Pagi yang cerah telah datang, Ayumi masih nyenyak tidur karena masih sangat ngantuk.
Ziko bergulat lalu perlahan-lahan membuka matanya. "Jam berapa sekarang?" tanya Ziko, lalu Ziko melihat ke sebelahnya, dia melihat Ayumi yang masih nyenyak tidur.
"Gadis oon, apakah dia menghantuiku?"
"Bahkan dia ada di sampingku, dia tidur seperti bayi yang sedang tersenyum."
Ziko mengeucek-ucek matanya, kini ketika kedua matanya terbuka, Ziko kaget karena ternyata dia sudah ada di kamarnya, Ziko membuka selimutnya. "Kenapa aku di memakai baju? Dimana bajuku? Apa gadis oon ini sudah memperk*s*ku?" gumam Ziko, raut wajahnya terlihat bingung.
"Sungguh menj*j*kan jika gadis oon ini sungguh menodaiku," kata Ziko dengan kesal.
Ayumi perlahan-lahan membuka matanya, lalu dia melihat Ziko sudah bangun sambil memasang wajah kesal.
"Tuan sudah bangun," kata Ayumi sambil membenarkan posisinya menjadi duduk.
"Apa yang kamu lakukan padaku? Dimana bajuku? Apa kamu sengaja menodaiku di saat aku sedang mabuk?" tanya Ziko dengan kesal.
"Haah...apa Tuan Ziko sudah gila? Bukankah kata-kata seperti itu seharusnya dikatakan oleh seorang perempuan? Mana mungkin saya menodai tuan," jawab Ayumi sungguh naik darah, masih pagi sudah dituduh yang tidak-tidak.
Ayumi bergegas pergi dari tempat tidur, dia langsung pergi menuju ke kamar mandi karena enggan meladeni Ziko dengan ocehan Ziko yang tidak jelas itu.
"Semalam aku bersama Miko, lalu aku mabuk, Miko mengatarkan aku pulang itu pasti, dan seterusnya aku tidak ingat apa-apa lagi." Ziko berusaha mengingat-ingat apa saja yang terjadi tadi malam.
Kini setelah beberapa lama Ayumi selesai mandi, Ayumi keluar dari dalam kamar mandi, lalu dia langsung membuka lemari pakaian dan mengambil pakaian untuk ganti.
Ziko mendengus kesal, lalu dia berjalan menuju ke kamar mandi dengan tubuh polos nya itu.
Kini Ayumi sudah selesai berganti pakaian, dia juga sudah merias wajahnya senatural mungkin.
"Gadis oon...."
"Siapkan pakaianku...!!"
"Taruh di atas ranjang tempat tidur....!!"
Teriak Ziko dari dalam kamar mandi, membuat Ayumi menghela nafas pelan.
"Apakah aku bisa merasakan cinta dari laki-laki yang mencintaiku dengan tulus?" batin Ayumi dalam hatinya.
"Gadis oon...kamu mendengarnya tidak?" Ziko kembali bertriak dari dalam kamar mandi.
"Iya tuan saya mendengarnya," sahut Ayumi dan langsung pergi menyiapkan baju ganti untuk Ziko.
Ayumi mengambil setelan jas warna abu-abu, lalu menaruhnya di atas ranjang tempat tidur.
Setelah selesai dengan tugasnya, Ayumi memilih keluar dari dalam kamar, dia pergi menuju ke meja makan untuk sarapan.
Setelah beberapa lama Ziko akhirnya keluar dari dalam kamar mandi dengan tubuh yang di lilit oleh handuk.
"Kemana gadis oon itu? Apa dia tidak mau melihat tubuh kekarku?" Ziko senyam-senyum sendirian, sungguh seperti orang gila, pikiran Ziko sudah traveling kemana-mana.
Kini Ziko langsung bersiap-siap karena tidak mau pikirannya semakin kacau, memikirkan Ayumi.
Setelah selesai bersiap-siap Ziko langsung pergi menuju ke meja makan, di meja makan Ziko melihat Ayumi sudah berada disana.
"Dimana-mana mau sarapan itu tungguin suaminya, jangan main keluar duluan dari dalam kamar." Sindir Ziko secara halus, lalu Ziko menarik kursi dan dia duduk tepat di sebelah Ayumi.
Di meja makan yang begitu luas mereka hanya makan berdua, rasanya sepi tapi yang membuat rame itu ya ocehan Ziko yang ada saja dia bahas.
"Suami? Bukankah tuan tidak pernah menganggap saya sebagai istri tuan?" jawab Ayumi, ngena banget di hati Ziko.
"Apa kamu sedang melawanku?" tanya Ziko dengan suara menekan.
"Saya hanya bicara tentang kenyataan, setidaknya saya ini hanya istri rahasia," jelas Ayumi, dia cukup berani pada Ziko.
Ziko tertawa kecil, menurut Ziko, kini gadis kecil ini semakin menarik, bahkan dia sudah berani melawan dirinya.
"Dan statusmu memang istri rahasia, ingat jangan pernah harapan cinta dari Tuan Ziko, karena aku tidak akan pernah mencintaimu sampai kapanpun!" tandas Ziko dengan tegas.
"Begitu juga dengan saya, saya juga tidak akan mengharapkan cinta dari Tuan Muda ketus seperti anda, cita-cita saya panjang, dan saya yakin suatu saat akan ada laki-laki yang tulus mencintai saya dan menerima saya apa adanya," sahut Ayumi semakin berani pada Ziko.
"Ingat saya mau menikah dengan tuan, karena saya tidak mau menjadi wanita j*l*ng seperti ibuku, mungkin saya hanya gadis bayaran tuan muda, tapi saya di nikahi secara sah, dan saya tidak akan mau menjadi j*l*ng yang harus melayani laki-laki hidung belang dimana-mana, saya mending menjadi janda terhormat biarpun masih sangat muda," terang Ayumi dengan tegas.
Sungguh mental Ayumi begitu kuat, membuat Ziko geleng-geleng kepala.
"Janda, tenang saja suatu saat aku akan membuatmu menjadi janda," kata Ziko yang diiringi dengan tawa bahagia.
"Lakukanlah tuan, saya menunggu saat itu." Ayumi malah menantang Ziko dengan tegas.
Ziko semakin tertarik dengan gadis kecil ini, kini mereka bukannya sarapan tapi malah aduh mulut satu sama lain dan tidak ada yang kalah.
Jam menunjukkan pukul 7 pagi, Ziko buru-buru pergi meninggalkan meja makan begitu saja sedangkan Ayumi masih terdiam di meja makan saat Ziko sudah berangkat ke kantor.
"Hidupku yang malang...." Keluh Ayumi dan berusaha kuat menghadapi semuanya.
Sesampainya di kantor, tiba-tiba Riko, Erik dan Evelin sudah berada di ruangan Ziko.
"Kalian ada apa?" tanya Ziko, melihat para sahabatnya itu sudah duduk di sofa yang ada di ruangannya.
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
yg sabar yh ayumi suatu hri nnyi psti kn bhagia oleh kk authornya
2022-02-01
3
༄༅⃟𝐐 Melina Ayu
sabar yum 🥺🥺
2022-01-28
2
Asiah
lanjut
2022-01-27
1