Yeaah Damai..

Jam yang melingkar di tangan menunjukkan pukul tujuh tiga puluh pagi. Terlihat seorang pria dengan pakaian rapi namun menutupi wajahnya dengan masker dan mamakai hodie rapat berdiri di seberang sebuah kios. Sesekali masker yang menutup mulutnya dia buka untuk sekedar menyesap batang rokok untuk menemani kesendirian. Matanya lurus menatap kios di depannya yang masih tertutup. Beberapa orang memicingkan pandangan ke arahnya namun pria itu terlihat masa bodoh.

Dirinya sengaja datang ke pasar sepagi ini hanya ingin bertemu dengan sang pujaan hati pemilik kios bernama Melati yang letaknya tepat berada di seberangnya. Akibat cemburu dan salah paham, dia rela melakukan hal yang sama sekali tidak pernah dia lakukan sebelumnya pada perempuan manapun.

Dari dulu perempuan yang banyak berkorban untuk dia. walaupun banyak yang berujung kecewa namun dia berprinsip dia tidak pernah memberikan harapan apapun pada semua perempuan.

Berbeda dengan kali ini, pria itu rela bangun dari jam yang tak biasanya demi meminta maaf pada satu wanita cantik yang telah memberinya segala hal.

Tak lama kemudian senyumnya tersungging saat matanya melihat sepeda motor yang berhenti tepat di depan kios itu dan si pengendara motor itu terlihat turun dari motor dengan gaya cantiknya. Pengendara motor itu memakai rok longgar sebatas lutut dengan atasan kaos di padu dengan jaket rajut.

"Kamu pakai apa aja kenapa selalu terlihat cantik sih Mel, apa lagi kalau lagi nggak pakai apa apa." Gumam pria itu sembari senyum nakalnya mengembang.

Begitu pengendara motor itu melangkah menuju kios, pria itu segera berlari menyusul gadis pujaannya yaitu pemilik kios tersebut.

Saat Melati sedang memasukkan lubang kunci ke pintu kios, dirinya dikejutkan dengan tangan yang tiba tiba menempel di pintu. Dia langsung mendongak dan sebuah senyum manis terukir dari wajah yang ditumbuhi jambang di hadapannya.

Melati bersikap cuek dan dia langsung saja membuka pintu kios dan memasukinya. Pria itu pun tak menyia nyiakan kesempatan itu dan dia segera saja ikut masuk ke dalam.

"Jaka..!" Pekik Melati dan Jaka hanya tersenyum.

Melati menghela nafas dan menghembuskannya. Sejenak matanya menatap tingkkah aneh Jaka yang terus senyum senyum kepadanya.

"Ada apa kesini pagi pagi?" Tanya Melati jutek.

"Kangen." Ucap Jaka enteng. Senyumnya terus terpasang tanpa mau surut.

"Kalau nggak kangen, diabaikan yah." Sindir Melati.

"Maaf." Ucap Jaka dan seketika senyumnya surut.

Melati hendak keluar lagi namun segera tangannya di tarik Jaka dan tubuhnya direngkuh dari belakang dengan sangat erat.

"Awas minggir aku mau buka kios."

Namun Jaka tak peduli. Dia malah menarik tubuh Melati ke sebuah bangku dan memangkunya.

"Lepas jak, ini sudah siang, aku harus buka kios." hardik Melati.

"Maafin aku dulu. aku tahu aku salah." Mohon Jaka.

"Nggak, kamu nggak salah. Aku yang salah, harusnya aku nggak terlalu berharap sama hubungan kita." Ucap wanita itu dengan nada bergetar.

Jaka terkesiap. Dia membalik tubuh perempuan itu hingga kini posisinya perempuan itu berada dipangkuannya namun wajah mereka berhadapan hingga rok yang Melati pakai terangkat dan memperlihatkan sesuatu yang halus di bawah sana.

"Jangan bilang seprti itu sayang. Bukankah kamu berjanji kamu akan berjuang?"

"Percuma berjuang jika aku sudah diabaikan tanpa tahu salahku apa. Bahkan kamu menunjukkan keromantisanmu dengan wanita lain didepan mataku. trus apa yang harus aku perjuangkan?" Tanya Melati dengan memalingkan pandangannya dari mata Jaka.

Melati sedikit terisak membuat hati Jaka ikut merasa perih. Bahkan airmata itu mengalir karena perbuatannya. Jari jari Jaka diangkat dan dia mengusap air mata itu.

"Maaf, dua hari yang lalu aku salah paham sama kamu." Ucap Jaka berterus terang.

Melati tercengang namun dia tak melontarkan pertanyaan sedikitpun.

