NovelToon NovelToon

PERJUANGAN MENJADI RAJA

BAB 1 : HADIAH

Myro perlahan-lahan membuka matanya dengan berat untuk menemukan bahwa ia berada di sebuah ruangan yang hanya memiliki warna putih.

Tidak peduli seberapa jauh Myro melihat, ia hanya bisa menemukan warna putih tanpa ada benda apapun di sekitar.

Myro duduk dan memegang kepalanya yang sedikit sakit, ia menatap sekitar sambil bergumam "Sebenarnya apa yang terjadi disini? Bukankah aku harus pergi ke sekolah, kenapa aku bisa berada di tempat aneh ini--".

Perkataan Myro terhenti ketika ia menemukan puluhan orang yang sedang berbaris di ruangan putih ini, akhirnya ada orang lain di tempat ini.

Tanpa ragu sedikitpun, Myro berdiri dengan cepat dan berjalan menuju sekelompok orang yang sedang berbaris itu "Apa yang kalian lakukan disini? Dimana kita berada sekarang?".

Orang-orang yang berbaris itu melihat ke arah Myro seperti menemukan orang aneh, Myro sangat bingung terhadap tatapan tersebut "Ada apa? Apakah ada yang aneh dengan wajahku? Aku tadi sedang tertidur sehingga belum melihat keadaanku sendiri".

Seorang pria tua melangkah maju sedikit sambil bertanya "Nak, apakah kau benar-benar tidak tahu tempat kau berada sekarang?".

Myro menggelengkan kepalanya "Aku tidak tahu? Apakah kita berada di sebuah ruangan? Tapi ruangan ini sangat aneh, semuanya hanya ada warna putih, bahkan aku tidak bisa mengetahui dimana temboknya berada. Apakah ini teknologi terbaru untuk membuat ruangan putih tanpa tembok?".

Pria tua itu menghela nafasnya dengan sedih "Ini bukan bumi, kita semua sudah mati".

Setelah itu pria tua tersebut tidak berbicara lebih banyak lagi, ia kembali berbaris tanpa memperhatikan Myro lebih banyak lagi.

Bukan hanya pria tua tersebut, orang-orang yang lain juga kembali berbaris dengan sikap dingin.

"Sudah mati? Apa maksud--", saat Myro akan bertanya lebih banyak lagi maka tiba-tiba ia merasa sakit kepala.

Di tengah rasa sakit kepala tersebut, beberapa ingatan muncul di kepala Myro.

Ingatan itu tidak lain adalah ketika Myro melihat seorang anak yang sedang melewati jalan, tapi di sisi lain adalah sebuah mobil yang bergerak dengan sangat cepat tanpa memperhatikan keberadaan anak tersebut.

Melihat semua itu, Myro yang sudah siap berangkat ke sekolah tanpa ragu membuang tas miliknya dan berlari menuju anak tersebut.

Ia mendorong anak itu agar terhindar dari tabrakan mobil, namun sebagai gantinya maka Myro adalah orang yang tertabrak oleh mobil tersebut.

Kecepatan mobil sangat cepat, mungkin supir mobil tersebut sudah tertidur yang menyebabkan Myro terbang puluhan meter akibat tabrakan tersebut, ia hanya bisa hidup selama beberapa menit lagi untuk menemukan orang-orang di sekitarnya yang sedang panik sebelum menutup matanya.

Myro kembali sadar dan berteriak tidak percaya "Aku benar-benar sudah mati!".

Seluruh orang kembali menatap Myro yang berisik dengan dingin.

Myro tersenyum malu terhadap tatapan dingin orang-orang, ia tahu bahwa dirinya terlalu berisik yang membuat orang-orang terganggu sehingga Myro hanya bisa memegang kepalanya dengan malu.

Karena Myro sudah tidak berisik maka mereka tidak menatapnya lebih lama lagi, mereka kembali berbaris sambil mengingat masa lalu mereka dengan sedih.

Barisan itu terlalu berjalan, Myro berdiri mengikuti barisan itu dengan wajah kosong.

Lebih tepatnya Myro masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya mati pada usia semuda itu.

Walaupun Myro bukan orang yang cerdas di kelas, setidaknya ia berada di tengah-tengah dan tidak ada masalah untuk mencari pekerjaan.

