"Demi Tuhan, sedikit pun Zein tidak pernah melupakan kalian, Pa. Zein minta maaf karena Zein salah. Zein hanya takut kalian nggak ngizinin Zein melepaskan Zi, Pa. Kasihan Zi, jika terus hidup dengan Zein. Sedangkan hati Zein menginginkan yang lain. Zein minta maaf, Pa," jawab Zein terbata, diiringi air mata penyesalan bercampur ketakutan yang luar biasa.
Laskar dan sang istri diam sesaat, saling memandang, sungguh jawaban yang Zein telah sukses meremas ulu hati mereka.
Mereka tidak menyangka bahwa Zein akan setega itu dengan wanita yang sangat mencintainya dengan tulus. Menyayanginya tanpa pamrih. Bahkan saat ini Zi juga masih berkorban untuknya. Andai Zein tahu, mungkinkah dia akan berucap demikian.
Hati LAskar sudah terlanjur teremas. Bapak dua anak ini pun tak ingin bertele-tele. Dengan satu tarikan napas, ia pun mencoba mengambil keputusan yang terbaik untuk masalah ini.
"Oh, oke jika itu yang ada dipikiranmu ... Papa sebagai manusia biasa tidak menyalahkan perasanmu itu, Hanya saja kamu tidak bisa mengunakan akalmu untuk menimbang baik buruknya sebuah rasa. Baiklah, jika begini maka Papa nggak akan memaksamu. Kamu mencintai wanita itu kan, maka lanjutkan. Tapi Papa harap kamu tidak pernah menyesal dengan keputusanmu ini. Mari, Ma kita pulang. Kita udah dapat jawaban yang kita mau. Papa nggak mau lama-lama di sini, tekanan darah papa bisa naik nanti." Laskar menatap tajam pada sang putra. Lalu ia pun memutuskan untuk meninmggalkan ruangan yang membuatnya sesak ini.
"Pa!" panggil Laila berusaha membuat suaminya lebih sabar. Namun sayang, Laksr terlanjur sakit hati dengan jawaban bodoh Zein. Pria paruh baya ini memutuskan untuk menengok ke belakang. Tetapi dalam hati ia akan menjaga Zi dengan jiwa raganya. Ia akan membuat putra kolotnya itu menyesal seumur hidup.
Sedangkan Laila sendiri juga tidak berani melawan ketegasan sang suami. Laila sangat mengenal Laskar. Keputusannya tidak dapat diganggu gugat oleh siappauin, termasuk dirinya.
"Sabar ya, Zein. Papamu memang begitu, tanpa mama jelaskan kamu udah tahu kan bagaimana tegasnya papamu. Mama tahu bagaimana tersiksanya seseorang ketika mencintai tapi tidak bisa memiliki. Dan memilih adalah hak setiap orang, tapi mama berharap kamu pikirkan lagi pilihanmu ini. Jangan sampai kemu menyesal di kemudian hari, Putraku," ucap Laila masih berusaha membuat pikiran Zein terbuka. Sampai dia memberikan sedikit clue untuk membuka kenyataan yang ia ketahui.
"Tapi Zein cintanya sama Vita, Ma. Mama tahu itu, kan?" Zein masih berusaha meminta ibu sambungnya ini mengerti perasannya.
"Kamu yakin nggak ada rasa sedikitpun dengan Zi?" tanya Laila memastikan.
Zein tidak berani menjawab, sebab ia saat ini hatinya dalam kegalauan yang tidak bisa ia kendalikan.
"Oke, seperti halnya papamu, Mama nggak akan memaksamu. Namun, mama sarankan sebaiknya kamu berusahalah meminta maaf dari papamu. Mau bagaimanapun dia adalah orang tuamu. Kami tidak bisa mengabaikan itu. Mama tidak bisa menyalakna papa jika dia marah padamu karena kamu memang salah. Zein paham kan maksud, Mama?" ucap Laila lembut. Mengeluakan jiwa keibuannya. Karena menghadapi Laskar dan Zein memang harus bersikap lembut, selembut-lembutnnya. Pada dasarnya mereka tidak bisa dikasari sedikit pun.
