Boy Raymond, sang pria arogan itu kini sedang mondar-mandir di depan ruangan ICU. Boy begitu gelisah dan khawatir atas kondisi wanitanya, yang masih di tanganin para tenaga medis, boy seperti seorang suami yang mengkhawatirkan isterinya.
Dia sesekali mengeram dan menggerutu kesal, saat pintu ICU itu belum juga terbuka. Ingin rasanya boy menghancurkan pintu itu, berani-beraninya mereka membuat boy Raymond Cole menunggu seperti, orang-orang mengantri sembako pikir pria arogan itu dalam hati.
Sikapnya itu tak luput dari pengawasan dua pasang mata yang berbeda. Mata sang asisten dan mata bibi lili, mereka begitu heran atas sikap tuan muda arogan itu, mereka terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Tenanglah tuan, dan duduklah.!" kata bibi lili.
Boy hanya melirik bibi lili sebentar dan kembali lagi menghampiri pintu ICU itu.
" Bram!" panggilnya dingin
" Iya tuan!" sahut asisten Bram.
"Aku, ingin kau menyelidiki semua yang terjadi pada gadisku.!" perintahnya dengan suara berat.
"Baik tuan!" balas Bram.
" Oh Tuhan, kenapa mereka lama sekali,! "Apa yang mereka lakukan pada gadisku! Apakah, mereka sedang menikmati tubuh indah gadisku,?"
"Bukankah, tadi dokternya laki-laki,?" Shiittt"
Boy terus saja mengumam dan sesekali mengumpat saat mengingat kalau dokter, yang memeriksa Ruby adalah seorang laki-laki.
"Brammm!!!" teriak boy marah.
Bram yang sedang menahan ngantuk terloncat kaget.
"Iy...iya tuan! sahutnya tergagap.
"Apa, yang mereka lakukan pada gadisku, didalam sana! mengapa mereka lama sekali, apakah mereka sengaja untuk meraba dan memandangi wajah dan tubuh gadisku.?" Oh, itu tidak akan kubiarkan terjadi.!"
" Brammmm!!!! teriaknya lagi dengan emosi.
" Dobrak, pintunya.!" perintahnya.
"Brammmm!!!! erangnya saat sang asisten hanya bisa melongo atas apa yang di katakan sang tuan muda arogan ini.
" Oh, Tuhan!" batin bibi lili dan asisten Bram.
" Sabarlah tuan, mereka sedang memeriksa nyonya, kalau kita mendobrak pintu ini, itu bisa membuat nyonya Ruby kenapa-kenapa tuan.!" ujar asisten Bram hati-hati, soalnya sang tuan muda ini dalam mode singa ngamuk on.
"Ok, dalam waktu 10 menit kalau mereka belum keluar, aku akan menghancurkan pintu ini.!!!! geramnya sambil mengepalkan tangannya ingin meninju pintu itu.
"Tuan Bram.!" panggil bibi lili.
" Iya bi," sahut asisten Bram
" apa, tuan mudamu seorang duda,? "Kenapa, dia seperti orang yang habis di tinggal pergi oleh istrinya? "Sehingga, otaknya tinggal separuh!" Dia selalu mengganggap nyonya Ruby miliknya." bisik bibi lili kepada asisten Bram yang masih di dengar oleh sang tuan muda arogan itu.
"Bibi….!!" erangnya sambil menatap bibi lili kesal.
yang di tatap hanya acuh dan asisten Bram cuma menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa, iya otak tuan mudanya itu sisa separuh.?" gumam Bram dalam hati.
"Oh Tuhan, aku menyelamatkan nyonya Ruby dari kandang harimau, tapi aku membawa dia ke kandang singa lapar.!" cicit bibi lili sambil menatap sang tuan muda yang masih mondar-mandir di depan ruangan itu.
"Setelah, nyonya Ruby sembuh aku akan membawanya pergi jauh dari negara ini.!" bisik bibi lili yang membuat sang tuan muda mengepal tangannya dan menatap bibi lili tajam.
" Aku, tidak akan membiarkan kau membawa gadisku bi," dia akan tetap bersamaku dan menjadi milikku.!!! ucapnya dingin
"Tapi dia masih….!" ucapan bibi lili terjeda saat pintu ruangan IGD terbuka.
"Clek! dokter yang memeriksa Ruby keluar sambil membuka maskernya, dia menatap semua orang yang ada di hadapannya, dia menarik napas dan sebelum menghembuskan napas dia tertekun saat suara sang pria arogan itu menyapanya.