Tetapi semuanya sudah hancur, ia sekarang sudah mati dan harus menunggu di barisan ini untuk menentukan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

Waktu terus berlalu, barisan puluhan orang itu terus berkurang hingga Myro sampai di bagian paling depan.

Myro menemukan seorang wanita dengan rambut perak serta sayap putih di belakangnya berdiri berhadapan dengan Myro.

Mengamati Myro dari atas ke bawah, wanita itu berkata "Apa yang kau lakukan hingga mati pada usia muda seperti ini?".

Tanpa menunggu jawaban Myro, wanita tersebut mengambil sebuah tumpukan kertas untuk memeriksa kertas yang ada pada bagian terakhir.

Membaca kertas itu, wanita tersebut berkata sedikit terkejut "Kau membantu seorang dewa agar tidak tertabrak oleh mobil? Aku tidak tahu apakah kau ini tidak beruntung karena mati pada usia muda atau sangat beruntung sebab bisa mendapatkan rasa terima kasih dari dewa".

Myro yang sedikit bingung berkata dengan ragu "Dewa? Tunggu! Anak kecil yang hampir tertabrak mobil itu adalah dewa?".

Wanita itu tidak menjawab Myro melainkan hanya melambaikan tangannya "Aku tidak bisa menjawab pertanyaan mu, lebih tepatnya ini bukan tugasku. Lebih baik aku langsung membawamu untuk menemui Tuan Rater, ia adalah orang yang sudah kau bantu dan menunggu kedatangan mu dari tadi".

Wanita itu langsung berjalan pergi, Myro yang masih tidak begitu mengerti mulai mengikuti wanita tersebut.

Mereka berjalan cukup jauh di antara tempat yang hanya memiliki warna putih ini, Myro sedikit bingung bagaimana cara wanita ini menemukan jalan yang benar di tempat aneh seperti ini.

Wanita tersebut terus membawa Myro sampai di depan sebuah pintu, ia mengetuk pintu tersebut dengan sopan sebelum berkata "Tuan Rater, tamu yang sudah anda tunggu akhirnya tiba".

"Benarkan?", suara anak kecil terdengar dari balik pintu tersebut "Kalau begitu biarkan ia datang kesini, aku harus membalas kebaikannya tersebut".

Mendengar perkataan Rater, wanita tersebut berbalik ke arah Myro "Aku hanya membawamu sampai kesini, Tuan Rater sudah menunggu dibalik pintu ini".

Myro mengangguk, ia membuka pintu tersebut untuk menemukan sebuah ruangan kecil dibalik pintu tersebut.

Di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah meja dengan 2 kursi yang saling berhadapan, pada sebuah kursi di ruangan itu terdapat seorang anak yang sudah duduk di sana, anak itu tidak lain adalah anak yang hampir tertabrak oleh mobil tersebut.

"Myro Aras bukan? Aku sudah menunggumu cukup lama disini, ayo duduk!", kata Rater yang menunjuk ke arah kursi di depannya, walaupun ia masih terlihat seperti anak kecil berusia 10 tahun namun Myro merasakan bahwa anak ini sedikit lebih dewasa daripada apa yang terlihat.

Myro menarik nafas sebelum melangkah maju untuk duduk di kursi yang berada di depan anak tersebut, mereka sekarang saling berhadapan.

Rater menyiapkan sebuah teh hangat untuk Myro lalu memberikannya dengan hati-hati, setelah itu ia berkata lagi "Aku sangat berterima kasih atas bantuan mu. Meskipun aku tidak akan mati akibat tertabrak mobil, tapi aku masih akan merasakan rasa sakitnya. Oleh karena itu, aku bisa memberimu sebuah hadiah, selama itu tidak berlebihan maka aku akan membantumu mendapatkannya. Namun aku tidak bisa membawamu kembali ke bumi, setidaknya harus menunggu selama 500 tahun lagi baru kau bisa kembali ke bumi".

"Apakah itu kekuatan? Aku tidak bisa memberimu kekuatan untuk menghancurkan sebuah planet dengan sekali pukulan, bagaimanapun aku sendiri tidak bisa melakukan itu. Tapi setidaknya kau akan menjadi lebih kuat daripada sebagian besar orang, atau kau membutuhkan kekuasaan? Menjadi anak dari keluarga kerajaan? atau mungkin menjadi seorang pangeran? Katakan, apa yang kau pilih sebagai hadiah atas kebaikanmu tersebut?".

