Arabella menatap tajam pria disebelahnya. Kini mereka sudah berada di dalam sebuah taxi yang entah akan membawa mereka pergi kemana. "Sekarang apa lagi yang kau sembunyikan dari ku, Dad?" tanya Arabella kesal. Arabella menghembuskan nafasnya kasar, ia selalu malas membahas uang dan uang, oh ayolah bahkan setiap gajiannya pun ia selalu memberikan setengahnya untuk James, dan dengan teganya James mengatakan ia kalah judi lalu seorang pria menginginkan dirinya! Sial, bukankah sama saja ia dijadikan tumbal oleh ayahnya sendiri?
James tampak ragu menjawab, ia menatap Arabella dengan tak tenang. "Aku— aku sudah beberapa kali kalah. Dan aku tidak punya uang lagi untuk membayarnya," ujar James gusar, jantung nya berdebar, sebelum matahari tenggelam ia dan Arabella sudah harus meninggalkan kota ini. Kemana pun ia tak peduli, yang terpenting adalah mereka terbebas dari Axton.
Garis wajah Arabella semakin menunjukkan jika ia marah, lagi-lagi wanita itu mengendus kasar. "Baiklah, begini, bukankah kau kerja? Aku juga kerja. Kita bisa mengumpulkan uang untuk melunasi nya, dan jangan pernah lagi kau berjudi seperti ini!" jawab Arabella tegas.
James menggelengkan kepalanya, ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Tidak ada kata melunasi untuk masalah yang berkaitan dengan Axton, bunga yang diberikan tak masuk akal, "Ini tidak sedikit. Jalan keluarnya kita harus kabur," jawab James frustasi. Arabella kembali berdecak, ia mengeluarkan ponselnya, panggilan dari Daniel. Pasti kekasihnya sedang khawatir melihat dirinya tidak ada. Namun tak ada waktu untuk menghubungi Daniel terlebih dahulu, ia harus menjegah James membawanya semakin jauh.
Arabella memasukkan kembali ponselnya dan fokus pada James. Kerutan wajah sudah terlihat dan menandakan jika umur James sudah tak muda lagi, wajah itu kelelahan dan berhasil membuat Arabella luluh, "Memangnya berapa? Aku bisa meminjam dulu pada teman-teman ku," ujar Arabella pada akhirnya, karena jalan yang selalu mereka gunakan adalah meminjam uang untuk menutupi hutang, seperti itu terus entah sampai kapan, pikirannya ikut kacau dan membuatnya marah.
"Puluhan ribu dolar, mungkin," lirihnya pelan.
Mata Arabella membola. “Mungkin—“ ulang Arabella tak percaya.
“Sepertinya $30.000,” lirih James.
"Apa?!" pekiknya kencang. James memang sudah gila. "Kau sudah gila? Jika sekali kalah harusnya kau berhenti. Oh ayo lah, aku bahkan tidak membawa tas ku. Aku tidak membawa apa-apa, hanya ponsel! Apa kau akan memaksa ku menjual barang ini nantinya?" gerutu Arabella, amarahnya benar-benar meledak dengan berita buruk ini, benar-benar buruk melebihi minpi buruk yang pernah ia alami.
James menarik rambutnya sendiri, ia frustasi, anak perempuannya begitu cerewat seperti mendiang istrinya. "Bisa kah kau diam dulu dan ikuti rencana ku?" tanya James.
Arabella menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Rencana? Tentu saja tidak!” Arabella pun tertawa masam. Ia memberikan tatapan mengejek. "Apa rencana mu? Semua yang ada dipikiran mu itu gila! Tidak ada yang bisa aku ikuti dari rencana mu!" pekik Arabella.
"Ish! Bisakah mulut mu tidak terlalu pedas?" Tanya James kesal, ia hanya ingin Arabella menurut dan mendengarkannya, bukan semakin mengecilkannya dan membuat James bertambah pening.
"Tidak! Aku akan terus berbicara agar otak mu bersih dan mulai berpikir cerdas!" James menghela nafasnya. Ini yang ia takutkan dari anaknya. Terlalu berani dan dapat menyebabkan orang lain emosi jika berdebat dengannya. Ia terlalu pintar dalam berdebat dengan mulut tajamnya yang pedas. Bagaimana caranya ia bisa selama dari amukan Axton jika seperti ini? Jadi yang terbaik memanglah pergi dari kota ini.
"Aw!" pekik Arabella saat mobil tiba-tiba berhenti, ia mengusap kepalanya yang terbentur kursi supir. "Bisa kah kau menyetir dengan benar?" protes Arabella.
Sang supir berbalik. "Maaf nona. Tapi ada dua mobil menghadang kita," ucapnya dengan cepat, wajahnya tampak kebingungan seperti Arabella, sedangkan wajah James memucat, ia panik saat beberapa pria dengan setelan rapi itu keluar dari mobil hitam mengkilat itu, mereka berjalan kearah taxi.
"Sial. Itu pasti mereka," gumam James panik. Ia bingung, dan ia ketakutan hingga tubuhnya seakan menggigil.
——
Wahhh, siapa nih yang ngehalangin mereka? Vote komen yang lupa😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
mantaf neh Bella nya
2023-03-27
1
Novianti Ratnasari
wah pasti ini mah tertangkap
2023-01-09
0
Novianti Ratnasari
udah mau tertangkap
2022-10-14
0