Emang Mak Nggak Tahu..

Dada Jaka seketika bergemuruh. Terasa sesak melihat apa yang terjadi tak jauh dari pandangannya.

Tapi gemuruh itu sepertinya tak berlangsung lama, karena di sana sang janda pujaan sepertinya tak terlalu serius menanggapi saudaranya. Yang jadi pertanyaan, kenapa Juna masuk ke kios sebelah Melati? Apa dia akan sewa kios di sana? Wah gawat, pasti lama lama Melati akan dirayunya juga? berbagai pemikiran akhirnya timbul dalam benaknya.

Sepertinya Jaka memang harus bertindak cepat untuk menjaga kekasihnya. Tapi dengan cara apa, Jaka pun belum tahu, karena dia dan Melati masih sama sama sepakat merahasiakan hubungan mereka dulu. Namun secepatnya dia harus membicarakan hal ini dengan Melati. Dia harus segera memberi tahu kekasihnya tentang Juna.

Untuk saat ini, Jaka punya banyak waktu bertemu kekasihnya. Dan sepertinya dia ingin mengajaknya kencan. Walaupun jika dilihat dari keadaaan mungkn Melati akan menolak, namun yang pasti Jaka akan mencobanya. Sekedar jalan jalan atau duduk diwarung bakso. Setidaknya Jaka ingin punya banyak waktu ngobrol dengan kekasihnya. Tidak harus lewat chat terus.

Entah apa yang dibicarakan Melati dan Juna beberapa saat lalu, kini Melati terlihat sedang meregangkan ototnya dan Dodit terlihat sedang melayani pembeli.

Melati duduk di kursi kebesarannya. Tangannya membuka laci dan mengambil ponsel. Dinyalakannya ponsel itu ternyata ada pesan masuk. Segera dia menyentuhnya. Dahinya berkerut saat dia membaca salah satu pesan chat.

"Lihat ke arah kios tutup di depanmu dong yang?" Melati langsung mengikuti perintah pesan itu. Dan seketika matanya membelalak. Pria tampan idamannya sedang tersenyum ke arahnya. Melati segera membalas pesan pria itu.

"Lagi ngapain disitu?" dan pesan segera dia kirim.

"Lagi lihatin masa depan." Balas Jaka lewat pesan chatnya dan tentu saja Melati sontak senyum senyum sendiri tatkala membaca balasan chat seperti itu.

"Nggak kerja? Apa lagi narik di pasar?" Melati mengirim pesan lagi dan tak lama kemudian balesan pesan itu pun daang.

"Udah keluar, udah bebas." Tentu saja jawaban itu membuat Melati mengerutkan dahinya.

"Kenapa?" balas Melati.

"Mau buka usaha sendiri saja dan mau mengejar cinta si tembem kesayangan agar cepet halal. Takut si tembem di ambil orang." Balas Jaka lagi dan tentu saja membuat Melati kembali senyum senyum sendiri.

"Nanti pulang jualan, jalan jalan yah?" Jaka mengirim pesan lagi dan Melati sepertinya langsung menyetujuinya. Di lihat dari senyum Jaka yang terkembang sempurna saat membaca balasan chat dari kekasihnya

"Aku pulang dulu, nanti sore aku kesini lagi," Ucap Jaka lagi dalam pesannya dan setelah mendapat balasan dari Melati, Jaka segera melajukan kuda besinya menuju rumah.

Sesampainya di rumah, Jaka dikejutkan dengan apa yang dilihat di depan rumahnya. Sementara rasa terkejut juga terlihat dari beberapa orang yang sedang duduk di depan rumahnya, Bahkan emak wajahnya juga terlihat tak bersahabat. Tentu saja wajah marah seketika memancar dari diri Jaka.

"Ada apa lagi ini mak?" Tanya Jaka. wajahnya jelas banget tak menunjukan rasa hormat kepada tamu yang ada.

"Eh bang Jaka. Kok udah pulang?" Tanya seorang gadis yang sangat dipertanyakan kegadisannya.

"Ngga usah sok akrab... !!!" Bentak Jaka dan wajah gadis yang tadi berbinar seketika menghilang berubah sendu.

"Mereka menuntut apa lagi mak?"

"Biasa Jak. Entahlah terbuat dari apa hati keluarga ini." Ucap Emak Sinis.

"Apa kita perlu menuntutnya lewat jalur hukum mak?" Gertak Jaka

"Ya jangan gitu dong Jak." Ucap Pak Sapto terlihat panik.

"Terus apa? HAH..!!! sudah saya peringatkan, jangan rongrong keluargaku lagi."

"Tapi niat saya baik Jak."

"Niat baik darimana pak? HAH... !!!!"