BAB 2 : DUNIA TUJUAN

Myro tidak langsung menjawab pertanyaan itu, melainkan ia bertanya dengan hati-hati "Kalau begitu, bisakah aku mengetahui dunia seperti apa yang menjadi tujuanku tersebut?".

Rater menatap Myro dengan aneh "Apakah itu penting?".

Tanpa ragu sedikitpun, Myro mengangguk "Jika itu tempat seperti bumi maka aku membutuhkan kekayaan, apabila itu adalah dunia dimana ada banyak pertarungan setiap harinya maka aku pasti memilih kekuatan. Oleh karena itu, pilihanku akan sesuai dengan dunia yang menjadi tujuanku agar bisa mendapatkan keuntungan terbesar".

Sebuah senyuman muncul di wajah Rater, ia berkata penuh penghargaan "Nampaknya kau tidak mudah dibutakan oleh apa yang aku katakan, pilihan yang sangat tepat. Dunia tujuanmu adalah dunia dimana memiliki pedang dan sihir, disana juga sering terjadi peperangan serta sebagian besar wilayah dikuasai oleh para bangsawan ataupun kerajaan".

"Bukan hanya itu, dunia tersebut memiliki beberapa orang dari ras lain seperti Elf, Dwarf, Gnome, Vampir serta yang lainnya. Tapi kekuatan setiap orang tidak terlalu berlebihan, tidak ada seorangpun yang bisa melawan 10.000 musuh sendirian. Oleh karena itu, sebagian besar kerajaan saling berperang memakai prajurit dan strategi untuk memperluas wilayah mereka. Bahkan sihir di sana bukan berarti tidak terkalahkan, dihadapan 200 pasukan sekalipun maka kemungkinan besar seorang penyihir tidak akan bisa menang. Bagaimana? Apakah kau sudah memutuskan tentang hadiah mu?".

Myro berpikir sebentar, sebagai orang yang berasal dari bumi maka Myro tidak tertarik untuk berperang yang membuat ia berkata "Apakah aku bisa hidup damai di sana?".

"Tidak mungkin!", kata Rater penuh ketegasan "Bahkan jika kau hidup sebagai orang normal, ketika 2 kerajaan saling berperang maka para penduduk normal adalah korban paling besar akibat peperangan tersebut. Apalagi jika kau menjadi bagian dari bangsawan ataupun keluarga kerajaan, setiap hari seperti medan perang".

"Aku sudah memutuskan", kata Myro dengan penuh ketegasan, ia mengangkat jarinya untuk menunjuk ke atas "Apabila aku tidak bisa hidup dengan damai, maka aku hanya perlu naik ke puncak dunia! Setelah seseorang mencapai puncak dunia, maka tidak ada lagi yang berani menyerangnya, dengan cara itu aku bisa membentuk kedamaian ku sendiri! Hadiah yang aku butuhkan adalah kekuatan yang bisa membawaku ke puncak dunia!".

Rater membeku terhadap perkataan Myro, kemudian ia tertawa dengan sangat senang "Puncak dunia! Sepertinya kau orang yang sangat berambisi! Baiklah, aku bisa memberimu kekuatan yang sangat menakutkan, bahkan bisa membawamu ke puncak dunia. Tetapi pada akhirnya untuk benar-benar bisa sampai ke puncak dunia, maka semuanya tergantung dengan keberuntungan serta kerja keras milikmu. Meskipun begitu, kekuatan yang aku berikan pasti bukanlah sesuatu yang bisa dimiliki oleh orang lain".

Setelah itu Rater berdiri, ia berteriak "Myro Aras, dengan ini maka aku sudah membalas semua kebaikanmu, aku akan membawamu menuju dunia lain sekarang!".

Sebelum Myro bisa menyadarinya, sebuah lubang muncul di bawah kursinya yang langsung membuat Myro jatuh menuju lubang tersebut.

"Tunggu, apa?", Myro terkejut dengan kemunculan lubang itu yang terlalu tiba-tiba, ia berteriak terkejut karena sedang terjatuh tanpa persiapan apapun.

Ketika Myro terus berteriak, Rater mengambil sebuah bola dari kantong miliknya.

