Arabella menatap ruangan kosong itu dengan penuh tanda tanya, ia mengedarkan pandangannya pada setiap penjuru mewah yang tampak elegan dan mahal. “Apa yang kau lakukan, lepaskan aku dari kursi sialan ini!” Pekik Arabella kesal saat ia terbangun dan sudah mendapatkan dirinya di ikat dalam sebuah kursi kayu yang menghadap meja kerja tanpa seseorang pun yang mendudukinya.
Jack mengembangkan senyumnya pelan, ia mendekatkan wajahnya pada telinga Arabella dari belakang. “Aku harap kau bisa menjaga bahasa mu jika Tuan Axton datang nona cantik, dia tak terlalu menyukai ucapan kasar apalagi sebuah makian seperti tadi,” bisik Jack. Jika ditanya mengenai posisi Jack, ia adalah orang yang paling dekat dan paling di percaya oleh Axton, umurnya lebih muda 3 tahun dari Axton.
“Aku tidak perduli dia akan menyukainya atau tidak,” balas Arabella tajam, ia menghembuskan nafas kasar saat semua usahanya melepaskan tali yang melilit tangannya hanya lah sia-sia.
Tak berapa lama pintu ruangan terbuka, seorang pria masuk dengan aura pemimpinnya. Ia menggerakan dua jarinya samar pada pria dibelakang Arabella dan pria pun pergi meninggalkan Arabella bersama pria baru itu. Tampan, kata pertama yang ada dipikirannya, namun Arabella harus segera menepis pikiran itu, pria ini pasti Axton yang dimaksud, ia bukanlah manusia, ia adalah monster yang harus Arabella benci.
Axton duduk dikursi besarnya, sorot mata itu menilai Arabella yang tengah diikat pada kursi, uniknya mata indah yang mampu menarik perhatian Axton tengah menatapnya tajam. “Arabella, nama yang cukup indah,” gumam Axton mulai memenuhi ruangan. Ya, nama itu memanglah indah, namun nasib tak seindah namanya.
“Nama ku tak lagi indah saat kau yang menyebutkannya,” desis Arabella dengan berani, ia menangkap ada sedkit keterkejutan dalam mata Axton sebelum pria itu menggelengkan kepalanya. Axton tampak tersenyum kecil dan mengambil sebuah map yang Arabella tak peduli isinya apa, ia hanya ingin dilepaskan dari ikatan yang mulai membuat tangannya merasa pegal.
“Arabella Caitlin, 25 tahun, bekerja di Rose Cafe, anak perempuan dari Kyle dan James. Ibu mu meninggal karena penyakit yang ia derita selama 2 tahun, dan ayah mu hanyalah seorang penjudi, benar?” Tanya Axton. Arabella tak menjawab, ia membuang wajahnya kearah sudut ruangan, siapa yang sedih jika harus diingatkan lagi tentang ibunya yang sudah meninggal? “Biar ku teruskan, kau juga bekerja saat hari libur menjadi penjaga toko milik sahabat mu, Adlyn. Lalu kekasih mu—“
“Apakah sopan mencari tahu semua hal tentang diri ku?” Tanya Arabella, untuk apa semua itu? Apakah pria dihadapannya begitu terobsesi pada dirinya? Apakah diam-diam Axton sudah menginginkannya sejak lama? Tidak, sangat tidak mungkin! Arabella merutuki pikirannya sendiri.
“Aku bahkan selalu bertanya pada diriku sendiri, apakah aku pernah sopan?” Tanya Axton, ia menggelengkan kepalanya pelan. “Aku tidak akan sembarangan membeli sesuatu, Bella. Aku harus mencari tahu apakah kau sebanding dengan hutang ayah mu, dan jika merlihat dari profil mu aku tak menemukan jika kau wanita pembuat onar juga pekerjaan mu masih terbilang cukup baik,” ucap Axton masih terlihat santai, emosinya tak terpancing sama sekali.
Arabella berdecak kesal, ia ingin berdiri dan menampar mulut itu. “Kau pikir aku barang? Kau tidak bisa membeli ku, Ayah ku akan segera mencari uang dan menebus ku.”
“Kau yakin?”
“Tentu saja,” jawab Arabella, walau dalam lubuk hatinya ia sedikit ragu pada James. Tidak, hanya Arabella yang James punya dan Arabella yakin James akan meminjam uang pada siapapun untuk membawa Arabella pergi dari sini.
“Hutangnya sebesar $200.000.” Ucapan yang keluar dari mulut Axton seakan mendorong Arabella ke dasar jurang, kepercayaan dirinya langsung lenyap seketika, lidahnya terasa kelu. Tapi sebentar, bukankah James mengatakan $30.000?
Arabella kembali menatap Axton dengan tatapan tajam, bulu mata panjang itu menambah kecantikan mata Arabella. “Ayah ku berhutang $30.000!” Desis Arabella.
“Kau harus ingat semua hutang memiliki bunganya masing-masing, James sudah berhutang terlalu lama dan bunganya membengkak, kau tahu? Aku hanya kasihan padanya jika terlalu lama menunggak hutang yang akan semakin membesar,” ujar Axton dengan nada iba, namun Arabella tahu jika itu adalah nada ejekan untuk dirinya.
“Sekarang aku tahu, kau renternir gila harta yang menggunakan cara licik untuk memeras orang kecil, kau—“ ucapan Arabella terhenti saat Axton tiba-tiba berdiri dan menghampirinya. “Untuk apa kau kemari?” Tanya Arabella was-was.
Kini Axton berdiri dihadapan Arabella, menatap wajah itu dari jarak dekat, Arabella dengan cepat membuang wajahnya saat Axton mulai membungkuk. “Mata mu cukup indah, tapi berbanding terbalik dengan mulut mu. Jangan pernah melawan ucapan ku atau kau akan melihat sendiri apa yang akan aku perbuat,” bisik Axton pelan, nada penuh ancaman yang berhasil membuat Arabella membeku, jantungnya berdebar, wangi yang begitu maskulin tertangkap di indra penciumannya.
Axton kembali menegakkan tubuhnya, ia memasukkan kedua tangan pada saku celana dan berjalan kearah pintu dengan langkah santai. “Masukkan wanita itu ke dalam kamarnya,” perintah Axton pada dua orang pria yang langsung menganggukkan kepalanya.
——
Like komen jangan lupa hihi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
mulut pedes apa se mulut tajam neh Bella ???
2023-03-27
1
Momy Haikal
culik aku aja axton
2022-12-08
0
dewi musnida
wow......! fantastic!
2022-11-15
0