh itu mulai berdatangan satu per satu. Glenda selalu salah paham padanya.
"Tuan, semua pesanannya sudah tersedia. Silakan dinikmati," ucap Glenda sopan.
Setelah kepergian Glenda, perasaan Darsh semakin menjadi pada gadis itu. Dia sangat yakin jika gadis itu dari kalangan orang baik.
"Darsh," panggil Frey. "Kamu kenapa?"
"Oh, aku tidak apa-apa, Frey. Mumpung hari ini aku masih bebas, aku bisa traktir kalian. Besok __"
Max, Justin, Owen, dan Frey memandang lekat ke arahnya. Mereka selalu dibuat penasaran oleh lelaki kaku dambaan semua gadis.
"Aku sudah harus bekerja di perusahaan Papa," ucapnya.
Max orang pertama yang menertawakan Darsh sampai orang di sekeliling mereka fokus memandang lima lelaki itu.
"Max, jaga sikapmu! Ini restoran dan bukan rumah Frey," ucap Justin.
Kalau Owen, lelaki itu fokus pada makanannya. Dia tidak peduli dengan obrolan beberapa sahabatnya itu.
"Owen, jangan makan aja terus. Fokus mencari pasangan," ledek Frey.
Darsh tersenyum melihat salah satu sahabatnya itu. Sepertinya Darsh akan mendapatkan pasangan lebih dulu dibanding mereka. Fokusnya saat ini untuk bekerja dan mendapatkan identitas Glen.
"Sudah jangan ribut terus. Silakan dinikmati," ucap Darsh.
Mereka semua menikmati makanan yang bermacam menu itu. Rasanya ini masakan perpaduan dengan tempat tinggal Omnya Darsh. Darsh sangat menyukainya.
Restoran ini sangat luar biasa. Yang membuat luar biasa adanya Glen juga. Ah, aku semakin penasaran padanya.
"Darsh, woi. Kenapa melamun?" Suara Max membuyarkan lamunannya.
"Oh, aku tidak apa-apa, Max. Oh ya, aku besok mulai ke kantor. Sepertinya kita akan jarang bertemu kecuali weekend." Darsh ingin pengertian dari semua sahabatnya.
"Yah, masalah Aimee dan Helga bagaimana?" tanya Max.
"Lupakan saja! Fokusku saat ini untuk bekerja. Kamu tahu kan, kalau cinta pertamaku itu yang memaksa. Dan, ini demi masa depanku." Darsh yakin permintaan orang tuanya tidak pernah salah. Dia akan bertanggung jawab pada anak orang lain nantinya. Harapannya cuma Glen yang harus menjadi miliknya. Terlalu menuntut, bukan?
"Kita tidak bisa ke Club setiap malam." Justin mulai gelisah.
"Kita masih bebas dan bisa kemanapun yang kalian mau," ucap Owen.
"Maksudnya?" tanya Frey.
"Yang mempunyai tanggung jawab bekerja hanya Darsh saja, kan? Sedangkan kita tidak ada pekerjaan lain selain berkumpul seperti biasa." Owen menjelaskan. Terkadang sikap pendiamnya itu sangat minimal daripada kecerdasannya.
"Kalian benar, tetapi apa kalian tidak memikirkan masa depan juga. Lihat saja, Max. Dia sudah siap meminang gadis pujaan hatinya. Dia mempunyai penghasilan dari usahanya. Apa kalian tidak ingin seperti itu?" ucap Darsh. Walaupun dia paling muda, terkadang ucapannya sangat benar.
Mereka berempat sedang memikirkan ucapan Darsh. Max sudah bekerja. Hanya Frey, Justin, Owen, dan Darsh saja yang belum. Mulai besok, salah satu dari sahabatnya sudah bekerja. Itu artinya tersisa tiga lagi yang belum bekerja.
"Darsh benar. Lihat aku!" Max menunjuk dirinya sendiri. "Aku bebas mengajak wanita manapun yang kupilih. Aku punya uang dan aku bisa membahagiakan mereka."
"Tapi, Darsh. Walaupun kamu belum bekerja, semua gadis selalu mengejarmu," ucap Frey.
"Aku yang tidak mau, Frey. Sudah kukatakan berulang kali, aku tidak akan tertarik pada mereka, kecuali__" Ingatan Darsh tertuju pada pelayan restoran ZA, Glen. Gadis itu sangat menarik hatinya sejak pandangan pertama. Dia berbeda.
"Kamu selalu memberikan teka-teki, Darsh," protes Owen.
Demi masa depan, ketiga lelaki ini harus mulai memikirkan bagaimana caranya untuk menghasilkan uang. Walaupun mereka juga dari keluarga kaya, tetapi terkadang tidak mau bekerja di dalam lingkungan keluarganya. Mereka punya cara tersendiri untuk berkembang.
"Darsh, kamu butuh asisten, tidak?" tanya Frey.
"Kenapa memangnya?"
"Kalau boleh, aku mau melamar menjadi asisten pribadimu. Sampaikan pada Om Dizon. Papamu itu pasti mau mempertimbangkan aku," ucap Frey penuh permohonan.
Darsh belum menyanggupi apapun padanya. Dia sendiri juga pusing memikirkan nasibnya yang akan bekerja bersama Papanya, tetapi mau bagaimana lagi. Ini demi masa depan dan Glen, gadis incarannya.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Blue Pansy
dunia bener2 hanya selebar daun kelor, dah pindah negara eeeh ketemunya orang2 itu aja lagi dan lagi 😄😄
2022-03-11
0
Blue Pansy
what!? jadi itu resto milik Zelene? 😍😍
2022-03-11
0
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
cerita aquarabella armstrong ada di lapak sebelah. Dengan judul DUDA I LOVE YOU. jadi para reader silahkan keep open membacanya masih new and ongoing cuusss 😉😉😊👌
2022-03-10
1