Axton menghembuskan nafasnya dalam, ia memasuki ruangan dimana seorang pria tengah di ikat pada kursi dengan mulut yang tertutupi kain. "Jangan coba-coba untuk menghalangi langkah ku, atau kau tidak bisa bertemu dengan keluarga mu lagi," ucap Axton pelan, ia menoleh pada Jack yang langsung menganggukkan kepalanya mengerti, tugas Jack adalah menjaga pria tersebut agar tidak kabur dan tak ada infomasi yang tersebar sedikit pun ke media, pria itu tertangkap basah tengah mengikuti pergerakan jual beli ilegal yang mereka lakukan secara diam-diam.
"Aku curiga jika dia diperintahkan seseorang," bisik Jack samar, mereka pun menoleh bersamaan pada pria yang terus berusaha melepaskan dirinya. "Tapi pria itu tidak ingin membuka mulut."
"Awasi gerak-geriknya, terus tekan dia agar bisa membuka mulut apa motif sebenarnya," ujar Axton, ia pun keluar dari ruangan itu, ia berjalan dan masuk ke dalam mobil yang sudah dibukakan pintu.
Lagi-lagi Axton menghembuskan nafasnya, ia sudah biasa dengan pekerjaannya, rasa kasihan hanya akan membuat dirinya lemah, bagaimana pun siapa yang paling kuat akan tetap bertahan dalam dunia gelap ini. "Kembali kerumah," ucap Axton pada supir pribadinya.
Selama diperjalanan Axton memainkan ponselnya, mencari berbagai informasi yang tengah ramai menjadi perbincangan masyarakat. Matanya menatap keluar jendela mobil, jalanan dimalam hari masih terliat ramai, jam yang melingkar dipergelangan tangan sudah menunjukkan pukul 11 malam, pikirannya melayang pada sosok Arabella, apakah wanita itu menantinya? Atau sudah tertidur dengan lelap?
Tanpa sadar Axton tersenyum miring, ia pikir Arabella sosok yang lemah dan Axton dapat mengendalikan wanita itu dengan bebas, namun rupanya ia berbeda, Arabella selalu menentangnya dan membuat Axton berpikir akan sangat menyenangkan jika dipersiapkan dengan sangat baik. Dan malam ini, Axton akan mulai mengendalikan Arabella untuk kesenangannya.
Memikirkan hal itu, Axton melonggarkan dasinya yang mulai terasa mengganggu, ia sudah tak sabar dan ingin menuntaskan semuanya.
Sesampainya di rumah, Axton masuk ke dalam rumah, ia menaiki setiap anak tangga dengan cepat, langkahnya berhenti pada pintu kamar Arabella, ia mulai membuka pintu kamar dengan perlahan. "Bella," panggil Axton pelan saat menatap Arabella tengah duduk meja riasnya, Arabella tampak terkejut dan langsung berdiri.
"K-kau sudah pulang? Aku pikir kau tidak akan kemari selarut ini," ucap Arabella terdengar gugup. Axton sedikit terkejut melihat Arabella yang mengenakan pakaian tidur itu, walau dilapisi jubah berbahan sedikit tebal tetap saja Axton bisa melihat lekukan tubuh indah wanita itu.
"Kau menunggu ku?" Tanya Axton mulai berjalan kearah Arabella, ia melepaskan jas dan meletakkannya di sofa.
Arabella menggelengkan kepalanya dengan cepat, ia tampak sangat tidak setuju dengan ucapan Axton. "Tidak, hanya saja aku ingin mengatakan jika kita benar-benar tak bisa melakukan hal itu Axton."
Sebelah alis Axton terangkat, ia menatap penuh kebingungan. "Dan aku harus menurut pada mu? Dengar Bella, kau sedang berada dirumah ku, dan hanya aku yang bisa menentukan akan melakukan apapun pada mu!" Tegas Axton dengan tatapan tajam.
Arabella menelan salivanya keras, ia tidak bisa menyerah begitu saja, ia harus yakin jika rencana ini akan berhasil. "Tapi aku sedang datang bulan, kau tidak akan memaksa ku untuk itu bukan?" Tanya Arabella, jantungnya berdebar tak menentu, ia sudah siap menerima kemarahan Axton jika mengetahui Arabella tengah berbohong, namun Arabella pun ingin mencoba untuk mengulur waktu terlebih dahulu. Ia benar-benar hanya mengandalkan keberaniannya!
"Kau sedang berbohong bukan? Kau sedang mencari alasan?" Tanya Axton dengan tatapan penuh menyelidiki.
"Tidak, aku bersungguh-sungguh, jika kau tidak percaya kau bisa me—"
"Cukup Bella, jangan lanjutkan ucapan mu! Sekarang tidurlah," ucap Axton, ia menghembuskan nafasnya kesal, rasa marah mengelilinginya, namun ai pun tak bisa berbuat banyak, Axton beranjak menuju kamar mandi yang ada didalam kamar ini, namun langkahnya terhenti oleh pertanyaan Arabella.
"Untuk apa kau kesana? Mengapa tidak langsung keluar dari kamar ini?" Tanya Arabella terdengar kembali panik.
Axton pun berbalik dan menatap Arabella tak suka. "Aku tetap akan tidur disini." Axton melanjutkan kembali langkahnya, ia sudah lelah tidur setiap malam yang di hantui mimpi masalalu, dan semoga saja jika ia memiliki teman, tidurnya bisa kembali nyenyak tanpa bayangan masalalu.
\~
Sial. Satu kata yang kini sedang memenuhi hati Arabella. Ia sudah lega saat mendengar Axton menyuruhnya tidur, namun apa yang baru saja pria itu katakan? Dia akan tidur disini? Bersamanya? Astaga! "Sekarang apa yang arus aku lakukan?" Gumam Arabella kembali panik, ia menatap dirinya di pantulan cermin, tak adakah cara untuk mengusir pria itu dari sini?
Arabella dengan cepat beranjak naik keatas tempat tidur, ia memasang pembatas untuk mereka. Tunggu, apa ini artinya Arabella bersedia berbagi ranjang? Tidak! Lebih baik ia tidur di sofa!
\~
Guys kalo banyak typo tolong komen ya, jari aku sedang tidak baik-baik saja🥲🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
💠⃟⃝♠Yeyen
nanti setelah terbiasa tidur bersama krn nyaman akhirnya mulai nakal tuhh Axton 😂 mudah2 an kehadiran Bella membawa perubahan dihidup Axton.. semoga mimpi buruknya tdk lg datang.
SEMANGAT Thor 🤗
2022-10-14
2
Kenzi Kenzi
kali aje begitu babang mimpi buruk,hanya eneng yg bisa menawarkan nuaya hingga tdk mengalami mimpi2 itu lagi...semangat neng
2022-05-20
1
Nur Indah sari
munkin aston akan tidur dgn nyenyak tampa mimpi buruk lagi disamping bella
2022-05-15
1