Selesai mandi, Alex keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk yang menutupi bagian bawah perutnya. Dia mengusap rambut basahnya dengan handuk kecil berwarna cream.
Dia berjalan ke arah ranjang saat netranya melihat baju ganti lengkap tersedia di atas tempat tidur. Alex pun memakainya. Setelah rapi, Alex mengambil ponsel yang terletak di nakas dan berjalan ke arah sofa yang ada di kamarnya.
Alex asyik dengan ponselnya tanpa peduli dengan keadaan istrinya.
"Sshttt ...." Ruby mendesis saat tangan mulusnya terkena air panas yang baru saja mendidih.
Ruby saat ini sedang berada di dapur, membuatkan kopi untuk Alex. Meskipun kesusahan dalam menggapai semua yang dibutuhkan dalam membuat kopi, Ruby tetap semangat dan terus tersenyum karena dia akan menghabiskan waktunya malam ini
bersama Alex.
Terdengar pintu kamar dibuka. Alex yang mendegar itu menoleh sebentar kemudian kembali berkonsentrasi dengan gawainya. Ruby masuk dengan nampan berisi secangkir kopi yang ada di atas pahanya. Alex tak menghiraukan Ruby, dia tetap sibuk berbalas pesan dengan Rebecca dengan ponselnya.
"Alex, aku membuat kopi untukmu," ujar Ruby sambil meletakkan kopi di atas meja.
Alex hanya melirik sekilas tanpa menyentuhnya.
"Apa kau sudah makan malam, Lex?
Kalau belum, aku akan menyiapkan makan malam buatmu," tawar Ruby dengan sepenuh hati sambil tersenyum lembut.
"Ck ...." Alex berdecak kesal karena Ruby menghancurkan semua fantasi liarnya.
Dia mendapat kirim foto Rebecca yang sedang telanjang di bathtub yang hanya ditutupi busa sabun dan itu sangat membangkitkan gairahnya. Alex yang kesal lantas berdiri dan hendak menuju pintu keluar. Namun, langkahnya terhenti saat Ruby mencekal dan menggenggam tangannya lembut.
Wanita di atas kursi roda itu menatap Alex dengan penuh rasa rindu. Alex hanya menatap Ruby dengan wajah datar. Kemudian dia mendelik kesal. Tak diduga, dia menghempaskan tangan Ruby dengan kasar.
Alex yang sudah sangat muak melemparkan kopi panas mengenai telapak kaki Ruby.
"Ssshhh ...." Ruby meringis tertahan. Matanya mulai berkaca-kaca. Dia amat terkejut dengan sikap Alex yang kasar kepadanya.
"Aku muak melihatmu, Ruby! Apa yang bisa kamu lakukan dengan kondisi cacat seperti ini? Kamu hanya istri cacat yang tak berguna, Ruby!"
Alex menatap Ruby dengan tatapan mencemoh dan menghina.
Ruby tertegun mendengar perkataan Alex. Dia menatap Alex dengan perasaan sedih tak terhingga disertai air mata yang telah mengumpun di matanya. Rasa sakit luka melepuh akibat terkena air kopi panas tak sebanding dengan luka hatinya.
Alex berjalan ke arah nakas dan menyambar kunci mobil. Dia berjalan ke arah pintu dan keluar.
Ruby yang sadar dari rasa terkejutnya dengan susah payah mengejar Alex. Saat Alex ingin membuka pintu rumah, Ruby memeluk pinggang Alex dari belakang.
"Jangan pergi, Lex! Aku mohon jangan pergi! Aku sangat merindukanmu. Mana Alex yang dulu yang selalu menyayangiku dan mencintaiku? Aku mohon jangan pergi, Lex," kata Ruby dengan deraian air mata sambil memeluk pinggang Alex sangat erat.
"Kenapa kamu berubah, Lex? Apakah aku punya salah padamu? Kalau ada, aku mohon maafkan aku. Aku, akan melakukan apa pun asalkan kau tidak meninggalkan aku, Lex." Ruby memohon sembari menangis sambil meracau. Dia takut Alex meninggalkannya.
"Ck ...." Alex hanya berdecak. Dia menghempaskan tangan Ruby yang ada di pinggangnya.
Ruby terkejut yang membuatnya kehilangan keseimbangan. Dia pun terjerembab ke arah depan. Akibatnya, kening mulus wanita itu mencium lantai marmer mansionnya. Darah segar mengalir dari titik di kening itu, tapi Ruby tak menghiraukannya.
Ruby menyeret tubuhnya untuk mengejar Alex yang sudah mulai menjauh. Ruby menahan kaki Alex sambil menangis dan memohon.
"Lepaskan!" Alex menarik kakinya dengan kasar.
"Kenapa, Alex?! Kenapa kau berubah?" Sekali lagi Ruby bertanya dengan tangisannya yang menyayat hati.
"Kau masih bertanya apa salahmu, Ruby? Kau tidak ingat? Karenamu, aku harus kehilangan anak yang selama ini aku inginkan! Itu semua karena kecerobohanmu dan keras kepalamu!" kata Alex dengan lantang sambil menatap Ruby nyalang. Emosinya meluap saat ia mengingat harus kehilangan calon bayinya.
Alex menghancurkan guci mahal yang berada di dekat pintu. Bibi Lili yang mendengar keributan lantas masuk ke dalam mansion mewah itu melalui belakang.
