Senyum memgembang sempurna ketika Zi bertatap muka dengan dokter yang hendak melakukan pemeriksaan pada kandungannya.
"Ibu Zi, ya?" tanya dokter cantik itu.
"Ya, Dokter. Ini saya," jawab Zi dengan senyum termanis nya.
"Ayo langsung saja, saya udah nggak sabar ini pengen tahu perkiraan bulan kemarin. Maaf ya, waktu itu kita buru-buru, udah gitu alatnya mendadak rusak lagi. Semoga kali ini nggak ya, Bu. Kan udah ganti yang baru," canda Dokter cantik itu. Ya, ketika pertama kali Zi memeriksakan kandungannya. Sang dokter sedang ada pasien yang tiba-tiba hendak melahirkan. Udah gitu alat USGnya mendadak rusak. Jadi terpaksa pemeriksaan Zi ditunda sampai hari ini.
"Nggak pa-pa, Dok. Kesalahan teknis itu biasa. Saya kan juga nakes, jadi ya sudahlah," jawab Zi santai.
"Jika semua pasien sepertimu, Ibu Zi. Pasti semua dokter akan senang," balas dokter cantik itu. Mereka berdua pun terkekeh, lucu saja.
Sang suster yang ikut membantu Zi memakaikan gel di perut wanita tersebut pun ikut tertawa.
"Baiklah, mari kita lihat perkembangan new baby kita. Tante dokter pengen tahu nih, sudah sebesar apa dia," ucap sang dokter sembari memainkan alat yang biasa ia gunakan untuk mendeteksi janin yang ada di kandungan para ibu-ibu hamil itu, tepat di atas perut Zi.
Beberapa detik berlalu, Sang dokter terlihat tersenyum eksaited. Sebab ia menemukan sesuatu yang unik di dalam perut Zizi. Ia yakin apa yang ia pikirkan kali ini tidak salah. Di dalam rahim tersebut ada dua calon baby yang ia lihat.
"Ibu Zi, bolehkah saya bertanya?" tanya Dokter tersebut sembari tersenyum senang.
"Ya, tentu saja, Dok! Apakah terjadi sesuatu dengan bayiku, Dok?" balas Zi, sedikit deg-degan. Karena ia takut terjadi sesuatu dengan baby yang saat ini ada di dalam kandungannya.
"Tidak... mereka baik, sangat baik. Lihat ini, mereka begitu menggemaskan," jawab Sang dokter sambil terus melihat mereka lewat layar monitor yang ada di depannya.
"Mereka? Maksud, Dokter?" Zi membulatkan matanya, bingung.
"Ya, mereka. Bayimu ada dua, Ibu Zi. Mereka kembar. Apakah dikeluargamu ada yang mempunyai riwayat bayi kembar?" ucap Sang Dokter sambil menyerahkan alat tersebut pada asistennya.
"Riwayat bayi kembar? Ayah bayiku memang punya saudara kembar," jawab Zi, terdengar lirih. Namun dokter tersebut bisa mendengar jelas jawaban tersebut.
"Ayah bayimu? Maksumu suamimu?" tanya Sang dokter sedikit merasa aneh.
"Iya, Dokter. Ayah bayiku, tapi kamu sudah berpisah sebulan yang lalu," jawab Zi jujur.
"Berpisah? Maksudnya?"
"Kami bercerai, Dokter. Maaf!" Zi menundukkan kepala, seperti takut di salahkan.
"Jangan merasa bersalah begitu, Ibu Zi. Aku tidak akan menghakimimu. Ini adalah masalah pribadimu. Apapun itu. Aku tetap ikut prihatin." Sang dokter menatap Zi yang masih menundukkan Kepalanya.
"Ya ... entahlah, Dok. Bagaimanapun jalan hidup yang aku tempuh nanti, pastinya aku tidak akan menyia-nyiakan mereka. Insya Allah, aku akan menjaga mereka dengan sangat baik," Zi tersenyum. Begitupun Sang dokter.
"Harus ... seorang ibu yang hebat, memang harus begitu. Apapun rintangan yang ada di depan, Ibu Zi pasti bisa melewatinya. Demi mereka. Hah ... oke, sedih-sedihannya sudah ya. Pokoknya saya ikut senang, babynya sehat. Perkembangannya juga bagus. Yang penting bundanya jangan stres. Tetap kuat, ikhlas, pasti semua ada jalannya. Oke!" ucap Sang dokter cantik itu lagi.
Lalu, setelah mendapatkan resep vitamin dan juga foto hasil USG, Zizi pun berpamitan.
Zi beruntung di kehamilan pertamanya ini ia sama sekali tidak mengalami banyak masalah. Zi sangat enjoy dan tidak banyak permintaan, seperti orang ngidam pada umumnya.
Tetapi, ada yang membuat wanita ini merasa sedikit aneh dan lucu. Zi tidak bisa tidur sebelum makan permen beraroma mint seperti yang selalu Zein lakukan di malam hari sebelum tidur. Bukan hanya itu, sebelum tidur ia juga suka menuangkan sedikit minyak kayu putih di telapak tangan, lalu menggosoknya dan menciuminya. Sama persis seperti yang sering Zein lakukan di malam hari.
Kebiasaan unik itu ia lakukan selama tidak mendapatkan haid pertamanya, sampai sekarang. Sampai usia kandungannya memasuki tri semester kedua. Karena takut kebiasaan buruknya ini akan merusak gigi, Zi pun sering berkonsultasikan kebiasaan anehnya ini pada dokter gigi. Dan dokter hanya menyarankan selepas makan permen itu, ia harus mengosok gigi.
Lalu jika sudah begini, mana mungkin ia bisa melupakan pria itu. Sedangkan anak yang ada di kandungannya malah mengiringnya untuk melakukan hal yang sering pria itu lakukan.
***
Zi memang tidak merasakan ngidam seperti ibu hamil pada umumnya, tetapi tidak dengan Zein.
Pria tampan dengan tinggi lebih dari 180cm itu sering mual di pagi hari, mual ketika mencium aroma makanan, mual ketika mencium aroma wewangian. Tidak nafsu makan dan sangat muak melihat nasi.
Bukan hanya itu, Zein juga merasa sangat jijik ketika melihat mie. Dalam bayangan pria itu, mie adalah segerombolan cacing. Maka ketika ia membayangkan itu, Zein menjadi mual. Sehingga enggan melihatnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Sriati Rahmawati
kalau hamil Trimester bukan Tri semester
2023-11-25
0
Kenzi Kenzi
baby twin moga,
2023-11-25
0
Enung Samsiah
lucu,, mih segerombolan cacing wkwkwk,, ooo
2023-11-10
0