Bola tersebut memiliki banyak sekali warna, selain itu dimensi di sekitar bola tersebut juga bergetar ataupun retak akibat kekuatan bola tersebut yang sangat menakutkan.

"Pada awalnya aku berencana menyimpan harta penting ini, tapi siapa yang berpikir bahwa aku harus memberikannya kepada orang lain hari ini", Rater membuang bola tersebut dengan berat menuju Myro yang terjatuh.

Saat sedang terjatuh, Myro menemukan sebuah bola aneh yang terbang menuju dirinya.

Bola tersebut segera menyentuh tangan kanan Myro, lalu terserap dan menghilang tanpa jejak.

Waktu bola tersebut sudah di serap oleh tangan kanan Myro, garis-garis hitam dan putih menutupi seluruh tangan kanan Myro selama beberapa detik sebelum menghilang. Setelah itu, lubang yang membawa Myro pergi menutup kembali.

Tidak lama kemudian, sosok wanita yang memiliki sayap putih serta membawa Myro kesini kembali muncul, ia bertanya penuh keraguan "Tuan Rater, kenapa anda memberikan harta "Dunia" yang sangat berharga milik anda ke orang tersebut? Bukankah harta ini sangat berharga? Bahkan tuan hanya secara kebetulan menemukan "Dunia" tersebut yang hanya bisa terbentuk oleh dunia itu sendiri baik itu miliaran tahun sekali atau lebih lama, apakah tidak masalah memberi benda yang sangat berharga seperti itu ke anak tadi?".

"Tidak masalah", kata Rater sambil tersenyum "Aku bukanlah orang yang tidak tahu berterima kasih, selain itu kemampuan "Dunia" itu sama sekali tidak cocok dengan kemampuan milikku. Oleh karena itu, kenapa tidak memberikannya kepada Myro?".

Melihat bahwa Rater tidak keberatan, wanita itu hanya menggelengkan kepalanya dan tidak berbicara lebih banyak lagi, menurutnya Rater membuang harta yang terlalu berharga hanya untuk orang tidak dikenal. Padahal harta itu belum tentu muncul lagi setelah miliaran tahun atau bahkan tidak akan muncul kembali.

...----------------...

Kerajaan Azeroth merupakan sebuah kerajaan yang cukup besar di Benua Utara, mereka terkenal dengan para prajurit yang kuat serta tidak terkalahkan hingga sangat ditakuti oleh kerajaan di Benua Utara. Bukan hanya Benua Utara, beberapa kerajaan di benua lain juga takut terhadap sosok mereka.

Saat ini raja yang memimpin Kerajaan Azeroth adalah Raja Azeroth V, ia membawa Kerajaan Azeroth menuju masa paling makmur daripada di bawah pimpinan raja-raja sebelumnya.

Raja Azeroth V terkenal dengan kecerdasan serta kebijaksanaan miliknya, hal ini membuat Kerajaan Azeroth terus menjadi kuat baik dari segi ekonomi, militer ataupun politik. Raja Azeroth V juga orang yang memimpin militer untuk memperluas wilayah Kerajaan Azeroth seperti sekarang ini yang 4 kali lebih luas daripada Kerajaan Azeroth di bawah kepemimpinan raja sebelumnya.

Meskipun ia merupakan sosok yang dihormati semua orang, pada akhirnya Raja Azeroth V semakin menjadi tua yang menyebabkan berhentinya kemajuan kerajaan.

Raja Azeroth V sudah berumur hampir 100 tahun yang sudah sangat lama untuk manusia, oleh karena itu mulai terjadi masalah di antara bangsawan, politik ataupun militer kerajaan. Lebih tepatnya pada bangsawan, jendral serta menteri sedang sibuk saling bertarung, tujuan mereka yaitu mendukung pangeran yang mereka pilih agar menjadi raja berikutnya.

Di tengah panasnya pertarungan di ibukota Kerajaan Azeroth, sebuah provinsi yang terletak jauh di Utara sama sekali tidak mengalami hal tersebut.

Sebagai provinsi paling utara dari Kerajaan Azeroth yang terletak di Benua Utara, wilayah ini memiliki suhu sangat dingin serta kurang lebih setengah dari setahun akan terjadi musim salju.

Pada provinsi paling utara Kerajaan Azeroth ini, terdapat lagi sebuah kota paling utara yaitu Kota Aras di bawah kepemimpinan Baron Aras.