"Apa kurangnya anak saya sih Jak? kenapa kamu menolaknya begitu saja. Padahal anakku cantik, anak baik baik dan penurut loh Jak. Dia pasti akan jadi istri yang nggak mengecewakan kamu." Kini seorang ibu yang membela putrinya.

"Kalian yakin dia anak penurut?" Tanya Jaka.

"Tentu saja. semua orang juga pasti tahu, anak saya tidak seperti gadis pada umumnya. Dia rajin, pandai memasak dan ngurus rumah, kurang apa?" Jawab Pak Sapto Yakin.

"Kurang perawan." Ucap Jaka enteng. Dan tentu saja Pak Sapto dan istri membulatkan matanya.

"Yang bener kalau ngomong Jak, anak ku perawan tingtinglah. Keluar rumah juga jarang." Sungut istri pak Sapto.

"Ratih, kamu ingin nikah sama aku kan?" Tanya Jaka dan tentu saja anak itu langsung mengangguk.

"Oke, sekarang kita buktikan di depan orang tua kamu, kamu masih suci atau tidak? Ayok kita lakukan disini? Di depan orangtua kamu?" Tantang Jaka.

Ratih terkesiap. Tentu saja itu tidak mungkin. kesucianya sudah hilang sejak kelas dua SMA.

"Berani nggak?" tekan Jaka.

Kini kedua orang tua Ratih saling pandang. dan dia juga menatap tajam anaknya.

"Bener Ratih, kamu udah nggak perawan?" Tanya pak sapto dan tentu saja wajah Ratih makin pucat.

"Apa aku panggilkan Agus?" Pertanyaan Jaka tentu saja membuat Ratih kembali terkejut.

"Ratih, jelaskan ada apa? apa hubunganmu dengan Agus?" tanya pak sapto yang nampaknya sudah mulai meragukan anaknya. Karena begitu nama Agus di sebut wajah anak itu semakin memucat.

"Ya udah kalau nggak mau ngaku, aku panggil Agus deh, dan penjaga hotel Navata deh."

Mata Ratih lagi lagi membelalak mendengar apa yang diucapkan Jaka. Begitu juga Pak Sapto dan istrinya. Sedangkan emak diam seribu bahasa meski wajahnya nampak begitu geram.

"Jawab Tih, jangan diam saja, kamu berani nggak? Kita buktiin kamu masih perawan apa enggak? kalau masih, oke aku bersedia menikah sama kamu." Amarah Jaka yang tadinya berada di ubun ubun kini sedikit mereda dengan diamnya gadis itu.

Ratih terpaku diam membisu. Sementara orangtuanya pun sama terdiam dengan berbagai tanya.

"Ratih.." Panggil pak Sapto. Si anak hanya menoleh ketakutan.

"Jadi bener kamu.." Pak Sapto tidak dapat meneruskan kata katanya. Kepalanya terasa pening.

"Kita pulang... !" Kini sang istri yang berbicara. Di tariknya tangan Ratih sampai perempuan itu merintih.

"Lain kali masih menganggu emak, awas kalian.!" ancam Jaka saat ketiga manusia itu melangkah meninggalkan rumah itu.

"Astaga Jak, jak, untung ada kamu, emak sampai bingung tadi mau ngomong apa." Ucap emak yang kini merasa lega.

"Emang tadi ngomong apa aja mak?"

"Ya banyak lah, lagian emak heran sama orang tuanya. Merasa anaknya paling cantik apa gimana, sampai ditawar tawarkan segala."

"Maklum lah mak, namanya juga anak satu satunya. Terlalu memanjakan anaknya jadi hasilnya gitu. Entah apa yang akan terjadi setelah anak yang mereka bangggakan sudah jebol. ighhh.." Ucap Jaka bergidik.

"Makanya Jak, kamu cepet dong nyari dan kamu seriusin, biar hal kayak gini tuh nggak terjadi lagi." Saran emak.

"Ya elah mak, ini juga lagi usaha nyari. Kalau Jaka dapat janda gimana mak?"

"Asal jandanya janda bener ya nggak masalah buat emak Jak."

"Emang janda bener yang kayak gimana mak?"

"Nggak perlu ditanya juga pasti kamu tahu jawabannya, bukankah kamu sering di goda janda."

Waduh

@@@@@

Terpopuler

Comments

dementor

dementor

salam buat sitembem melati ya author.. Semangkuy...

2022-12-20

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BILANG LH SAMA EMAK JAK,, JGN DIRAHASIAIN.. KLO DGN ORG LAIN BOLEH DIRAHASIAIN, SAMA KLUARGA JUJUR DLU, TRUTAMA SAMA JATI & JUNA

2022-10-13

0

✨️ɛ.

✨️ɛ.

kurang tembem bu..
*ehh

2022-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!