"Dua hari yang lalu aku.." Jaka pun menceritakan alasannya kenapa tiba tiba mengabaikan Melati sampai dia menemukan fakta kalau laki laki yang bersama Melati adalah kakak kandungnya.

"Bukannya aku bertanya sama kamu minta penjelasan, aku malah bersikap seperti anak kecil. Maaf sayang, tolong kamu jangan berpikir seperti tadi." Mata Jaka terus menatap wajah Melati.

"Kamu melihat aku bersama laki laki lain saja kamu langsung mengabaikanku. Apa kamu juga tahu perasaan aku saat kamu asyik berbagi chat dengan wanita lain namun kamu mengabaikan ku. aku juga cemburu tapi aku tahan, aku nggak protes sama sekali, aku mengalah, aku ngga mungkin melarang kamu, karena aku tahu sebalum aku kenal kamu, kamu sudah banyak wanita yang mengejar."

"Terus aku harus bagaimana sayang? Aku tidak mungkin mencegah semua orang untuk berhenti menyukaiku. aku harus bagaimana?" Jaka membenamkan kepalanya diantara benda kembar milik Melati yang tertutup baju. Karena rasa sayang dan rindu yang sudah menjalar Melati pun melingkarkan kedua tangannya memeluk kepala pria tampan itu.

"Aku nggak tahu, sampai kapan aku akan menjalani hidup seperti ini. Tapi asal kamu tahu yang, untuk saat ini hanya kamu yang aku perjuangkan."

Untuk sesaat mereka terdiam.

"Maaf ya?" Ucap Jaka lagi.

"Sudah lah jak, sudah siang, aku harus buka kios."

"Aku mau bolos kerja, aku mau menunggumu disini saja."

"Jangan konyol. Ntar kamu malah dimarahin atasanmu."

"Biarin, di pecat pun malah kebetulan, dah pengin keluar aku yang. males ngadepin orang orang yang ganjen. mereka selalu menggodaku. " Keluh Jaka.

"Ya itu tinggal kamunya aja bagaimana, kalau kamunya doyan ya pasti kamu mau."

"Aku doyannya cuma si tembem milik kamu yang." Ucap Jaka sembari tertawa lirih.

"Yang, minta cium dong?" Pinta Jaka dan tentu saja Melati berontak.

"Nggak, aku mau buka kios." Sungut Melati. Dia memaksa turun dari pangkuan Jaka. namun sayang sekali tenaga kecilnya tak mampu melepaskan dekapan tangan Jaka.

"Sebentar yang, aku belum sarapan nih. Pengin sarapan bibir."

"Lah kemarin sudah dapat sama perempuan beranak satu kan?" Tuduh Melati.

"Sumpah aku nggak ngapa ngapain sama dia sayang. Aku ketemu dia di jalan, dia mau kepasar dan kebetulan kita searah jadi aku menawarkan tumpangan. harii ini seharusnya aku memang ke kampungnya."

"Ya sudah sanah berangkat, minta bibir sama dia."

"Ngga mau, tar dia malah minta lebih. ogah."

"Ya nggak apa apa, kasian juga kan daripada terus mengharap?"

"Kok kamu malah ngomong gitu sih yang? aku tuh doyannya cuma punya kamu"

"Gombal."

"Serius yang, punya kamu yang aku mau. males kalau punya yang lain, nggak selera."

"Udah siang Jaka, ini lepas dulu, bentar lagi Dodit dan para pembeli datang." ucap Melati terus berusaha melepas pelukan pria tampan di hadapannya

"Cium dulu bentar, lima menit saja, buat sarapan?" Ucap Jaka dengan wajah memelas dan tentu saja Melati tidak sanggup menolak melihat wajah Jaka yang begitu manis.

"Astaga, baiklah."

"Asyik."

Jaka tersenyum senang. Matanya langsung berbinar. Melati mendekatkan bibirnya hingga menyatu di bibir kehitaman sang pria pujaan. dan terjadilah perang bibir sebagai menu sarapan.

@@@@@

Terpopuler

Comments

mama fatih

mama fatih

berjuang sendirian gk Mel, skali2 ksih lah Jaka pelajaran diabaikan to gmna gitu, biar ada srius2nya dy klo emg sayang ma km Mel🥴🙄

2022-09-08

1

Siti Aisah

Siti Aisah

dasar si Jaka

2022-09-06

0

🍾⃝ͩʜᷞεͧrᷠaͣ☠ᵏᵋᶜᶟ✰͜͡w⃠

🍾⃝ͩʜᷞεͧrᷠaͣ☠ᵏᵋᶜᶟ✰͜͡w⃠

perang bibir saling serang donk yaa.. hihihihi 🙈

2022-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!