Sebagai kota paling utara dari Kerajaan Azeroth maka Kota Aras berbatasan langsung dengan para goblin serta orc, oleh karena itu Baron Aras selalu sibuk berperang untuk mempertahan wilayahnya.

Tapi hari ini sedang terjadi sesuatu di Kota Aras yaitu lahirnya anak ke 5 dari Baron Aras, yaitu Myro Aras, orang yang akan membuat sejarah besar pada seluruh dunia ini.

BAB 3 : BARON ARAS

Saat ini di rumah terbesar pada Kota Aras, seorang pria dengan tubuh berotot seperti beruang sedang duduk di kursinya sambil menutup mata, ia sepertinya sedang menunggu sesuatu.

Tidak lama kemudian, seorang wanita yang memakai pakaian dokter datang mendekati pria yang sedang duduk tersebut "Tuan Baron, anak ke 5 anda sudah lahir dan merupakan seorang laki-laki".

Ternyata seorang pria yang memiliki tubuh seperti beruang ini adalah Baron Aras yang merupakan penguasa kota ini, ia memiliki rambut hitam pendek serta mata berwarna hitam.

Sebagai penguasa Kota Aras yang terkenal sebagai kota yang selalu berperang paling tidak setiap bulannya, Baron Aras memiliki tubuh yang kuat serta kemampuan bertarung yang sangat baik, jika tidak maka ia tidak mungkin bisa mengalahkan semua orc dan goblin yang selalu menyerang wilayahnya.

Baron Aras berdiri dari kursinya dan berjalan menuju kamar dimana tempat dokter tersebut muncul tadinya, dokter itu juga mengikuti Baron Aras secepat mungkin.

Baron Aras menatap di ruangan tersebut untuk menemukan seorang wanita cantik berusia sekitar 20 tahun dengan rambut hitam panjang juga, ia melihat ke arah Baron Aras dengan senyum lembut "Yark, apa nama yang akan kau berikan kepada anak ini?".

Baron Aras memiliki nama asli Yark Aras, ia melihat ke arah bayi laki-laki kecil di tangan wanita tersebut sebelum berkata penuh rasa tidak peduli "Namanya Myro Aras! Baiklah, karena tidak ada masalah apapun yang terjadi disini maka aku harus pergi, masih banyak yang harus aku lakukan!".

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Baron Aras berbalik untuk pergi dari tempat ini, ia sudah memiliki 4 anak lain selain Myro yang membuat ia tidak terkejut ataupun merasa senang atas hal ini.

Wanita itu tidak terkejut terhadap sikap dingin Baron Aras, apalagi ia hanya memiliki latar belakang orang normal yang membuat Baron Aras selalu sangat dingin kepadanya. Apabila itu istri tertua Baron Aras yang berasal dari keluarga bangsawan Viscount maka Baron Aras tidak ada bersikap dingin seperti ini.

Di Kerajaan Azeroth, para bangsawan juga dibagi menjadi beberapa tingkat yaitu dari rendah ke tinggi adalah Ksatria, Baronet, Baron, Viscount, Earl, Count, Marquis dan Duke. Untuk ksatria dan Baronet maka para bangsawan lain hanya menganggap mereka sebagai setengah bangsawan, sedangkan untuk para pangeran maka posisi mereka hanya berada di bawah Duke.

Oleh karena itu, istri tertua Baron Aras berasal dari keluarga bangsawan yang lebih tinggi sehingga Baron Aras tidak berani membuatnya marah, bahkan ia sudah menentukan bahwa penerus posisi Baron miliknya adalah anak dari istri tertua.

Istri ke 2 Baron Aras adalah adik dari tangan kanan Baron Aras yang merupakan orang paling setia, jadi Baron Aras masih memperlakukannya dengan baik. Hanya dirinya yang merupakan wanita tanpa latar belakang serta istri ke 3 Baron Aras yang selalu diperlakukan dengan dingin, tapi ia juga tidak keberatan sebab sejak memutuskan untuk bersama Baron Aras maka ia sudah siap bahwa hal ini akan terjadi.

Wanita itu memegang wajah anak laki-laki di tangannya sambil tersenyum lembut "Myro, di masa depan kau tidak boleh menjadi seperti ayahmu, paling tidak kau harus peduli pada wanita yang sudah kau pilih walaupun mereka memiliki latar belakang yang normal sekalipun".

