Jarum jam dinding menunjukkan pukul 4 sore, Ayumi terdiam sendirian di halaman belakang rumah Ziko, dia duduk sambil menikmati susu dan cemilan yang sudah di siapkan oleh Asih.
Sedangkan Ziko sedang sibuk meneliti kamarnya sekalian mengecek lemari baru dan isinya yang tadi Pak Han siapkan.
"Pak Han, terimakasih." Kata Ziko pada Pak Han.
"Sama-sama tuan, itu untuk lemari khusus sandal, meja rias dan alat make-up juga sudah saya siapkan tuan," jelas Pak Han.
Ziko mengangguk, lalu Pak Han berpamitan keluar dari dalam kamar Ziko.
Setelah Pak Han keluar, Ziko duduk di tepi ranjang, dia mencari-cari sosok Ayumi tapi tidak ada di dalam kamarnya.
"Kemana, gadis oon itu?" tanya Ziko pada dirinya sendiri.
Ziko beranjak dari tempat duduknya, lalu dia keluar kamar untuk mencari sosok Ayumi yang entah pergi kemana?
Ayumi terdiam, rasanya dia ingin pulang ke rumahnya tapi ibunya tidak memberikan izin, jika Ayumi sampai pulang ke rumah, pasti Erina akan berbuat hal yang tidak-tidak pada Ayumi.
"Hidup disini, bagaikan di penjara."
"Disini banyak orang, tapi aku berasa hidup sendirian."
"Bahkan semua Art disini, terlalu patuh pada Tuan Muda yang ketus itu."
Ziko yang ternyata sudah berdiri tepat di belakang Ayumi duduk, tentunya Ziko mendengar apa saja yang dikatakan oleh Ayumi dengan jelas.
Ayumi berbicara sendiri, lama-lama Ayumi bisa menjadi tidak waras tapi mau gimana lagi? Mungkin semua ini adalah takdir yang harus Ayumi jalanin.
"Tuan Muda yang ketus," suara Ziko terdengar begitu jelas, membuat Ayumi menoleh ke sumber suara tersebut.
"Tuan..."
"Kamu ulangi kata-katamu!" sorot mata Ziko penuh dengan ancaman.
Jantung Ayumi berdebar kencang melihat sorot mata Ziko, Ayumi merasa takut, bahkan dia lebih memilih menundukkan kepalanya seperti biasanya. "Kapan Tuan ketus ini datang?" batin Ayumi dalam hatinya.
"Ulangi kata-katamu, gadis oon!!" sentak Ziko, membuat tubuh mungil Ayumi gemetaran.
"Kamu berani meninggalkanku begitu saja saat aku sedang bicara, lalu sekarang kamu memanggilku dengan sebutan Tuan Muda ketus," kata Ziko kini tangan Ziko menarik tangan Ayumi dengan kasar. "Ikut denganku!" sambung Ziko, lalu menarik Ayumi dengan kasar.
"Lepaskan saya...."
"Tangan saya sakit...."
Ayumi meronta-ronta, tapi Ziko tidak memperdulikannya, Ziko malah semakin kuat menarik Ayumi masuk ke dalam kamarnya.
Sesampainya di kamar Ziko langsung menutup pintu kamarnya, tidak lupa dia juga mengunci pintu kamarnya.
"Brukkkkkk...."
Ziko melempar Ayumi ke ranjang tempat tidurnya.
"Tuan...apa yang mau tuan lakukan?" tanya Ayumi dengan tubuh gemetaran.
"Gadis kecil, apa kamu ini b*d*h, biar aku ajarkan agar kamu tahu." Ziko menindih tubuh Ayumi, lalu jari-jari kekarnya memainkan bibir Ayumi, sorot mata Ziko penuh dengan kem*s*man.
Rasanya jijik sekali saat Ziko menyentuhnya bibirnya, ingin sekali Ayumi menepis tangan kekar Ziko tapi sayang satu tangan Ziko menahan kedua tangan Ayumi ke atas, jadi Ayumi hanya bisa meronta-ronta dan tidak bisa melakukan perlawanan lebih.
"Jangan sentuh saya.....!!" pinta Ayumi yang masih terus meronta-ronta tapi kaki Ziko menahan kuat tubuh Ayumi agar tidak banyak bergerak.
"Memangnya kenapa? Aku ini suamimu, apakah salah jika aku menyentuh istriku sendiri yang tidak pernah aku cintai dan tidak pernah aku inginkan ini?" bibir sexy Ziko mulai menyapu pipi mulus Ayumi, bahkan Ziko menj*l*ti pipi Ayumi membuat Ayumi semakin jijik di buatnya.
Ayumi terdiam sejenak karena terlalu lelah melawan Ziko yang tentunya lebih kuat dari dirinya.
Ayumi tiba-tiba meneteskan air matanya, membuat Ziko menghentikan aksinya.
"Kenapa kamu menangis?" tanya Ziko, kali ini nada bicara Ziko begitu lembut.
"Tuan, saya takut, bahkan sebelumnya saya tidak pernah di sentuh oleh seorang laki-laki," jelas Ayumi dengan suara lirih.
Ziko akhirnya merasa tidak tega, lalu dia membenarkan posisinya dan kini Ziko sudah berbaring di sebelah Ayumi.
"Kamu mau kita menikah, aku sudah setuju menikahimu."
"Ibumu meminta bayaran mahal, aku juga sudah membayar mahal dirimu, ingat kamu itu gadis bayaran tuan muda Ziko Atmadja."
"Lalu, kamu selalu saja menolakku..."
Ziko terlihat marah tapi dia berusaha sabar dan tidak berbuat kasar pada Ayumi.
"Saya tidak bermaksud menolak tuan, tapi saya tidak mau tuan melakukannya dengan cara kasar." Jelas Ayumi, dalam hatinya begitu rapuh tapi Ayumi tetap berusaha kuat.
"Baiklah, kamu mau melakukan dengan cara seperti apa? Kamu yang memulainya saja!" kata Ziko, membuat Ayumi terdiam karena merasa bingung.
"Kenapa kamu diam?" tanya Ziko, kali ini dengan nada dingin sedingin es batu.
"Bagaimana cara melakukannya?" tanya Ayumi dengan raut wajah polos seperti biasanya.
Aish Ziko berdecak kesal, sambil menatap Ayumi dengan sorot mata tajam.
"Dasar oon, biar aku ajarkan...." kata Ziko.
Ayumi hanya pasrah, dia takut tapi ingin kabur juga tidak tahu caranya untuk kabur.
"Kamu sudah siap?" tanya Ziko.
"Siap untuk apa tuan?" Ayumi bertanya dengan kepolosannya lagi, sungguh ini membuat Ziko tidak tahan menghadapi gadis sepolos Ayumi.
"Kamu diam saja! Biar aku yang berkerja," bisik Ziko dan Ayumi mengangguk setuju.
Aish akankah Ziko menang banyak kali ini?
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Ñiýâ Puttri Cengeng
itu namanya penganiyayan
2022-06-07
1
Nur Khasanah
punya perasaan tak tega dan sabar, untuk seorang gadis polos. itu sudah mulai bucin.
2022-02-22
1
Eka ELissa
kyak upacara aja...
siap.....
2022-02-02
3