Istri Cacat Yang Terbuang
Suara leguhaan seorang wanita begitu mengema di sebuah ruangan mewah nan luas. Hawa dingin yang berasal dari AC ruangan tidak membuat sepasang manusia berbeda jenis di dalam ruangan itu merasa kedinginan. Hawa panas dari tubuh mereka dan perasaan menuntut lebih mendominasi jiwa-raga mereka.
Semakin lama hawa dan suara indah itu saling bersahutan beriringan dengan dengusan berat seorang pria yang sedang melaju di bagian terlarang tubuhnya.
Tidak lama sebuah suara melengking nyaring saat kegiatan mereka sampai puncak nikmat pada siang itu.
"Kamu memang yang paling hebat, Honey." Sang pria mencium belahan manis sang wanita dan melepaskan tautan tubuh mereka. Pria itu kemudian berjalan ke kamar mandi.
Sementara itu, di salah satu rumah sakit terkenal di kota K, seorang wanita tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya begitu mendengar hasil pemeriksaan yang dibacakan oleh sang dokter yang selama ini menanganinya. Dokter itu mengatakan bahwa dia dapat berjalan lagi karena saraf yang cedera akibat kecelakaan yang dialaminya 2 tahun lalu berangsur membaik.
Itu artinya dia tidak akan memakai kursi roda lagi.
Ruby Pattinson selama 2 tahun ini harus duduk di kursi roda karena divonis lumpuh pasca kecelakaan yang dialami bersama kedua orang tuanya. Karena kecelakaan itu juga, Ruby harus kehilangan calon bayi yang selama ini dinantikan oleh dia dan sang suami.
Betapa hancur hati dan perasaan Ruby saat harus kehilangan orang-orang tercinta. Lebih tragis lagi, dia divonis lumpuh.
Sepanjang koridor rumah sakit, Ruby terus tersenyum manis. Dia dibantu oleh suster yang mendorong kursi rodanya ke loby rumah sakit. Suster itu ikut merasa bahagia karena dia sudah mengenal baik sosok Ruby yang memiliki wajah cantik nan manis.
Sikapnya yang ramah dan baik membuat Ruby disukai oleh para staf rumah sakit. Mereka sudah mengenal Ruby semenjak ia rutin terapi saraf di rumah sakit tersebut.
"Nyonya, suami Anda mana?" Suster itu bertanya kepada Ruby karena dia merasa heran sudah beberapa bulan ini suami Ruby tidak menemani terapi.
"Uhm ... dia akhir-akhir ini sibuk, Suster." Ruby menjawab pertanyaan sang suster dengan sendu. Dia juga merasa beberapa bulan ini suaminya berubah, tak sehangat dulu lagi.
"Nyonya harus waspada." Suster itu memberi peringatan kepada Ruby.
"Waspada? Memangnya kenapa, Suster?" tanya Ruby dengan raut wajah binggung.
"Apa Nyonya tidak takut kalau Tuan Alex tergoda dengan wanita lain? Tuan Alex kan tampan dan kaya raya. Mana tuan Alex memiliki tubuh kekar dan seksi lagi, pasti banyak pelakor yang mengodanya, Nyonya," ujar suster itu menasehati Ruby yang wajahnya berubah pucat.
Suster itu benar. Suami Ruby tampan dan kaya raya. Namun, apa mungkin suaminya selingkuh? Karena, sepengetahuan Ruby, lelaki itu sangat mencintainya.
"Tidak ... itu tidak mungkin! Alex-ku pasti tidak akan pernah mengkhianatiku," monolog Ruby dalam hati. Dia membuang jauh-jauh pikiran negatif tentang suaminya.
"Nyonya, kita sudah sampai di loby. Tapi, di mana suami Anda?" Suster itu bertanya sambil melirik mencari mobil milik suami Ruby, tapi sang suster itu tak melihatnya.
"Suami saya mungkin masih di jalan, Suster," ujar Ruby sambil mencari ponsel miliknya di tas mewah yang ia pakai.
"Kalau begitu, saya tinggal ya, Nyonya." Suster itu pamit undur diri untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Terima kasih, Suster," kata Ruby sambil tersenyum.
"Sama-sama, Nyonya," jawab suster itu sembari beranjak dari sana.
"Kemana Alex?"
Sedari tadi Ruby menelpon suaminya. Entah sudah berapa puluh kali dia menghubungi, tetap tak ada jawaban dari ponsel sang suami.
"Apa Alex masih sibuk? Atau dia masih di jalan?" gumam Ruby sambil mencoba menelpon suaminya lagi.
"Hoah ...." Dia menarik napas panjang dan masih sabar menunggu sang suami untuk menjemputnya.
Sementara sang suami, Alexander Graham, masih asyik menikmati belahan kenyal nan manis milik seorang wanita. Dia seakan tak puas berpacu hanya sekali. Setelah keluar dari kamar mandi, Alex tertegun dan menelan ludah dengan susah saat melihat sang wanita berpose mengoda di hadapannya.
Alex yang tak tahan pun langsung mendekati sang wanita.
"Kau memang paling bisa mengodaku, Sayang." Alex berkata dengan suara yang parau.
"Aku, belum puas, Honey." Si wanita menjawab sambil merengek manja yang mana membuat Alex mengeram karena inti terlarangnya berdenyut kembali.
"Bukankah kita masih ada waktu 1 jam sebelum kita rapat, Honey? Jadi mari kita bersenang senang dulu, Honey!" Rebecca berkata sambil mengigit-gigit bibir manisnya. Ya, yang bertarung dengan Alex Graham adalah Rebecca, sekretaris Alex sekaligus sahabat Ruby.