"Aku takkan membiarkanmu bernapas, apabila terjadi sesuatu dengan gadisku. sela sang tuan arogan saat sang dokter ingin membuang napas panjangnya, dan membuat sang dokter meneguk salivanya kasar.
"Hmm" dehem sang dokter.
"Aku, tidak menyuruhmu mengeluarkan suara jelekmu itu,! cepat katakan bagaimana keadaan gadisku.?" bentak boy.
Dengan tubuh yang gemetar sang dokter menjelaskan kondisi Ruby.
"Jangan bilang, kau begitu terpesona akan kecantikan wajah dan tubuh gadisku, jadi kau lama di dalam sana." hardik boy yang tak memberi kesempatan kepada sang dokter untuk bicara.
"Bramm!! "Aku, ingin semua dokter laki-laki di rumah sakit ini diganti,dengan dokter perempuan.!"
perintahnya tak terbantahkan, membuat sang dokter melotot tak habis pikir dengan sikap tuan muda arogan ini.
Membuat bibi lili mendegus kesal dan asisten Bram menepuk keningnya, melihat tingkah bar-bar sang tuan mudanya itu.
" Tuan, bisakah anda berhenti berkomentar!" ujar bibi lili yang mulai jengah.
"Hmmm!" dehemnya.
" Katakan! perintahnya tak sabar.
Sekali lagi sang dokter berdehem, guna menetralkan debaran jantungnya.
"Ehh,!! Aku tidak ingin mendegar napasmu, tapi kondisi gadisku.!!!" bentak boy lagi.
Yang membuat sang dokter kembali gemetar.
"Be...begini….!!!"
"Apakah, kau gagap, haa…!! "Bicara yang benar….!" bentak boy dengan emosi.
"Oh Tuhan, adakah orang yang bisa memberikan suntikan penenang buat tuan arogan ini?" batin asisten Bram. Sedangkan bibi lili hanya mendegus kesal.
"Tuan! Bisakah anda diam.?" sela bibi lili, yang sudah tak sabar ingin mendengar kondisi Ruby.
Setelah terdiam sesaat sang dokter pun memberi tahukan, kondisi Ruby saat ini.
"Kondisi, nyonya Ruby saat ini sangat memperhatikan tuan, kejadian kekerasan yang nyonya Ruby alami mungkin, akan mempengaruhi kejiwaan nyonya Ruby.!" ujar sang dokter.
" Dan, kejadian kekerasan ini, mungkin akan menghampat, pemulihan pada kelumpuhan nyonya Ruby.!" ujar dokter itu lagi. Yang membuat Boy langsung menatap bibi lili.
" Iya, nyonya Ruby lumpuh tuan.!" seakan mengerti dengan tatap Boy, bibi lili mengatakan yang sebenarnya.
Boy pun terdiam, dia terkejut saat mengetahui keadaan Ruby yang lumpuh, dia begitu sedih atas semua penderitaan gadisnya itu. dia mengira Ruby hanya cedera biasa saat melihatnya di cafe. Boy menarik nafas saat debaran jantungnya kembali normal.
" Bram! Siapkan pesawat, malam ini kita ke negara A,! Dan sembunyikan semua informasi tentang gadisku atas kejadian malam ini.!" perintah Boy, dia akan membawa Ruby, jauh dari jangkauan suami brengsek Ruby. Dan boy yakin suatu saat pasti Alex akan mencari informasi tentang Ruby.
"Baik tuan! balas asisten Bram. dan langsung melakukan perintah sang tuan muda.
" Bersiaplah bibi,! kita akan pergi jauh dari negara ini. perintah Boy kepada sang bibi.
Bibi lili, hanya menganggukkan kepalanya, mungkin ini yang terbaik untuk keselamatan sang nyonya, batin bibi lili.
" Aku, ingin kau mempersiapkan semua keperluan, gadisku di pesawat nanti.!" kata boy kepada sang dokter.
" Baik tuan!"
Dokter itu pun menjalankan tugas yang di perintahkan oleh boy.
"Sekarang, kau hanya milikku Ruby Pattinson, dan tak ada satupun orang yang akan menyentuhmu ataupun menyakitimu lagi.!" batin boy dengan tatapan menerawang tajam ke depan.
*
*
*
*
asisten Bram
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Sur Yati
Sultan mah bebas
nurut semua donk past nya hehe
semoga cepat sembuh Ruby
2023-06-07
0
Sur Yati
hahaha
ya Allah pak boy sabar dulu Napa
dokter nya sampe takut gt
2023-06-07
1
Sur Yati
hahaha
bibi lili mah bisa juga ngelawak 😂😂😂
2023-06-07
0