"Aku membencimu, Ruby! Aku muak melihatmu! Benar kata Mom, kau istri pembawa sial!"
Hancur sudah hati Ruby mendegar semua hinaan dan cercaan Alex. Ia hanya mampu menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Alex. Semua itu sudah takdir, aku akan memberikanmu anak lagi setelah aku sembuh. Asal kamu bersabar, dokter mengatakan ...."
Belum selesai berbicara, Alex
menghampiri dan mencengkeram pipinya dengan kuat membuat Ruby meringis kesakitan.
"Apa katamu?! Memberiku anak?! Cih! Apa kau tidak melihat kondisimu?! Kau hanya istri cacat yang tak berguna dan pembawa sial! Orang tuamu meninggal karena dirimu, Ruby!
Karena kau bersikeras berlibur bersama ke kota S dengan hanya memakai mobil! Coba, waktu itu kau mendengar perkataanku! Pasti saat ini aku sudah memiliki anak."
Alex berbicara panjang lebar mengingatkanRuby atas kejadian sebelum kecelakaan.
Ruby menggelengkan kepalanya kuat. "Tidak, Alex, semua itu sudah takdir dan aku akan sem--"
Perkataan Ruby terputus saat Alex menghempaskan wajah Ruby dengan kasar sehingga wanita itu terhempas ke belakang.
"Sudahlah, aku muak denganmu! Cih!" Alex bangkit dan melangkah keluar menuju mobil.
Ruby yang menyeret kakinya dengan segala tenaga untuk mengejar Alex.
"Tunggu, Alex! Tunggu! Jangan tinggalkan aku, Alex! Maafkan aku, aku minta maaf."
Ruby hanya mampu menangis saat mobil Alex sudah berada di luar pagar kokoh mansion itu.
"Aku mohon maafkan aku, Alex. Jangan tinggalkan aku."
Ruby masih meracau dengan deraian air mata yang mampu mengiris hati orang yang mendengarnya.
Bibi Lili turut menitikkan air mata menyaksikan semua perlakuan Alex pada nyonyanya itu. Dia pun menghampiri Ruby dan menuntunnya untuk duduk di kursi roda. Bibi Lili terkejut melihat kening dan lutut Ruby terluka ditambah telapak kaki Rubi yang melepuh.
"Ayo, Nyonya, kita masuk ke dalam! Saya akan mengobati luka Nyonya," kata Bibi Lili sambil mendorong kursi roda Ruby.
Ruby tak mampu menjawab. Dia terlalu shock atas perubahan Alex. Sisa-sisa tangisnya masih terdengar.
Bibi Lili membantu membaringkan Ruby di tempat tidur setelah mengobati luka dan membantu mengganti baju Ruby. Ruby memandang langit -langit kamar dengan tatapan kosong.
"Istirahatlah, Nyonya!" ujar Bibi Lili sambil merapikan selimut Ruby.
"Alex berubah, Bi. Dia membenciku. Aku memang pembawa sial, Bi. Karena aku, Daddy dan Mommy meninggal."
Ruby mengingat kejadian sebelum kecelakaan.
"Aku juga harus kehilangan calon bayiku, Bi. Aku memang pembawa sial, Bi, pembawa sial!"
Ruby kembali menangis sambil meraung saat mengingat Alex mengatakan bahwa dirinya pembawa sial.
"Tidak, Nyonya, Anda bukan pembawa sial. Semua ini sudah takdir Tuhan, Nyonya." Bibi Lili menenangkan sambil membelai kepala Ruby dengan sayang. Bibi Lili sangat menyayanyi Ruby seperti anaknya sendiri.
"Sekarang, Alex membenciku, Bi! Dia tidak mau melihatku lagi."
"Mungkin, Tuan Alex lelah dan banyak pikiran yang membuatnya emosi, Nyonya. Bibi yakin Tuan Alex pasti pulang," ujar Bibi Lili sembari menyunggingkan senyum.
"Betulkah besok Alex pulang, Bi? Dia tidak akan meninggalkanku?" tanya Ruby dengan antusias.
"Tentu saja, Nyonya. Sekarang, tidurlah!"
"Hmmm ...." Ruby hanya mengangguk sambil tersenyum.
Dia membenarkan berkataan Bibi Lili bahwa Alex hanya terbawa suasana saja. Dia berharap Alex pulang keesokan harinya. Ruby berencana akan meminta maaf.
Ruby begitu mencintai suaminya. Katakanlah Ruby bucin tinggal dewa kepada Alex. Dia rela melakukan apa saja yang penting Alex tak meninggalkannya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Afika Simaremare
jangan2 rebecca yg buat kecelakaan ruby
2023-12-01
0
nabila ramadhanty
kamu harus sembuh ruby dan semangat agar bisa bangkit dan balas rasa sakit itu pada alex dan Rebeca mereka gk pantas bahagia di ats deritamu
2023-06-14
0
Windarti08
haish... buka mata dong Ruby... udah jelas-jelas Alex membencimu dan bersikap kasar gitu masih percaya aja perkataan bibi yg cuma ngasih harapan palsu gitu....
hempaskan suami model Alex... hartamu banyak & kamu jg udah sembuh, raih bahagiamu sendiri
apalagi ntar kalo kamu tau suamimu selingkuh dengan sahabatmu sendiri
2023-05-18
1