Mereka sudah lama bermain bersama di belakang Ruby bahkan sebelum Ruby mengalami kecelakaan.
"Kau siap, Sayang?" Alex telah siap untuk melakukan tautan tubuh kembali, tapi tiba-tiba ponselnya berdering.
Deringan ponsel itu membuat konsentrasinya hilang. Hawa panasnya pun ikut menghilang bersama deringan suara ponsel itu.
Dilihatnya benda pipih yang ada di atas meja kerjanya. Tertera nama sang istri yang mengganggu kesenangan. Pada menu call log terdapat puluhan panggilan tak terjawab dari Ruby.
Alex mengalihkan pandangan kepada Rebecca yang masih dengan posisi semula. Berarti saat Alex di kamar mandi, Ruby sudah menghubunginya. Namun, Rebecca tidak memberi tahunya. Wanita itu malah mengoda dirinya.
Rebecca yang ditatap malah tersenyum mengoda.
Alex hanya mampu mengeram dan mendegus sambil mengangkat telepon dari Ruby.
Dia menggeser tombol hijau dan meletakkan ponsel di telinganya.
"Halo!" jawab Alex dingin.
"Hmm!" jawab Alex, lagi sambil mematikan ponselnya.
Alex lantas memakai kembali pakaiannya dan mendekati Rebecca. "Maaf, Sayang, aku harus menyemput Ruby di rumah sakit," katanya sembari mengecup bibir Rebecca.
Rebecca mendegus karena kesenangannya diganggu oleh Ruby, wanita yang dia benci dari dulu.
"Hm ...." Rebecca hanya berdehem sambil merengut kesel.
"Jangan marah, Sayang, nanti malam kita lanjut lagi. Aku janji akan membuatmu puas sampai pagi," ucap Alex sambil memeluk Rebecca yang masih polos tanpa sehelai kain itu.
"Janji?" kata Rebecca manja sambil mengecup bahkan menyesap leher Alex.
"Stop, Sayang. Jangan mengodaku! Bisa-bisa aku tidak jadi menjemput Ruby si lumpuh itu kalau kau terus begini." Alex mengeram saat Rebecca mencoba mengodanya lagi.
"Baiklah." Rebecca melepaskan Alex dengan terpaksa.
"Oke, aku pergi dulu. Siapkan saja ruang rapat! Aku cuma menjemput Ruby dan mengantarnya pulang. Abis itu aku langsung ke sini," perintahnya kepada kekasih gelap merangkap sekretaris itu.
"Oke, Honey." Rebecca menjawab sambil memberi tanda 'oke' dengan jari kepada Alex.
Alex mengambil kunci mobil dan ponselnya, lantas memasukan ke saku celana denim mahal yang dikenakannya.
"Aku pergi dulu," pamit Alex sambil mengecup kening dan bibir Rebecca. Ia berjalan keluar dari ruangan mewahnya.
"Bye, Honey." Rebecca melambaikan tangan kepada Alex, dia masih betah di posisinya sambil tersenyum licik. "Lihatlah, Ruby, kini aku sudah mendapatkan suamimu. Dan sekarang tinggal menyingkirkanmu, jauh dari Alex," lirih Rebecca sambil menyeringai licik.
Rebecca memang sangat membenci ruby. Dia selalu iri kepada Ruby yang dipenuhi kasih sayang dari orang-orang di sekitarnya. Ruby juga terlahir dari keluarga kaya raya.
Sedangkan Rebecca terlahir dari keluarga sederhana. Ayah Rebecca hanya pengangguran yang suka mabuk-mabukan.
Rebecca sering terkena sasaran sang ayah apa bila keinginan sang ayah tidak dipenuhi. Sedangkan sang ibu hanya diam menyaksikan Rebecca disiksa. Rebecca harus menjadi tulang punggung kedua orang tuanya meskipun dia masih sekolah di sekolah menengah atas.
Ruby yang merasa kasihan sering membantu sahabatnya itu, tapi Rebecca menganggap Ruby merendahkannya.
Pernah suatu hari kedua orang tua Rebecca berencana menjual Rebecca di club malam terkenal di kota K, Ruby yang mengetahuinya lantas membebaskan Rebecca dan mencoblaskan kedua orang tua Rebecca ke penjara.
Ruby kemudian mengajak Rebecca tinggal di rumahnya karena Ruby sering ditinggal sendiri saat orang tuanya keluar negeri untuk urusan bisnis. Pada akhirnya Rebecca tinggal bersama Ruby. Sebelumnya dia menolak, tapi Ruby berusaha membujuk Rebecca dan berhasil.
Dan bertambah iri lah Rebecca saat melihat betapa harmonisnya keluarga Ruby. Sahabatnya itu selalu mendapatkan limpahan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Rebecca hanya bisa menyaksikan kebahagiaan Ruby dengan perasaan dengki dan iri yang kian menggunung.
Meskipun sudah dianggap keluarga, dia dengan tidak tahu dirinya ingin menguasai semua yang dimiliki Ruby termasuk kedua orang tuanya.
Rebecca sering merencanakan sesuatu agar mama dan papa Ruby marah kemudian mengusir Ruby dari rumah. Namun, kasih sayang mama papa Ruby terlalu besar sehingga mereka tidak sanggup menghukum anak semata wayang mereka sendiri.
Rebecca yang rencananya selalu gagal hanya bisa mendendam dan berniat suatu hari pasti bisa membuat Ruby menderita.
" 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
neng ade
salam kenal thor .. aku hadir disini ..
2024-06-07
0
Afika Simaremare
dasar perempuan taktaudiri
2023-12-01
0
Nella Sari
Rebecca bukannya trimakasih malah ngelunjak 😼
2023-07-25
0