"Apakah semua sudah beres, hmm? Berhati- hati jangan sampai kau meninggalkan jejak!"
"Ok!"
Alex yang berada di balkon kamarnya menatap ke bawah di mana sebuah mobil mewah terparkir. Netra birunya terus menatap mobil sambil menyeringai licik, entah apa yang akan direncanakan alex.
"Sayang … kau di sini?" Ruby muncul mendekat ke arah Alex, membuyarkan lamunan Alex.
"Hmm ...." Alex mengangguk.
"Kau yakin akan tetap berlibur, Sayang? Kenapa tak menungguku sampai semua pekerjaanku selesai? Nanti kita akan berlibur bersama atau kita honeymoon keluar negeri." Alex menyakinkan Ruby lagi yang bersikeras untuk melakukan perjalanan liburan ke kota S.
"Aku tetap ingin ke sana, Sayang!" ujar Ruby sambil memeluk Alex.
"Ok. Tapi gunakan pesawa, gimana?" Alex memberikan penawaran kepada Ruby.
"Tidak! Aku tetap ingin memakai mobil. Kalau memakai pesawat aku tidak akan bisa menikmati perjalanan liburanku, Sayang. Jadi, aku akan tetap memakai mobil," jawab Ruby yang masih dengan rencananya melakukan perjalanan liburan hanya menggunakan mobil.
"Hah ... baiklah. Tapi berhati-hatilah, karena jalan ke kota S penuh dengan tebing dan jurang, Sayang." Alex hanya pasrah dan mengingatkan Ruby agar selalu berhati-hati.
"Kau yakin tidak mau ikut, Sayang?" Ruby yang sudah siap untuk pergi mengajak Alex kembali. Ruby berharap Alex akan berubah pikiran.
"Tidak bisa, Sayang. Pekerjaanku terlalu banyak dan tidak bisa ditinggal. Tapi aku berjanji kalau pekerjaanku selesai aku akan menyusulmu."
Alex tetap menolak dengan dalih yang menurutnya sangat tepat. Namun, Ruby pun bahagia mendengar perkataan Alex yang akan menyusulnya nanti.
"Janji ya kau akan menyusulku, Sayang?"
"Iya, aku janji." Alex mengiyakan sambil memeluk erat Ruby dan mengecup seluruh wajah Ruby.
"Ayo, Nak, kita berangkat sekarang!" Daddy mengajak putrinya itu untuk masuk ke mobil.
"Aku pergi dulu, Sayang. Bye." Ruby berpamitan kemudian mengecup bibi Alex.
"Bye, Sayang." Alex menutup pintu yang tadi dibukanya untuk Ruby.
"Hmm ... berhati-hati juga untukmu!" Daddy mengingatkan Alex. Setelah itu, ia memasuki mobil yang akan mengantar mereka berlibur.
Alex hanya tersenyum penuh maksud dan menatap mobil yang sekarang sudah keluar dari mansion.
"Selamat tinggal, Sayang." Alex tersenyum licik saat mobil yang di pakai Ruby sudah menjauh dari mansion.
"Bersiaplah!" Alex memberi instruksi kepada seseorang melalui sambungan telepon.
"Kabari aku kalau berhasil!"
Alex menutup teleponnya seraya berjalan ke arah mobilnya. Kemudian ia melaju keluar dari mansion.
Ruby yang menikmati perjalanannya terus tersenyum. Sesekali dia juga mengambil foto objek yang menurutnya menarik dan bagus. Dia juga memotret dirinya dan mengirimnya kepada Alex.
Netra hazel Ruby disuguhi pemandangan indah, tebing dan jurang yang begitu menakutkan. Menurutnya, itu adalah perpaduan yang sangat sempurna.
Pohon pinus berjejer dengan rapi di setiap meter jalan yang mulus itu. Ruby menghirup udara yang segar dengan rakusnya. Kebahagiannya akan sempurna seandainya Alex ikut. Mereka pasti akan menikmati perjalanan ini dengan mesra, begitulah isi pikiran Ruby.
"Kau menikmati perjalanan ini, Nak?" Sang mommy bertanya kepada putrinya sambil merapikan rambut Ruby yang tertiup angin.
"Iya, Mommy. Ini sangat menyenangkan dan lebih menyenangkan lagi kalau Alex ikut." Ruby berkata sendu.
Daddy yang melihat putrinya hanya tersenyum dan mengusap kepala Ruby dengan sayang.
"Ingatlah, Ruby, kau harus tetap bahagia tanpa orong -orang yang kau sayangi bersamamu. Dan tetaplah kuat apabila kau disakiti dan ditindas. Jangan menyerah, tetaplah berjuang untuk dirimu sendiri dan kebahagiaanmu." Daddy menasehati Ruby, entah mengapa dia memiliki firasat akan terjadi sesuatu kepada keluarganya.
