PERJUANGAN MENJADI RAJA
Myro perlahan-lahan membuka matanya dengan berat untuk menemukan bahwa ia berada di sebuah ruangan yang hanya memiliki warna putih.
Tidak peduli seberapa jauh Myro melihat, ia hanya bisa menemukan warna putih tanpa ada benda apapun di sekitar.
Myro duduk dan memegang kepalanya yang sedikit sakit, ia menatap sekitar sambil bergumam "Sebenarnya apa yang terjadi disini? Bukankah aku harus pergi ke sekolah, kenapa aku bisa berada di tempat aneh ini--".
Perkataan Myro terhenti ketika ia menemukan puluhan orang yang sedang berbaris di ruangan putih ini, akhirnya ada orang lain di tempat ini.
Tanpa ragu sedikitpun, Myro berdiri dengan cepat dan berjalan menuju sekelompok orang yang sedang berbaris itu "Apa yang kalian lakukan disini? Dimana kita berada sekarang?".
Orang-orang yang berbaris itu melihat ke arah Myro seperti menemukan orang aneh, Myro sangat bingung terhadap tatapan tersebut "Ada apa? Apakah ada yang aneh dengan wajahku? Aku tadi sedang tertidur sehingga belum melihat keadaanku sendiri".
Seorang pria tua melangkah maju sedikit sambil bertanya "Nak, apakah kau benar-benar tidak tahu tempat kau berada sekarang?".
Myro menggelengkan kepalanya "Aku tidak tahu? Apakah kita berada di sebuah ruangan? Tapi ruangan ini sangat aneh, semuanya hanya ada warna putih, bahkan aku tidak bisa mengetahui dimana temboknya berada. Apakah ini teknologi terbaru untuk membuat ruangan putih tanpa tembok?".
Pria tua itu menghela nafasnya dengan sedih "Ini bukan bumi, kita semua sudah mati".
Setelah itu pria tua tersebut tidak berbicara lebih banyak lagi, ia kembali berbaris tanpa memperhatikan Myro lebih banyak lagi.
Bukan hanya pria tua tersebut, orang-orang yang lain juga kembali berbaris dengan sikap dingin.
"Sudah mati? Apa maksud--", saat Myro akan bertanya lebih banyak lagi maka tiba-tiba ia merasa sakit kepala.
Di tengah rasa sakit kepala tersebut, beberapa ingatan muncul di kepala Myro.
Ingatan itu tidak lain adalah ketika Myro melihat seorang anak yang sedang melewati jalan, tapi di sisi lain adalah sebuah mobil yang bergerak dengan sangat cepat tanpa memperhatikan keberadaan anak tersebut.
Melihat semua itu, Myro yang sudah siap berangkat ke sekolah tanpa ragu membuang tas miliknya dan berlari menuju anak tersebut.
Ia mendorong anak itu agar terhindar dari tabrakan mobil, namun sebagai gantinya maka Myro adalah orang yang tertabrak oleh mobil tersebut.
Kecepatan mobil sangat cepat, mungkin supir mobil tersebut sudah tertidur yang menyebabkan Myro terbang puluhan meter akibat tabrakan tersebut, ia hanya bisa hidup selama beberapa menit lagi untuk menemukan orang-orang di sekitarnya yang sedang panik sebelum menutup matanya.
Myro kembali sadar dan berteriak tidak percaya "Aku benar-benar sudah mati!".
Seluruh orang kembali menatap Myro yang berisik dengan dingin.
Myro tersenyum malu terhadap tatapan dingin orang-orang, ia tahu bahwa dirinya terlalu berisik yang membuat orang-orang terganggu sehingga Myro hanya bisa memegang kepalanya dengan malu.
Karena Myro sudah tidak berisik maka mereka tidak menatapnya lebih lama lagi, mereka kembali berbaris sambil mengingat masa lalu mereka dengan sedih.
Barisan itu terlalu berjalan, Myro berdiri mengikuti barisan itu dengan wajah kosong.
Lebih tepatnya Myro masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya mati pada usia semuda itu.
Walaupun Myro bukan orang yang cerdas di kelas, setidaknya ia berada di tengah-tengah dan tidak ada masalah untuk mencari pekerjaan.
Tetapi semuanya sudah hancur, ia sekarang sudah mati dan harus menunggu di barisan ini untuk menentukan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.
Waktu terus berlalu, barisan puluhan orang itu terus berkurang hingga Myro sampai di bagian paling depan.
