Kencan Singkat..

"Om Jak sakit? Kok lehernya merah merah?"

Jaka dan Melati seketika saling pandang dan dengan cepat Jaka menarik kembali penutup kepala hodienya. Beruntung Yanti dan Jati masih diluar, jadi mereka tak tahu apa yang terjadi di ruang tengah.

"Iya, om Jak sakit, semalam digigit nyamuk banyak banget, nyamuknya cantik." Ucap Jaka sembari melirik perempuan yang tersipu malu dengan senyum manisnya.

"Hahahah om Jak bisa aja." Anak berumur empat tahun itu malah tertawa girang.

"Ada apa Taf, seneng bener keliatannya?" Tanya Jati begitu masuk ke dalam melihat anaknya sedang terpingkal pingkal dipangkuan adiknya.

"Biasa lah bang, rese ni anak." Ucap Jaka.

"Katanya kamu mau pulang? Tanya Jati menatap Melati.

"Iya bang, takut kemalaman."

"Ntar suruh Yanti bungkusin lauk."

"Nggak usah bang, buat keluarga bang Jati saja." Tolak Melati sembari berdiri dan memakai jaketnya.

"Nggak perlu sungkan. Lagian kamu hidup sendirian." Paksa Jati dan tak berapa lama Yanti pun sudah datang dengan satu kantong plastik berisi makanan dan menyerahkannya ke Melati.

"Jadi ngrepotin."

"Justru aku yang makasih Mel udah dibantuin tadi sampai kamu nggak jualan. Kamu hati hati bawa motornya." Ucap Yanti

Jaka hanya memandangi ketiga orang dihadapannya. Dalam hati dia ingin mengantar pulang Melati tapi dia takut abangnya mencurigainya.

"Aku ya pulang deh bang." Ucap Jaka tiba tiba dan dia juga langsung berdiri.

"Lah kamu nggak makan dulu Jak?" Tanya Yanti.

"Makan dirumah saja mba, emak juga udah masak. Tadi juga bapak bawa lauk kan?"

"Iya sih, ya sudah terserah kamu aja."

"Aku pamit dulu ya bang Jati, Yanti" Ucap Melati

"Iya Mel hati hati, dan makasih."

Setelah berjabat tangan Melati pun keluar disusul oleh Jaka. Pria itu sengaja memperlambat laju motornya karena dia ingin mengikuti Melati dari belakang. Padahal arah rumah mereka berbeda, tapi mumpung lagi ketemu ya apa salahnnya mengikuti.

Seperti yang sudah diduga, kini motor Jaka tak jauh berada di belakang motor Melati. Wanita itu sesekali melirik lewat kaca spion dan melihat pria tampan itu nampak serius mengawasinya.

Kini mereka berada di jalan yang kelihatannya sepi. Jaka sedikit menaikan laju motornya hingga motornya bersebelahan dengn motor Melati.

"Berhenti dulu." Ucap Jaka sedikit keras.

"Mau ngapain?" Tanya Melati tak kalah keras.

"Ya berhenti dulu, tuh disana warung kosong." tunjuk Jaka dan Melati menyetujuinya.

Mereka berhenti di warung kosong pinggir jalan. Kemungkinan warung itu bekas tempat berjualan es kelapa muda. Karena banyaknya tempurung kelapa muda tertumpuk di salah satu sisinya.

"Ada apa?" Tanya Melati setelah mereka duduk di atas bangku panjang menghadap jalan raya."

"Ya ngobrol dulu lah, mumpung ketemu. Ngga kangen apa kamu sama aku?" Rajuk Jaka sembari melepas hodienya. Ternyata Jaka hanya memakai kaos tanpa lengan.

"Ya ampun ngapain pakai kaos kaya gitu sih Jak? ntar banyak yang lihat loh." Ucap Melati terpana.

Jaka malah tergelak melihat ekspresi kaget perempuan disebelahnya.

"Tapi kok di leher kamu nggak ada sih yang? padahal kan aku juga bikin tanda merah banyak?" Tanya Jaka.

"Kan aku tutup pake make up sayang. Cewek gituloh, harus pinter."

"Wuidih, yang digunung juga di tutup make up enggak yang?"

"Nggak lah, ketutup baju ini. Mana banyak banget. Hampir penuh nggak ada sisa."

"Aku rakus ya? hahaha, enak sih yang, apa lagi si tembem. Bikin betah yang."

"Ish kalau ngomong kamu Jak."

"Tapi kan fakta yang. Kapan lagi ya yang ada kesempatan?" Tanya Jaka sambil senyum senyum.

"Ntar kalau kita halal." Jawab Melati asal dan mereka pun terbahak.

"Kamu akrab sama mba Yanti yang?" tanya jaka sembari meraih jari jari Melati dan menggenggamnya.

"Akrab dari kecil. Kita tetanggaan."

"Kok aku nggak tahu, gimana ceritanya?"