Bayi laki-laki bernama Myro itu hanya menatap ibunya dengan bingung sebab ia adalah Myro yang sudah bereinkarnasi dar bumi.

Ia memiliki ingatan yang sangat jelas tentang kehidupan buminya sehingga ia tahu bahwa dirinya sudah bereinkarnasi, untungnya bahasa di dunia ini sama dengan bumi sehingga ia tidak perlu repot-repot untuk belajar lagi.

Meskipun sudah mengerti bahasanya, Myro masih tidak bisa berbicara sebab sebagai bayi maka ia masih belum bisa berbicara sedikitpun dan hanya bisa untuk terus mengamati sekitar dengan hati-hati.

...----------------...

10 tahun sudah berlalu sejak lahirnya Myro, sekarang Baron Aras sudah memiliki 10 anak yang bisa dikatakan cukup untuk seorang bangsawan tingkat Baron seperti dirinya.

Saat ini di lapangan Kota Aras, puluhan anak-anak yang berusia antara 5 hingga 20 tahun sedang berlatih di lapangan tersebut.

Mereka mengayunkan pedang kayu yang ada di depan mereka untuk melawan anak lain yang menjadi musuh mereka, lebih tepatnya mereka semua sedang melakukan latihan.

Di antara semua anak tersebut, terdapat seorang anak laki-laki dengan rambut hitam pendek serta mata hitam yang cukup gelap. Selain itu ia memiliki tubuh kurus tanpa otot sedikitpun, sangat berbeda dari anak-anak di sekitarnya.

Musuh di depan anak laki-laki berambut hitam itu segera mengayunkan pedangnya yang membuat anak laki-laki itu jatuh ke tanah serta pedang yang terlempar.

Musuhnya langsung mengarahkan pedang kayunya ke leher anak laki-laki berambut hitam itu sambil berkata penuh kemenangan "Myro, aku menang lagi! Kau benar-benar terlalu lemah, bahkan 1 serangan sudah lebih dari cukup untuk mengalahkan mu".

Anak laki-laki yang terlihat kurus itu adalah Myro Aras, anak ke 5 dari Baron Aras yang sudah berusia 10 tahun.

Myro sudah terkenal di seluruh Kota Aras, namun bukan karena hal yang baik melainkan ia terkenal sebagai anak laki-laki paling lemah di antara anak dari keluarga Baron Aras.

Setiap kali ia ikut latihan pertarungan ini, maka Myro belum pernah menang yang membuat banyak orang kecewa pada Myro, hal ini membuat mereka menganggap Myro tidak mungkin duduk di posisi penting Baron Aras nanti. Oleh karena itu, sangat sedikit orang yang mencoba mengenal Myro.

Seorang ksatria datang dan menghentikan pertarungan itu saat sudah memastikan bahwa Myro benar-benar kalah, ia menatap Myro sambil menggelengkan kepalanya penuh rasa kecewa sebelum pergi untuk mengamati pertarungan anak-anak yang lain.

Myro tidak peduli tatapan meremehkan dari orang-orang di sekitarnya, ia hanya berdiri lalu membersihkan pakaiannya sedikit sebelum mencari tempat duduk di sudut lapangan. Sejak ia sudah kalah, maka latihan Myro hari ini sudah selesai.

Myro duduk di sudut lapangan sambil menatap orang-orang yang bertarung dengan wajah sopan, siapa yang berpikir bahwa lahir dari keluarga bangsawan tidak semudah seperti film-film yang pernah ia tonton di bumi.

Pada film bumi, anak bangsawan pasti tidak perlu berlatih dan hanya bermain setiap hari, lalu mereka juga memiliki banyak uang untuk dihabiskan.

Namun sejak Myro berada di keluarga Baron Aras ini, ia harus berlatih setiap hari dar pagi ke malam.

Baik itu latihan berperang, menembak, berburu, berkuda, maka Myro sudah pernah melakukan semua latihan tersebut. Pada malam hari maka Myro harus belajar membaca, berhitung serta sejarah dunia dan strategi militer hingga waktunya tidur, hampir tidak ada sedetikpun waktu untuk dibuang setiap harinya.

Myro menatap langit sambil menghela nafas "Menjadi anak dari bangsawan benar-benar sangat merepotkan!".

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!