Zizi sepertinya belum mengenal benar siapa ayah mertuanya. Pria super cerdik dengan segala kekuatannya itu, ternyata tahu. Bahwa dirinya saat ini berada di Lombok. Bahkan tujuannya ke Lombok ini, tidak lain dan tidak bukan, ia ingin melihat secara langsung mantu kesayangannya itu dalam keadaan baik-baik saja.
Tak butuh waktu lama untuk menemukan Zizi. Anak buah Laskar ternyata sudah menemukan di mana dia berada. Zizi akan tidak bisa lari lagi. Mengingat sekarang, di sekelilingnya sudah banyak anak buah Laskar yang menjaga dan mengawasinya. Bahkan saat ini mereka semua sedang tersenyum sembari mengawasi gerak-geriknya.
Bukan anak buah Laskar yang tersenyum, Laskar sendiri pun tersenyum ketika melihat menantu kesayangannya itu berlari menghindarinya.
Sang istri yang saat itu baru datang dari toilet, menjadi heran karena melihat sang suami tersenyum sembari melihat layar ponsel yang ada di genggamannya.
"Ada apa, Pa?" tanya Laila.
"Mantumu menggemaskan sekali, Ma. Lihat muka papa langsung kabur, dia nggak tahu aja kalo kaki tangan kita ada di sekelilingnya." Laskar terkekeh.
"Mana, Pa. Walah iya, mungkin dia pikir papa itu Zein kali." Laila ikutan tersenyum.
"Zein gimana? Gantengan Papa lah," jawab Laskar lagi.
"Dih!" Laila memanyunkan bibirnya.
"Kasihan sekali anak ini, Zein benar-benar nggak ada hati," ucap Laskar, terlihat menyesal dengan kelakuan putra itu.
"Itu namanya cinta, Pa. Mama pernah di posisi Zi," ucap Laila, sedih.
"Ih, kapan?" sepertinya Bapak Laskar terhormat lupa bahwa dia juga pernah main hati dengan ibu kandungnya Zein, dan meninggalkan Laila, istri sahnya.
"Udahlah, papa memang sudah tua. Cucunya sudah mau nambah. Makanya pelupa," jawab Laila, merajuk.
"Maafkan aku, Istriku sayang. Mana mungkin aku lupa kebodohanku waktu itu. Makanya aku nggak ingin putraku punya kesalahan yang sama denganku. Meninggalkan wanita sebaik kalian," ucap Laskar sambil meremas lembut tangan sang istri.
Laila melirik mesra sang suami. Entahlah, sampai detik ini, Laila begitu tergila-gila dengan pria yang menikahinya ini. Meskipun pernikahan mereka tidak dikarunia momongan. Dan ketika muda Laskar sangat suka memuatnya terluka namun, Laila begitu setia. Wanita ini tak sekalipun meninggalkan pria itu. Hanya terakhir, Laskar lah yang pergi meninggalkannya. Tapi, Lagi-lagi kesetiaan dan cinta Lailalah yang membawa pria ini kembali.
"Mama ingin sekali bercengkrama dengan mantu kita, Pa. Biar dia merasa punya orang tua. Biar dia merasa nggak sendiri. Ada kita yang selalu ada untuknya," pinta Laila.
"Kita pasti bakalan menemui mantu kita itu, Ma. Tapi nanti, setelah... sebentar, Ma," jawab Laskar, sembari meminta izin untuk mengangkat panggilan telepon dari anak buahnya.
"Ya, bagaimana?" tanya Laskar pada anak buahnya.
"Sepertinya dia kembali pulang, Bos. Bagaimana kita hadang atau tidak usah?" tanya pria tinggi besar itu.
"Biarkan dia pulang, yang penting awasi terus. Jaga terus. Pastikan jangan ada yang berani menyentuhnya," ucap Laskar kepada anak buahnya yang saat ini memang ditugaskan untuk menjaga Zi.
"Baik, Bos!" jawab pria bertubuh tinggi tegap itu.