"Iya, Daddy." Ruby mengangguk dan mengiyakan meskipun sebenarnya ia bingung dengan segala perkataan sang ayah.
Mommy memeluk putrinya itu dengan penuh kasih sayang. Keluarga itu saling mencengkeram dengan hati yang bahagia. Namun, tiba-tiba mobil mereka kehilangan kendali dan akhirnya menerobos pembatas jalanan yang ada di tepi jurang.
Daddy yang melihat Ruby masih sadar mendorong putrinya keluar di bantu oleh istrinya saat mereka menyadari kalau sebentar lagi mobil mereka akan meledak. Dengan sekuat tenaga ke dua orang tua Ruby menyelamatkan putri mereka dengan menarik Ruby yang terhimpit kursi penumpang,
"Mommy ... Daddy," lirih Ruby.
"Selamatkan dirimu, Nak! Ingat kau harus tetap selamat dan teruslah berbahagia! Ingat pesan Daddy, perjuangkan kebahagiaanmu dan milikmu, Nak!" Daddy dan Mommy yang sedang berusaha menyelamatkan Ruby mengingatkan anak mereka agar dapat selamat dan bahagia.
" Tidak! Daddy dan Mommy harus selamat bersama Ruby, jangan tinggalkan Ruby sendiri!" Tangis Ruby pun pecah di tengah kekhawatiran mereka. Keadaan mobil mereka sendiri sudah hancur dan sang sopir sudah tak bernyawa.
"Cepatlah! Kita tidak punya banyak waktu!" Daddy mengingatkan yang masih berusaha menarik Ruby dengan kuat. Setelah berhasil mengeluarkan Ruby dari himpitan kursi, Daddy langsung mendorong Ruby keluar. Ruby pun terguling di tengah jalan, keningnya terbentur batu.
"Daddy ... Mommy, jangan tinggalkan Ruby!"
Dengan sisa kesadarannya Ruby menatap mobil yang ada di hadapannya dengan mata yang sudah dipenuhi air mata. Tak lama kemudian mobil itu meledak bersamaan dengan hilangnya kesadaran Ruby.
Sementara di sebuah kamar hotel yang mewah, sepasang manusia yang masih menikmati sisa-sisa tautan tubuh mereka dengan saling berpelukan.
Ponsel pria yang berada di nakas berbunyi. Si pria mendengus karena kegiatannya terganggu. Ia pun menggapai ponselnya dan mengangkatnya setelah tau siapa yang menelponnya.
Alex bangkit dari ranjang dan memakai boxernya kembali. Alex berjalan ke balkon yang ada di kamar hotel itu sambil berbicara. Sedangkan si wanita masih menetralkan kesadarannya yang dikuasai hasrat tadi.
"Halo, katakan!" Alex berkata dengan dingin.
"Dia selamat?! Kenapa kau tak membunuhnya juga?!"
"Shiittt! Oke, aku akan ke sana!" Alex menutup teleponnya saat orang yang ada di seberang sana memberi kabar kepadanya.
Alex berjalan ke dalam kamar dan memakai kembali pakaiannya. Si wanita yang binggung langsung bangkit dari ranjang dengan masih dalam keadaan telanjang. Dia mendekati Alex.
"Apa yang terjadi? Kau mau ke mana?!" Wanita itu bertanya dengan heran.
"Aku mau ke rumah sakit!" ucap Alex yang berjalan menuju keluar pintu kamar.
"Dia masih hidup?" Wanita itu bertanya lagi.
"Hmm ...." Alex mengangguk.
"Ck! Menyusahkan saja!" Wanita itu berdecak kesal
"Aku pergi dulu!" Alex hampir membuka pintu Namun, tangannya ditahan Rebecca.
Alex bercinta dengan Rebecca di saat istri dan kedua mertuanya dalam bahaya.
"Kau tak ingin menciumku dulu, Babe?" Rebecca berkata dengan nada seksual.
Alex menyambar bibir seksi Rebecca dan melumaatnya dengan kasar dan penuh nafsu.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
neng ade
semoga perbuatañ busuk kalian berdua cepat terbongkar .. tak ada kejahatan yg sempurna.. yg di sayangkan Ruby sosok yg lemah karena dia udh dibutakan akan cinta nya pada Alex
2024-06-07
0
Dennyanto Suryadi Siregar
semoga kejahatan alex terbongkar
2023-05-01
0
Ida Maliq
Kurang ajar butul suami dan Kwan berkhianat 😡😡😡
2023-03-24
1