Myro menemukan seorang wanita dengan rambut perak serta sayap putih di belakangnya berdiri berhadapan dengan Myro.
Mengamati Myro dari atas ke bawah, wanita itu berkata "Apa yang kau lakukan hingga mati pada usia muda seperti ini?".
Tanpa menunggu jawaban Myro, wanita tersebut mengambil sebuah tumpukan kertas untuk memeriksa kertas yang ada pada bagian terakhir.
Membaca kertas itu, wanita tersebut berkata sedikit terkejut "Kau membantu seorang dewa agar tidak tertabrak oleh mobil? Aku tidak tahu apakah kau ini tidak beruntung karena mati pada usia muda atau sangat beruntung sebab bisa mendapatkan rasa terima kasih dari dewa".
Myro yang sedikit bingung berkata dengan ragu "Dewa? Tunggu! Anak kecil yang hampir tertabrak mobil itu adalah dewa?".
Wanita itu tidak menjawab Myro melainkan hanya melambaikan tangannya "Aku tidak bisa menjawab pertanyaan mu, lebih tepatnya ini bukan tugasku. Lebih baik aku langsung membawamu untuk menemui Tuan Rater, ia adalah orang yang sudah kau bantu dan menunggu kedatangan mu dari tadi".
Wanita itu langsung berjalan pergi, Myro yang masih tidak begitu mengerti mulai mengikuti wanita tersebut.
Mereka berjalan cukup jauh di antara tempat yang hanya memiliki warna putih ini, Myro sedikit bingung bagaimana cara wanita ini menemukan jalan yang benar di tempat aneh seperti ini.
Wanita tersebut terus membawa Myro sampai di depan sebuah pintu, ia mengetuk pintu tersebut dengan sopan sebelum berkata "Tuan Rater, tamu yang sudah anda tunggu akhirnya tiba".
"Benarkan?", suara anak kecil terdengar dari balik pintu tersebut "Kalau begitu biarkan ia datang kesini, aku harus membalas kebaikannya tersebut".
Mendengar perkataan Rater, wanita tersebut berbalik ke arah Myro "Aku hanya membawamu sampai kesini, Tuan Rater sudah menunggu dibalik pintu ini".
Myro mengangguk, ia membuka pintu tersebut untuk menemukan sebuah ruangan kecil dibalik pintu tersebut.
Di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah meja dengan 2 kursi yang saling berhadapan, pada sebuah kursi di ruangan itu terdapat seorang anak yang sudah duduk di sana, anak itu tidak lain adalah anak yang hampir tertabrak oleh mobil tersebut.
"Myro Aras bukan? Aku sudah menunggumu cukup lama disini, ayo duduk!", kata Rater yang menunjuk ke arah kursi di depannya, walaupun ia masih terlihat seperti anak kecil berusia 10 tahun namun Myro merasakan bahwa anak ini sedikit lebih dewasa daripada apa yang terlihat.
Myro menarik nafas sebelum melangkah maju untuk duduk di kursi yang berada di depan anak tersebut, mereka sekarang saling berhadapan.
Rater menyiapkan sebuah teh hangat untuk Myro lalu memberikannya dengan hati-hati, setelah itu ia berkata lagi "Aku sangat berterima kasih atas bantuan mu. Meskipun aku tidak akan mati akibat tertabrak mobil, tapi aku masih akan merasakan rasa sakitnya. Oleh karena itu, aku bisa memberimu sebuah hadiah, selama itu tidak berlebihan maka aku akan membantumu mendapatkannya. Namun aku tidak bisa membawamu kembali ke bumi, setidaknya harus menunggu selama 500 tahun lagi baru kau bisa kembali ke bumi".
"Apakah itu kekuatan? Aku tidak bisa memberimu kekuatan untuk menghancurkan sebuah planet dengan sekali pukulan, bagaimanapun aku sendiri tidak bisa melakukan itu. Tapi setidaknya kau akan menjadi lebih kuat daripada sebagian besar orang, atau kau membutuhkan kekuasaan? Menjadi anak dari keluarga kerajaan? atau mungkin menjadi seorang pangeran? Katakan, apa yang kau pilih sebagai hadiah atas kebaikanmu tersebut?".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Viers
Halo kak, aku mampir atas saran dari author2 lain
2024-07-05
0
Enyu-enyu imut
wkwk malah nanya, situ gak ada kuasa, padahal malaikat pasti tahu lah
2023-11-17
0
the GFoxM
balik balik kebumi lahirannya di planet mars😂
2023-09-27
1