Entah Ziko ini mau kemana? Tapi Ayumi merasa sangat lega sekali, akhirnya hari ini dia bisa selamat dari Ziko.
Setelah Ziko benar-benar pergi, Ayumi membenarkan posisinya menjadi duduk, Ayumi terdiam dan sorot matanya terlihat begitu sedih.
"Ibu, kenapa kamu lakukan ini padaku? Padahal ada Kak Sisil yang jauh lebih dewasa dan lebih tua dariku, kenapa harus aku? aku yang masih polos dan tidak mengerti apapun, aku takut ibu." Ayumi meneteskan air matanya, hatinya sedih mengingat perlakuan sang ibu sangatlah berbeda di saat ibunya memperlakukan Sisil yang tidak lain adalah kakaknya dengan begitu baik.
Tiba-tiba ponsel milik Ayumi berdering.
Ayumi mengambil ponselnya yang ada di dalam tas kecil yang dia bawa, dan ternyata Erlina yang menelpon Ayumi, Ayumi menggeser tombol hijau yang ada di ponselnya, lalu menaruh ponselnya di telinganya.
"Hallo ibu...."
"Ayumi, kamu harus melayani Tuan Muda Ziko Atmadja dengan baik, ingat jangan membuat kesalahan apapun, karena Tuan Ziko sudah membayar mahal dirimu!"
"Ibu, Yumi takut, Yumi ingin pulang."
"Tidak ada kata pulang, jika kamu berani pulang maka ibu akan memb*n*hmu!"
Erina memberikan ancaman pada Ayumi, lalu dia langsung mematikan saluran telponnya begitu saja.
Sungguh hati Ayumi semakin sedih, ibu mana yang tega menjual anaknya? Mungkin hanya ibunya saja yang begitu kejam karena gila akan uang, hingga kebahagiaan anaknya tidak pernah dia pikirkan, bahkan mental Ayumi yang masih terlalu muda saja tidak Erina perdulikan. Karena yang terpenting dalam hidupnya adalah uang, uang dan uang saja.
Ayumi hanya bisa menangisi meratapi nasibnya, hingga beberapa lama akhirnya Ayumi tertidur pulas di atas kasur milik Ziko.
****
Di sebuah club malam elit, Ziko terlihat asik berpesta dengan teman-temannya, bahkan Ziko minum hingga mabuk.
"Ziko, Evelin dari kemarin mencarimu, kamu kemana saja?" tanya Erik, yang tidak lain sahabat Ziko.
"Untuk apa dia mencariku?" tanya Ziko dengan begitu malas.
"Entahlah, bukankah kalian punya hubungan spesial?" timpal Riko dengan santai.
"Tahu tuh Rik, Ziko mengelak kalau dia punya hubungan spesial dengan Evelin," sahut Erik sambil meneguk minuman yang ada di tangannya.
Ziko hanya menghela nafas kesal, lagian bukan hanya Evelin saja yang di gosipkan dekat dengan Ziko, banyak gadis cantik yang memang berlomba-lomba ingin menjadi kekasihnya, hanya saja Ziko terlalu malas mengurusi gadis-gadis itu.
"Tidak ada hubungan spesial dengan siapapun aku," jawab Ziko tegas. Sambil meneguk minuman yang memabukkan itu Ziko menikamatinya dengan begitu nikmat.
"Lalu, kamu beberapa hari ini tidak muncul, aku tanya kamu kemana saja?" Erik kembali bertanya pada Ziko.
"Aku ada bisnis, biasalah orang sibuk, tidak seperti kalian yang pengangguran," jawab Ziko sambil meminum minuman yang dia pegang.
"Kita ini pengangguran sukses," sahut Riko sambil tertawa karena terpengaruh minuman yang memabukkan itu.
Kini mereka asik berpesta, bahkan Ziko juga tidak ingat dengan Ayumi, saat ini Ziko sudah terpengaruh minuman dan tentunya mabuk berat.
Inilah kebiasaan Ziko setiap malam, saat kedua sahabatnya ini menelpon dan mengajak dirinya minum tanpa menunggu lama pasti Ziko akan datang untuk minum bersama mereka.
Malam menunjukkan pukul 10 malam, Ziko, Erik dan Riko yang sudah terpengaruh dengan minuman yang memabukkan ini, mereka terkapar di sofa bar, untung saja Ziko selalu menyewa ruangan VVIP untuk dirinya dan kedua sahabatnya untuk mabuk-mabukan jadi mereka aman dan tentunya tidak akan ada yang menganggu mereka, apalagi para wanita j*l*ng, mereka tidak akan bisa masuk tanpa izin dari Ziko langsung.
*****
Malam semakin larut Ayumi tiba-tiba terbangun dari tidurnya, dia melihat ke sisinya tapi tidak ada Ziko di sampingnya.
"Tuan Ziko, kemana?" tanyanya pada diri sendiri.
Ayumi membenarkan posisinya menjadi duduk, tiba-tiba perutnya merasa lapar karena dari tadi Ayumi belum makan apa-apa.
"Aku lapar sekali."
"Lebih baik aku makan dulu saja."
Ayumi beranjak dari tempat tidur, lalu dia turun dari atas ranjang tempat tidur dan langsung pergi menuju keluar kamar.
"Nona, mau kemana?" tanya seseorang membuat Ayumi kaget dan menghentikan langkah kakinya.
"Maaf bapak siapa?" tanya Ayumi pelan.
"Saya Pak Han, saya di tugaskan untuk menjaga Nona di saat Tuan Muda tidak ada dirumah," jelas Pak Han.
Ayumi mengangguk, saat ini dirinya merasa sebagai tawanan Tuan Muda.
"Kalau seperti ini hidupku pasti tidak akan tenang," batin Ayumi dalam hatinya.
Sebelum Ziko pergi, Ziko menungaskan Pak Han untuk berjaga di depan kamarnya agar Ayumi tidak kabur.
Ayumi mengangguk. "Saya lapar pak, saya mau ke dapur," kata Ayumi dengan nada lembut.
"Nona tunggu di meja makan saja, biar saya suruh Asih siapkan makanan untuk Nona, Nona jangan sampai pergi ke dapur nanti Tuan Ziko marah," jelas Pak Han dan Ayumi hanya mengangguk.
Ayumi duduk di kursi meja makan, sedangkan Pak Han menuju ke dapur untuk menyuruh Asih menyiapkan makanan untuk Ayumi.
Setelah beberapa lama akhirnya makanan sudah siap, lalu Asih langsung membawa makanan itu ke meja makan.
Ayumi menikmati makanannya hanya sendirian, rasanya sangat kesepian sekali di rumah sebesar dan semewah ini dia hanya makan sendirian.
Para Art juga tidak berani ikut makan di meja makan padahal Ayumi sudah menawari para Art yang saat ini sedang berdiri sambil melihat Ayumi sedang makan, rasanya canggung sekali tapi mau bagaimana lagi? Ini semua adalah perintah dari Tuan Muda Ziko, dan para Art juga ada ruang makan khusus untuk mereka.
Setelah selesai makan, Ayumi langsung kembali ke kamar.
Di kamar Ayumi hanya duduk di atas kasur sambil bengong, padahal sudah larut malam tapi Ziko belum pulang juga.
Setelah beberapa lama terdiam, Ayumi membaringkan tubuhnya ke tempat tidur, lalu dia memilih tidur daripada nungguin Ziko pulang.
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Eka ELissa
bobo aj gk ush di tungguin..tu ziko
2022-02-02
2
Helen Apriyanti
next
2022-02-01
2
༄༅⃟𝐐 Melina Ayu
mabok teruss 😕😕
2022-01-28
1