Arabella menggerutkan keningnya, ia menatap beberapa orang yang menghampiri mobil mereka. Semua pria itu tampan, raut wajah mereka tampak serius, dan ada urusan apa dengan ayahnya? "Kau kenal mereka semua Dad?" tanya Arabella.
"Bella, mereka semua yang akan mengambil mu bodoh! Bersembunyi lah, ayo jangan sampai kepala mu terlihat," jawab James geram. James menarik kepala Arabella agar membungkuk dan menyembunyikan wajah mereka. Ini bukanlah cara, sepintar apapun ia bersembunyi sekarang tetap saja mereka sudah terkepung, semua orang di luar sana sudah mengetahui Arabella dan James ada didalam mobil.
Ketukan keras pada kaca jendela membuat Arabella menjadi panik. Mereka begitu berani. "Buka atau aku pecahkan kaca ini bersama kepala kalian!" teriak seorang pria dari luar mobil. Teriakan itu membuat ketiga orang di dalam mobil berdebar tak menentu, wajah mereka pucat saat pistol itu diarahkan dari luar.
Sang supir kambali berbalik dan menatap Arabella dan James bergantian. Ia tampak panik dan tak bisa berkutik, "Bisa kah kalian keluar? Aku sangat takut," gumam supir didepan sangat pelan.
"Kau ingin aku dan anak ku mati!" gertak James kesal.
Mata Arabella seketika membola, ingin rasanya ia memukulkan sebuah benda pada orang itu. "Kau saja yang keluar. Aku masih ingin hidup!" timpal Arabella pada supir itu. “Kau pikir aku tidak takut? Oh ayolah belajar untuk setia kawan disaat genting seperti ini.”
Sang supir menggelengkan kepalanya cepat, ia begitu panik dan seakan memohon pada Arabella agar cepat keluar dari mobilnya. "Kita semua akan mati jika terus didalam," tepat sang supir berbicara, lalu kaca disebelahnya pecah, Arabella menjerit, seorang pria memasukan tangannya yang memegang pistol ke dalam mobil melalui lubang jendela dan berhasil membuat ketiga orang itu menahan nafasnya.
Pria itu benar-benar berwajah tampan, namun garis tegas begitu terlihat menyeramkan. Tatapan waspada pada sekeliling begitu terlihat dengan jelas. "Buka atau aku tembak sekarang juga!" ucapnya tegas.
Sang supir tampak mengangkat tangannya dengan sangat lambat, tangannya bergetar hebat. “Apa yang kau lakukan? Hentikan tangan mu!” Desis Arabella dengan tatapan tajam, namun terlambat.
"Ba..baik," jawab supir itu gugup. Ia membuka pintu mobilnya, dan tak menunggu lama tubuhnya ditarik paksa oleh pria lainnya diluar sana. Ia masuk kedalam mobil dan menatap James dengan tajam.
Seorang pria lain masuk dan duduk di kursi supir, wajah mereka semua tampak tampan dan bersih, tidak akan ada yang menyangka jika mereka adalah penjahat berhati dingin seperti ini. Ia tampak tersenyum miring menatap James, sekilas menatap Arabella sambil menganggukkan kepalanya pelan. "Besar juga nyali mu untuk kabur," desisnya.
James menggelengkan kepalanya cepat. "Ak..aku tidak kabur, aku akan membawa anak ku sendiri pada Tuan Axton" jawabnya gugup. Ia berbohong, ia takut ditembak saat ini juga jika tidak memberikan alasan yang jelas.
Kemarahan Arabella tersulut, ia menatap Ayahnya dengan tatapan seolah akan membunuh. Apa yang ia dengar tadi? ia akan membawanya sendiri pada Axton? "Dad! Kau sudah gila?" bisik Arabella tajam. Ia tak menyangka bisa memiliki ayah sepayah ini.
James memejamkan matanya, ia menggelengkan kepalanya dengan isyarat agar Arabella mengerti bahwa ini semua hanyalah bohong. "Diam lah, aku mohon," bisik James memelas.
Lagi-lagi pria di depan sana tersenyum miring pada James, mungkin lebih tepatnya tersenyum mengejek. Ia lebih licik dan tak akan bisa tertipu daya. "Kau tak perlu repot-repot membawa nya James. Kita akan membawanya sendiri kepada tuan Axton," jawabnya dengan tenang. Tepat diucapan itu, suara jeritan Arabella membuat James panik. Ia keluar dari mobil saat melihat Arabella diambil paska dan dimasukkan kedalam mobil hitam. Mereka semua bergerak cepat dan tak terduga, benar-benar gesit. "Kenapa kau panik? Bukankah kau juga akan membawanya ke tuan Axton?" ejek pria tadi.
James terdiam, ia berlutut memegang kaki pria itu. "Aku mohon jangan bawa anak ku. Aku berbohong akan membawanya kepada tuan Axton. Aku akan membawanya kabur. Aku sudah melawan tuan Axton. Kalian bawa saja aku," mohon James. Namun tubuhnya terhempas saat pria itu menghentakkan kakinya.
"Kau selalu mengatakan saat semuanya sudah terlambat James, dan satu yang perlu kau ingat, Tuan Axton membutuhkan seorang wanita, bukan pria seperti mu! Sudah lah, jika tuan Axton sudah bosan pun akan ia kembalikan anak mu nanti," ujarnya dengan senyum mengejek. Ia sedikit membungkuk dan menyentuh kening James dengan jari telunjuknya. "Lagi pula anak mu begitu cantik, aku yakin Tuan Axton akan memperlakukan nya dengan sangat lembut, tugas mu sekarang adalah mencari uang sebanyak mungkin untuk menebus anak mu lebih cepat," kekehnya pelan.
“Tidak. Bawa aku juga, aku mohon jangan sentuh Bella, jangan membawanya dalam masalah ini, aku sudah siap untuk mati,” racau James.
Namun ucapannya tak dihiraukan, pria itu menggerakkan tangannya seakan meminta semua orang yang berpenampilan seperti dirinya untuk segera pergi sebelum makin banyak orang-orang yang memperhatikan mereka.
—
Yuk komen yang banyak, bisa nambah poin juga lohh💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Fifi A González
ngakak bgt bapaknya plisss😊🙏🏻
2023-11-19
1
putri
menggambarkan suasana tegang tpi aku ngakak gk brhenti2 🤣🤣🤣🤣🤣
tulisannya enak banget di baca 👍👍👍
2022-10-30
1
💠⃟⃝♠Yeyen
siap2 jadi tawanan ya Bella.. tp aku suka karakter Bella.
SEMANGAT Thor 🤗
2022-10-08
2