Air mata itu terus mengalir membasahi pipi, jantungnya berdebar tak menentu, kain putih sudah menutupi seluruh tubuh yang berbaring kaku. "Mom!" Teriakan memilukan kini memenuhi ruangan, tangannya yang bergetar membuka kain penutup bagian atas. "Mom, bangun, aku sudah mendapatkan uang, ayo berjuang sekali lagi dan kau akan sembuh! Jangan tinggalkan aku, Mom!"
Mata Axton terbuka lebar, nafasnya terengah dengan rasa sesak yang membuatnya lemas, keringat dingin dapat ia rasakan tengah mengelilinginya. "Argh!" Desis Axton pelan, ia mendudukkan dirinya dan bersandar pada kepala ranjang. Nafasnya masih tak beraturan, ia mengusapkan telapak tangan pada wajahnya. Mengapa mimpi itu sering datang akhir-akhir ini? Apakah karena Axton sudah mengurangi mabuknya? Ia lelah dihantui rasa dendam yang tak bisa ia balaskan, memangnya pada siapa ia harus membalas semua kehancuran dirinya? Semua ini memang kesalahan Axton yang miskin!
Pandangannya melirik kearah jarum jam yang baru menunjukkan pukul 3 pagi, ia pun beranjak dari ranjang dan keluar dari kamarnya.
Tangan Axton meraih sebuah botol anggur dan satu gelas berukuran sedang, kakinya melangkah kearah halaman belakang. "Baiklah, sedikit penenang akan membuat tidur ku membaik," gumam Axton. Terkadang Axton merasakan jiwanya kesepian, ia tak memiliki siapapun lagi dalam hidupnya, tak ada keluarga, ataupun kekasih.
Axton duduk pada sebuah kursi santai dan menaruh gelas tersebut diatas meja, menuangkan anggur dalam takaran yang lumayan banyak lalu menyesapnya perlahan. Cairan itu mulai terasa mengalir di tenggorokannya dan menyebarkan kehangatan saat mencapai perutnya, Axton kembali meneguk anggur dalam jumlah yang banyak dan menaruh gelas itu diatas meja.
Kini Axton bersandar dengan santai, menikmati angin sejuk dan menatap langit yang menunjukkan pemandangan indah dimana bintang-bintang bertebaran dengan cantik.
Axton menghela nafasnya dalam, entah sudah berapa kejahatan yang ia perbuat dalam sepuluh tahun ini. Axton pun tak pernah menyangka akan mengambil langkah sejauh ini dalam hidupnya. Semua berawal dari Aurora, wanita itu selalu memaksanya untuk berhenti membantu sang ibu dan mulai mencari pekerjaannya sendiri agar bisa menunjukkan pada keluarga Aurora jika Axton mampu memenuhi keinginan Aurora.
Axton ingat bagaimana khawatirnya Jeniffer saat ia pulang dalam keadaan babak belur, Jeniffer mengobatinya dalam keadaan menangis. 'Maafkan aku nak, jika saja uang hasil berjualan tidak digunakan untuk biaya berobat ku mungkin Aurora tidak akan menikah dengan—'
'Tidak Mom, tidak perlu ada kata maaf. Beristirahatlah dan jangan berjualan lagi, gaji ku mungkin hanya cukup untuk membayar sewa dan makan, aku akan mencari pekerjaan lain untuk membeli obat mu.'
Axton terkekeh pelan mengingat kilasan masa lalu itu, dimana ibunya berbohong dan terus berdagang hingga penyakitnya kambuh. Axton meraih gelasnya kembali, menghabiskan anggur yang masih tersisa lumayan banyak. Matanya terpejam ketika tenggorokkannya merasa terbakar oleh rasa panas saat cairan itu melewati tenggorokannya.
Axton menatap biaya tagihan operasi yang harus ia bayar, melalui kaca jendela Axton bisa melihat Jeniffer sedang tertidur pulas, hatinya meringis pelan saat mengingat masih banyak pengobatan yang harus Jeniffer lewati untuk bisa sembuh. Dengan penuh tekad ia pun keluar dari dalam rumah sakit, ia harus mencari Jacob untuk meminta bantuan biaya rumah sakit, hanya Jacob paman yang ia punya.
Kaki Axton berhenti disebuah cassino, ia mengepalkan tangannya kuat, ia harus mencari Jacob. “Apa kau punya kartu anggota?” Tanya seorang penjaga ketika Axton hendak masuk ke dalam. Axton mengelengkan kepalanya lemah, ia tampak gugup berhadapan dengan seorang pria bertubuh besar.
“Tidak, aku ingin bertemu Paman ku, ada hal penting yang harus aku sampaikan,” ucap Axton.
Terlihat raut wajah itu tampak menaruh curiga pada Axton, ia seakan menilai penampilan Axton. “Siapa nama Paman mu?” Tanyanya kemudian.
“Jacob Hilfger, ia selalu menghabiskan malamnya disini setiap hari,” jawab Axton cepat.
“Baiklah, aku mengenalnya, dia ada disana.” Tanpa menunggu lama, Axton masuk ke dalam Cassino yang tampak ramai, suara musik dan tawa orang-orang seakan menyambutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
💠⃟⃝♠Yeyen
kasihan Axton.. masa lalunya bener2 pahit. rasa sakit dihati Axton yg telah membuat hati Axton membeku. Axton hanya butuh seseorang yang mampu memberinya kehangatan hati dan mengisi kekosongan hati Axton.
SEMANGAT Thor 🤗
2022-10-08
2
Kenzi Kenzi
gegara aurora pribadi axton berubah drastis
2022-05-20
3
Sibollo
ohh punya masa lalu too pantas
2022-03-10
2