Netra hazel milik Ruby mengerjap perlahan. Detik berikutnya, mata indah itu terbuka lebar melihat jam mewah yang berada di atas nakes. Ternyata hari sudah sore. Sebentar lagi Alex pulang.
Ruby bangkit dengan perlahan dari tempat tidur. Dia mencoba menggapai kursi roda yang jauh dari jangkauannya. Dengan susah payah akhirnya Ruby bisa duduk di kursi roda walau pun dia harus menahan sakit dan ngilu.
Dia harus bisa melakukannya sendiri, Ruby tidak mau terlalu tergantung kepada orang lain meski pun dia memiliki pelayan yang dia bayar untuk melayani segala keperluannya.
Ruby mendorong sendiri kursi rodanya ke arah kamar mandi dan membersikan dirinya sendiri.
Tak butuh waktu lama, Ruby sudah rapi dan segar. Dia menunggu Alex di ruang tamu dengan keyakinan bahwa Alex akan segera pulang.
"Selamat sore, Nyonya. Apakah Nyonya ingin teh hangat dan cemilan?" Bibi Lili menghampiri Ruby dan menawarkan teh hangat berserta cemilan.
"Tidak, Bi. Aku tidak membutuhkannya, nanti saja kalau Alex sudah pulang." Ruby menolak dengan halus. Yang dia butuhkan saat ini hanyalah sang suami tercinta yang sangat dia rindukan.
"Tapi, Nyonya, Anda belum makan apa pun dari tadi siang," ujar bibi lili dengan nada khawatir.
"Tidak apa-apa, Bibi Lili. Aku tidak lapar," jawab Ruby sambil tersenyum. Seharian ini rasa lapar tak mengganggunya, dia hanya menantikan Alex.
"Tapi, Nyonya, nanti Anda bisa sakit."
Bibi lili yang takut Ruby sakit terus membujuk agar majikannya mau mengisi perut yang sejak siang belum diisi.
"Tidak, Bi, aku tidak lapar," tolak Ruby sembari menggelengkan kepalanya.
Bibi Lili menarik napas pelan. Dia tau sang nyonya sangat keras kepala.
*********
"Kau ikut ke apartemenku, Honey!" Rebecca yang sudah siap untuk pulang mengajak Alex ke kediamannya.
"No, Sayang! Aku ada janji sama Rian dan Steven buat nongkrong bareng di tempat biasa," tolak Alex dengan lembut. Sebuah kecupan mendarat di kening selingkuhannya itu.
"Baiklah, tapi ingat, jaga pandanganmu, Honey! Terutama ... ini." Rebecca memberikan peringatan kepada Alex sambil meremas pusaka lelaki itu.
"Ngh ...." Alex mengeram merasakan remasan wanita itu tepat di pusaka nya.
"Jangan mengoda, Sayang! Aku ingin pergi sekarang. Rian dan Steven sudah menungguku." Alex menghindari rebecca sambil melangkah menuju pintu.
"Oh iya, Sayang, aku akan langsung pulang ke rumah, tidak ke apartemen mu. Aku mau istirahat dulu, Sayang. Kalau aku ke tempatmu malah menghajarmu semalam penuh." Alex mengedipkan matanya, genit. "Aku pergi dulu."
Sekali lagi Alex mengecup kening dan bibir Rebecca yang sudah di depannya. Rebecca tak menjawab dia hanya mendegus kesal karena Alex akan bertemu Ruby di sana dan dia tidak suka itu.
Dia pun keluar dari ruangan Alex dan menghampiri meja kerjanya, mengambil tas mahal miliknya dan pergi dari sana. Dia ingin ke mall untuk menghilangkan rasa kesal.
***********
Alex tiba di rumahnya saat malam telah larut. Dia melangkahkan kaki memasuki rumah mewah itu setelah Bibi Lili membukakan pintu untuknya.
Dia melihat Ruby tertidur di kursi roda sambil meletakkan kepalanya di pinggiran sofa. Ruby yang sedari tadi menunggu Alex tertidur karena sang suami yang tak kunjung pulang. Entah sudah berapa kali Bibi Lili mengingatkan untuk makan, tapi Ruby terus menolak.
Alex tak menghiraukan Ruby. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menoleh lagi ke arah istrinya.
Bibi Lili hanya bisa menatap Ruby sedih sang nyonya sedih menyaksikan perlakuan Alex. Bibi Lili membangunkan Ruby dan memberitahukan kepulangan Alex.
"Nyonya ... Nyonya … Nyonya, Tuan Alex sudah pulang."
Mendegar nama Alex, Ruby langsung membuka mata indahnya dengan sempurna. "Alex sudah pulang, Bi?"
Ruby bahagia. Rasa kantuknya hilang seketika. Rasa pegal di rehernya juga tidak dia pedulikan.
"Iya, Nyonya," jawab Bibi Lili dengan sendu.
Ruby tak sabar ingin menemui Alex sang suami yang telah ia nanti-nantikan. Dia segera mendorong kursi rodanya ke arah kamar.
Setibanya di kamar, sosok Alex tak terlihat. Terdengar suara gemercik air di kamar mandi. Ruby pun medorong kursi rodanya itu ke arah walk in closet di mana pakaian miliki Ruby dan Alex tersusun rapi.
Dengan susah payah Ruby menyiapkan semua keperluan ganti Alex. Setelah itu, dia memunguti kemeja, celana dan jas mahal Alex untuk diletakkan di keranjang cucian yang ada di kamarnya.
Saat mengambil jas Alex, Ruby menemukan kotak perhiasan berupa cincin berlian yang sangat indah. Ruby merasa senang melihat perhiasan cantik itu.
"Apakah Alex membeli perhiasan ini untukku? Alex ingin memberikan aku kejutan?" tanya Ruby dalam hati.
Dia sangat bahagia. Itu berarti Alex mencintai dirinya. Senyum terukir jelas di bibir Ruby tatkala membayangkan hal manis itu.
Dia segera mengembalikan kotak perhiasaan itu ke dalam jas Alex. Dia tidak ingin menggagalkan kejutan cinta yang telah disiapkan oleh sang suami. Begitulah yang Ruby pikirkan.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
neng ade
kasihan km Ruby sampai mengira hadiah itu utk mu. .. padahal itu utk selingkuhan nya suami mu
2024-06-07
0
Ainisha_Shanti
betapa kecewanya Ruby bila tahu perhiasan bukan untuknya.
2023-06-10
1
Fajar Ayu Kurniawati
.
2023-06-04
0