Axton menatap James dengan perasaan iba layaknya manusia biasa, James semakin memohon saat mendapatkan simpati Axton, namun sayangnya itu hanyalah topeng! "Tenanglah James. Jika ia wanita yang menarik hanya aku yang akan menyentuhnya, kau bisa menjadikan anak mu sebagai jaminan beberapa hari, dan kau bebas mencari uang diluar sana," bujuk Axton lembut. James menghembuskan nafasnya perlahan, ia tak bisa menolak apa-apa sekarang, hanya ada 2 pilihan, James tampak menangis dan memohon dalam diam, menyimpan keningnya diujung sepatu Axton. Merasa kesal diabaikan, Axton menghentakkan kakinya. "Jawab aku bodoh!"
Kepala yang tengah menunduk memohon itu tampak menggeleng dengan cepat. "Aku memilih mati cepat! Tidak ada pembahasan lagi tentang anak ku," teriaknya kencang, dengan wajah berani namun sorot mata yang begitu ketakutan ia mengambil tangan Axton, menuntun sang ketua mafia agar segera menembaknya. Iya sudah menjadi ayah yang tak berguna bagi Bella, ia tidak ingin membawa Bella dalam masalah ini, dan jika James mati mungkin saja dapat mengurangi beban Bella. Ya, seperti itulah rencana yang di pikirkan James. Namun Axton bukanlah pria haus darah, ia cukup licik memikirkan keuntungan.
Axton menarik tangannya pelan. "Jangan buru-buru James, jika aku membunuhmu, aku tidak akan mendapatkan apa-apa, lagi pula aku bosan membunuh. Jadi keluarlah dan bawa anak mu kemari!" bentak Axton di akhir kalimat. Dua orang dengan cepat menarik paksa tubuh James keluar ruangan, ia tampak meronta dan menolak, terus memohon dan sangatlah berisik, suaranya menggema dalam ruangan.
"Ikuti dia. Jangan sampai pria itu kabur membawa anaknya," kata Axton pelan pada seseorang didekatnya.
"Baik tuan," jawabnya. Dengan sigap pria itu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan. Seringai jahat mulai tampil diwajahnya, Axton harus bersenang-seneng, lebih baik menghabiskan malam bersama seorang wanita bukan? Dari pada harus dihantui mimpi yang mengganggu tidurnya. Demi apapun Axton muak mengingat wajah Aurora, ia ingin melenyapkan wajah wanita gila harta itu!
—
Ting..
"Meja berapa ini?" teriak wanita cantik bernama Arabella, atau sering di panggil Bella. Ia beruntung memiliki wajah yang blasteran, sepasang mata indah berwarna hazelnut dengan sedikit biru membuat dirinya paling berbeda diantara karyawan wanita dicafe ini. Wajah cantiknya mampu menghipnotis siapa saja dan membuat mereka langsung jatuh hati dalam pandangan pertama.
Seorang pria berumur 30-an berjalan dengan semangat kearah jendela dapur. Ia mengasah pisaunya pada tongkat besi yang ia bawa, "007 Bella, dan yang piring kecil ini untuk mu," ujarnya ramah.
Arabella tersenyum mendengar ucapan chef tampan itu. Ia mengambil dengan cepat kedua piring keatas tray ditangannya, "Terimakasih Frad," ujar Arabella manis. Ia lalu membawa tray tersebut ke dalam bar, tempat pembuatan minuman. "Aku diberi makanan oleh Frad," kata Arabella sambil menyimpan piring kecilnya di bawa meja bar, namun saat ia akan keluar dari bar, Daniel menghalanginya. Barista sekaligus kekasihnya yang -mungkin saja- paling ia cintai. Sebenarnya tak ada masalah dengan Daniel, hanya saja ia selalu kesal saat beberapa wanita bersikap baik padanya dan Daniel tak menolak mereka sama sekali, sikap Daniel yang terlalu ramah bisa saja membuat wanita lain menaruh hati bukan? Tapi biarlah, selama Daniel masih mencintainya itu artinya posisi Arabella aman.
"Makanlah dulu dibelakang Bella, biar aku yang antarkan ini," ucap Daniel lembut, tangannya sedikit terulur hendak mengambil tray yang Arabella bawa.
Dengan raut wajah ragu, ia menatap Daniel. "Apa tidak apa-apa?" tanya Arabella.
"Tidak apa-apa. Sudah, makan dulu Bella. Agar nanti kau semangat, satu jam lagi akan ada Reservasi 20 orang," jawab Daniel. Senyum manis pria itu membuat Arabella ikut tersenyum.
Arabella memberikan tray itu dengan pelan. "Kau memang pria yang pengertian," kekeh Arabella. Setelah melihat Daniel pergi, Arabella berjalan kearah pintu belakang, tempat istirahat sekaligus jalan keluar karyawan.
Tepat saat dirinya akan menutup kembali pintu, seseorang memanggil namanya, "Bella!" teriakan itu sontak membuat Arabella menatap bingung pada pria dengan tas besar ditangannya. Wajah pria itu tampak cemas dan ketakutan, namun untuk apa ia membawa tas sebesar itu ke pekerjaannya?
"Dad? Kau mau kemana?" tanya Arabella terkejut. Pria itu berjalan tergesa, ia mengambil tangan Arabella dan melirik kesegala arah dengan wajah paniknya. "Ada apa Dad? Kau akan pergi?"
"Oh Putri ku sayang, maaf kan Daddy mu yang tak berguna ini," ucapnya dengan lemah.
Ucapan itu membuat Arabella bertambah bingung. "Ini ada apa sebenarnya Dad? Kau tidak bekerja?" tanya Arabella, keningnya terlihat mengkerut. James menggelengkan kepalanya lesu, ia sudah berbohong tentang pekerjaannya menjadi sales man selama setahun ini.
"Aku sedang dalam masalah. Ayo kita pergi," ajak James. Arabella menahan tangannya saat James menariknya dengan tergesa, membuat piring ditangannya hampir saja terjatuh.
Arabella menarik tangannya dengan cepat. "Aku sedang bekerja Dad," tolak Arabella.
"Ini masalah nyawa mu!"
“Ada apa dengan nyawa ku?” Tanya Arabella semakin bingung, ia menggelengkan kepalanya keras, jangan katanya James melakukan hal bodoh yang membawa dirinya.
——
Jangan lupa like komen ya😘
Ohiya, pagi ini aku abis liat cowok ganteng di Instagram (niatnya sih cuci mata) cukup bingung buat visual yang cocok untuk Axton, cowok-cowok yang aku liat di Ig ganteng semua😩 dan kelemahan aku adalah cowok ganteng🥲
Visual:
Axton
Daniel
Gantengnya cocok gak?😍
Oh ya. Punya saran yang cocok untuk visual cewek? Biar cerita ini semakin seger ada cecan dan cogan🤪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Rima baharudin
waduhhhh....... kalo liat visualnya kaya beginian auto mata terang ini 😂 😂 😂
2023-06-28
1
Ruk Mini
wowwww
2023-02-05
0
Hanny'76
waduuuuh....coba deket untungnya jauh
2023-01-11
0