Panggilan itu berakhir. Ya, untuk menjaga Zi, Laskar memang memperkerjakan orang-orang bertubuh tinggi tegap itu. Bukan hanya itu, Bapak dua anak ini juga mempekerjakan beberapa wanita untuk menyamar sebagai teman Zi. Bermaksud agar Zi tidak merasa sendiri. Agar wanita yang kini mengandung cucunya itu tetap terjaga dengan baik.
"Pa!"
"Ya!"
"Bagaiamana reaksi Zein kalo tahu mantan istrinya hamil ya?" Laila menatap sedih ke arah Laskar.
"Papa sudah tidak peduli dengan rekasi bocah bodoh itu, Ma. Buktinya dia masih berhubungan wanita sialan itu. Otaknya nggak dipakai mikir sama sekali. Disuruh pulang nggak pulang-pulang. Dia nggak menghargai kita sama sekali sebagai orang tuanya. Untuk apa Mama pusing-pusing mikirin reaksi dia. Anak yang di kandung Zi adalah anak kita. Kita yang urus. Bapaknya biarkan saja," jawab Laskar geram.
"Pa, nggak boleh gitu. Mau bagaimanapun Zein tetap putra kita. Dia hanya khilaf, Pa," ucap Laila lagi.
"Khilaf itu sekali, Ma. Ini mengulang kesalahan yang sama, namanya apa kalo nggak bodoh," jawab Laskar geram.
"Iya, tapi... "
"Sudah, Ma. Nggak usah bahas anak bodoh itu lagi. Bikin naik darah aja, selama dia diam, kita diam. Kalo dia berani minta izin nikah sama pacarnya itu, baru kita remas wajahnya. Biar tahu rasa," ancam Laskar kesal.
Jika sudah begini, Laila bisa apa. Laskar begitu tegas. Keputusannya adalah titah. Mana bisa dilawan. Laila hanya bisa diam dan mendoakan supaya Zein jngn sampai meminta izin menikahi Vita, jika itu sampai terjadi maka Laila tidak tahu apa yang akan Laskar lakukan pada putra mereka itu.
***
Berbeda dengan Laskar terlihat santai ketika melihatnya, Zi kini gelisah. Zi takut jika sampai Laskar melihatnya, otomatis pria itu pasti akan menceritakan keadaannya pada sang mantan suami. Pasti mantan mertuanya itu tidak akan tinggal diam perihal bayi yang saat ini ada di dalam kandungannya.
Zi takut, keluarga mereka akan mengambil bayinya. Zi takut, mereka akan memisahkannya dari bayi-bayinya.
Zi menangis dalam diam membayangkan kemungkinan yang akan terjadi.
"Semoga opamu tidak melihat bunda ya nak. Bunda takut!" ucap Zi sembari mengelus perutnya yang mulai terlihat.
Zi duduk termenung di kamar, mengingat ketika Zein mengakui bahwa ia masih mencintai wanita itu. Sungguh ... saat itu, Zi merasakan sakit yang teramat sangat di dalam hatinya. Bahkan rasa sakit itu masih terasa sampai sekarang.
Zi tidak menampik bahwa sampai saat ini dia masih mencintai Zein. Masih menyayangi Zein. Dan gilanya, rasa itu sama sekali tidak berkurang. Meskipun mereka telah memutuskan berpisah secara baik-baik.
"Bunda tidak bermaksud menyembunyikan kalian dari papa kalian, tapi Bunda hanya tidak tahu caranya memulainya dari mana. Bunda nggak mau bikin papa kalian bingung memilih. Cintanya yang akan menemaninya sampai akhir hayat, atau kalian, buah hatinya," ucap Zi bingung.
Zi menatap nanar jendela kamarnya. Sedih saja, ternyata tidak diinginkan itu menyakitkan. Mencintai seseorang yang tidak mencintai kita itu sangat-sangat menyakitkan. Dan Saat ini Zi merasakan itu.
Hanya doa yang Zi bisa lakukan untuk saat ini. Agar Tuhan tetap meridoi persembunyian setidaknya sampai mantan suaminya menikah lagi dan anak-anak nya lahir.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
cleo_aay
sini zein sleding dikit palanya,,
2025-03-29
0
Susi Andriani
karma bapake to
2023-11-03
2
Nana
pengen bejek2 muka Zein
2022-07-17
0