"Iya, Ma. Nanti kalo Zein sembuh, Zein akan menemui papa," jawab zein sungguh-sungguh.
"Ya, sebaiknya begitu. Oke, mama balik dulu. Nanti macan tutul itu keburu marah. Takut, Mama. Kamu cepet sembuh ya, jangan sakit-sakit. Nanti mama suruh Fira sam Lutfi jaga kamu, ya," ucap Laila dengan senyum keibuannya.
"Iya, Ma. Makasih banyak ya, Ma," jawab Zein. Lalu Laila memeluk sang putra, sebelum ia benar-benar meninggalkan ruangan ini.
***
Di luar ruangan, terlihat Vita dan Rian hanya diam, terlebih aura kemarahan sedang mencekam di sini. Rian dan Vita sama sekali tidak berani berucap apapun. Sampai Laila keluar dari ruangan Zein dan tersenyum kepada mereka berdua.
"Kalian boleh masuk, titip putra, Tante, ya," ucap Laila kepada mereka berdua.
Tak ada kemarahn sedikitpun, baik kepada Rian maupun Vita. Ya, Laila memang tidak ingin memberikan kesan buruk kepada mereka. Terlebih kepada Vita, wanita yang katanya dicintai oleh putranya.
"Baik, Tan," jawab Vita dan Rian. Serempak.
Laila mengangguk sekilas, lalu wanita ini berpamitan dan meninggalkan mereka yang diselimuti beberapa tanya.
Kini tinggallah Rian dan Vita saling memandang, lalu seperti ingin sama-sama mendapatkan nilai plus dari Zein mereka beruda pun berebut masuk terlebih dahulu ke ruangan di mana pria itu dirawat.
Vita masuk ke dalam ruangan itu terlebih dahulu, merasa ada kesempatan Vita pun dengan cepat hendak menutup pintu itu. Sayangnya, Rian tak mau kalah hingga terjadilah aksi dorong mendorong di antara mereka berdua.
Vita tak kuat lagi melawan, alau pintu pun terbuka dengan paksa. Mereka berdua jatuh terpelanting, kali ini Rian menindih Vita, kembali bibir mereka bertemu. Terkejut, mata mereka saling memandang melotot. Dengan cepat, Vita pun memukul Rian.
Dasar tukang ojek kurang ajar!" teriak Vita marah.
"Maaf mbak maaf, saya nggak sengaja. Habis mbaknya ngajakin ribut melulu," jawab Rian sembari beranjak dari atas Vita.
Vita yang tak terima tentub saja kembali memukul Rian dengan membabi bita, mengelap kasar bibirnya. Bahkan ia tak lupa ,mengumpaat pada pria yang ia pandang sebelah mata itu.
"Dasar tukang ojek biadab, pergi kamu dari sini, pergi!" usir avita sambil mendorong Rian.
Rian yang merasa bersalah tentu saja tak bisa melaan. Akhirnya dengan berberat hati ia pun memilih berpamitan dan melangkah pergi meninggalkan ruangan di mana Zein dirawat.
Sedangkan Zein hanya menatap santai apa yang terjadi pada mereka. Entahlah, Zein santai saja. Tidak ada rasa cemburu tersirat dihatinya. Padahal Vita adalah pacarnya. Dan bibir itu seharusnya haknya. Seharusnya Zein marah dan memaki mereka. Tetapi, Zein tidak bergairah melakukan itu.
Zein malah merasa pusing melihat tingkah barbar Vita, entalah rasanya sudah tak respect saja.
Bersambung ...
Like, komen n vote kalian adalah hadiah terbaik untukku🥰🥰🥰makasih ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Nartadi Yana
aku tunggu karmamu Zein yg bodoh dan aku nggak rela ya Thor kalau zi mau rujuk lagi
2023-12-16
2
Kenzi Kenzi
urung sadar roso,panggah susah
2023-11-25
0
Dewi Murni
EMG Zein ni bdoh sep yg dibilang adik nya..sep ngk tau aja tu kemana arah tujuan hdup dan htinya berlabuh..
2023-02-09
0