Mata Axton menangkap sosok yang ia cari, di samping tubuh Jacob terdapat seorang wanita dengan pakaian ketat yang menemaninya, Axton tahu jelas jika itu bukanlah Bibinya, Axton pun menatap setumpukan uang yang baru saja Jacob ambil dari tengah meja. Senyum Axton sedikit timbul, itu artinya ada besar harapan Jacob bisa membantunya. “Paman,” panggil Axton lumayan kencang, Jacob yang melihat Axton tampak terkejut, ia berdiri menghampiri Axton.
“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Jacob kesal, ia tampak tak menyukai kehadian Axton sama sekali.
“Paman, aku ingin meminjam uang mu untuk biaya operasi Mommy, ini—“ Axton mengeluarkan kertas tagihan rumah sakit dari dalam saku celananya. “Ini tagihan yang harus aku bayar.”
Bukannya mendapatkan pertolongan, Jacob melemparkan kertas itu dengan keras, ia mendorong tubuh kurus Axton hingga terjatuh ke lantai. “Tidak sopan! Aku tidak ingin meminjamkan uang ku, itu adalah modal untuk aku berjudi, carilah uang mu sendiri Axton, jangan mempersulit hidup orang lain!”
“Ada apa ini?” Tanya seseorang yang ada dibelakang Axton, pria itu tampak begitu gagah diumurnya yang menginjak usia 60 tahun, Axton menatap Jacob yang langsung menundukkan kepalanya pada pria itu.
“Selamat malam Mr. Matthew, dia keponakan ku, tidak ada keributan apapun,” kekeh Jacob yang terdengar canggung. Lalu ia menatap tajam kearah Axton. “Pulanglah, cari pinjaman pada pemiliki toko mu,” gumam Jacob keras.
Axton menggelengkan kepalanya, ia berusaha kembali berdiri dan memohon pada Jacob. “Aku akan pulang jika kau memberikan pinjaman Paman, aku mohon bantu aku,” ujar Axton, ia tak perduli pada harga dirinya yang sudah tak berharga.
“Kau!” Bentak Jacob kesal, ia mengangkat sebelah tangannya dan bersiap memukul Axton, namun pria tadi menahan tangan Jacob.
“Berapa uang yang kau butuhkan? Ikut aku keruangan,” ucap pria bernama Mr. Matthew tersebut, ia berjalan terlebih dahulu meninggalakan Axton dan Jacob, seorang asisten yang bersamanya tampak menunggu Axton untuk mengikuti Mr. Matthew.
“Axton! Apa yang kau lakukan? Keluarlah dari sini!” Pekik Jacob, namun kini dalam pikiran Axton hanyalah uang untuk sang ibu, ia menepis tangan Jacob dan berjalan mengikuti Mr. Matthew.
Sesampainya di sebuah ruangan yang begitu mewah, Axton duduk dengan gugup, pria itu tampak santai melepaskan jas dan menggantungnya pada tempan yang sudah di khususkan. “Berapa uang yang kau butuhkan?” Tanyanya memulai percakapan.
Axton dengan cepat memberikan kertas tagihan tersebut, matanya menatap penuh harap agar pria itu bisa menolongnya. “Aku ingin membayar biaya operasi ibu ku, dia masih harus melakukan pengobatan lainnya, dan semua itu tidak akan mereka lakukan jika aku belum membayar biaya ini.”
“Baiklah, itu masih kecil untuk ku, aku bisa memberi mu 2 kali lipat. Siapa nama mu?” Tanya Mr. Matthew.
“Benarkah? Nama ku Axton Marck,” jawab Axton dengan penuh semangat.
“Berapa usia mu?”
“22 tahun.”
Axton mengepalkan tangannya di samping meja, ia sudah tak sabar dan berharap besar. “Axton, nama yang cocok dengan wajah tampan mu.” Mr. Matthew mengetuk pelan meja dengan jemarinya. “Begini Axton, aku akan langsung membayar mu jika kau berhasil mengantarkan barang ini pada seseorang bernama Lucas, dia sedang ada disebuah pesta besar, jika kau menyanggupinya aku akan meminta anak buah ku untuk mengubah penampilan mu.”
Axton terdiam, ia menatap curiga pada sebuah amplop yang dilapisi plastik. “Barang apa ini?” Tanya Axton pelan.
“Tentu saja barang yang ilegal, kau harus memastikan tak ada yang mencurigai mu.” Axton menelan saliva dengan keras setelah mendapatkan jawaban tersebut.
“Ba-bagaimana jika aku ketahuan dan ditangkap?” Tanya Axton gugup.
“Aku akan membantu mu keluar, dengan syarat kau tidak membocorkan informasi apapun tentang ku, dan satu bulan adalah waktu paling cepat untuk membebaskan mu dari pihak berwajib. Untuk itu aku membutuhkan seseorang yang memiliki pikiran licik untuk menipu daya, aku tak ingin mendengar kabar jika kau tertanggap dihari pertama mu berkerja untuk ku. Apa kau sanggup?”
Axton menaruh kembali gelas tersebut dan bangun dengan perlahan, ia membuka pakaian atasnya dan berjalan kearah tepi kolam. “Dan aku ingin para penjudi itu hancur,” gumam Axton pelan. ‘Byur’ Axton merasakan dinginnya air kolam yang terasa segar, ia berenang hingga ketepi kolam.
Tepat saat itu, Arabella yang terbangun kerena suara air menatap Axton dari jendela, ia menggelengkan kepalanya pelan. “Apa dia sudah gila? Jam berapa ini? Tidak ada orang sehat yang berenang pada pagi buta!” Desis Arabella pelan, ia kembali berjalan menuju ranjang dan mencoba memaksakan diri untuk tidur, semalaman ia tak bisa tidur sama sekali tanpa ponsel, ia bosan dan ingin mendapatkan cara untuk bisa terbebas dari penjara mewah ini! Dan yang lebih membuatnya kesal adalah saat ia sudah berhasil tertidur namun tingkah Axton yang aneh mengganggu tidurnya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Yuni Herwani
cepat alur ceritanya tapi bagus
2025-01-18
0
Marhaban ya Nur17
berarti axton jahat krn keadaan yyy
2023-03-27
2
Kenzi Kenzi
kalian itu berjodoh arabel,axton
2022-05-20
1