Dan Melati pun menceritakan keakrabannya dengan kaka ipar sang pria idaman. Dari mulai kecil hingga mereka menikah. Namun sayang nasib buruk menimp Melati. berbeda dengan Yanti, pernikahanya awet hingga punya anak.

Jaka dengan seksama hanya mendengrkannya. Walaupun kadang dia juga menyahuti tapi disini Jaka lebih banyak diam dan mendengarkan.

"Udah sore lah jak, aku pulang ya?" Pinta Melati.

"Tapi aku masih kangen sayang."

"Katanya kamu mau adil? ingat dua janda yang lain sayang."

Jaka hanya menghela nafasnya. Dia akui pertemuannya dengan Melati membuat dirinya tak terlalu bersemangat menganggapi dua janda sebelumnya. Meskipun pada kenyataanya sebelum kenal Melati, Jaka juga berbuat seperti itu, tapi setelah mengenal Melati, pria itu semakin enggan menanggapi dua janda lainnya.

Jaka ingin melepaskan mereka namun terlanjur terucap kata jalani aja dulu. Dan sampai detik ini dua janda itu malah semakin menampakkan keseriusannya.

"Udah ya aku pulang. Ntar kemalamanan." Dan Jaka hanya mengangguk. Mereka beranjak menuju motor masing masing.

Jaka masih setia mengikuti laju motor Melati. Setidaknya denga cara seperti itu Jaka bisa mengantarkan Melati sampai rumah.

Tak lama kemudian Melati pun sampai di rumahnya. Seandainya tak ingat kerja, Jaka ingin menginap lagi dirumah itu. Tapi sayang besok dia harus kerja dan banyak sekali laporan yang harus dia urus.

"Aku pulang yah? kamu hati hati dirumah. kalau ada apa apa kabarin aku." Ucap Jaka sendu. Melati hanya menganggk dengan tersenyum manis.

Jaka mengecup bibir Melati sejenak kemudian melangkah menuju motornya. Beberapa menit kemudian Jaka menyalakan motornya dan dengan berat hati dia meninggalkan kekasihnya.

Dalam perjalanan pulang tiba tiba Jaka dikejutkan dengan sosok perempuan yang sedang berjalan dengan laki laki. Mereka begitu mesra. Jaka hanya memandanginya dengan jijik. Jaka bahkan paham laki laki itu.

"Maksa maksa minta aku nikahin, taunya gatal juga. Kalau bapakmu tahu, bisa pingsan sambil kencing tuh pak sapto." Cibir Jaka sepanjang perjalanan.

Hingga beberapa menit kemudian sampailah Jaka dirumahnya. Dia disambut oleh emak dan bapak yang sedang duduk di teras rumah.

"Jak, kamu sudah ngomong sama pak Sapto?" Tanya emak begitu langkah kaki Jaka menyentuh lantai teras.

"Sudah tadi mak, kenapa?"

"Tadi gantian istrinya yang ngomong sama emak."

"Cih, jangan diladenin mak. Anaknya aja juga kelakuannya amit amit." Ucap Jaka. Dia ikut duduk bersama orang tuanya.

"Amit amit gimana Jak?" Tanya bapak.

"Tadi di jalan anaknya pak Sapto sedang bergandengan tangan dengan Agus."

Agus?" Tanya bapak terkejut.

"iya, agus anaknya pak Waluyo. Mana pake cium cium dijalan lagi, tadi masuk ke hotel Navata."

"Beneran jak?"

"Ngapain Jaka bohong."

"Amit amit dah. Mending punya mantu janda kalau gitu daripada perawan kaya anaknya Sapto." ucap emak.

Jaka tertegun dengan ucapan emak barusan. Hati Jaka berbunga saat emak mengatakan mending punya mantu janda daripada anak perawan tapi perbuatannya sudah diluar batas. Biar bagaimanapun emak juga menjadi saksi perselingkuhan pacar Jaka dulu.

"Yakin emak mending punya menantu janda?" Tanya Jaka rada menggoda padahal dia hanya memastikan.

"Ya iyalah mending janda, daripada ngaku prawan tapi sudah dipakai banyak orang."

Jaka mengulum senyum dan beranjak masuk. Namun sebelum masuk, Jaka mengatak sesuatu hingga kedua orangtuanya sukses ternganga.

"Ntar Jaka mau cari janda aja ya mak buat menantu emak."

Weh..

@@@@@@

Terpopuler

Comments

Sumi afiz

Sumi afiz

senangnya Jaka mendengar emaknya mau menantu janda dari pada perawan tapi bekas banyak orang...senangnya dalam hati mau punya istri janda wkwkkk🤭✌️😍😍

2024-11-18

0

HNF G

HNF G

aseeekkkk..... dapet lampu hijau💃💃💃💃💃😄😄😄😄😄

2023-09-30

2

HNF G

HNF G

ikutin aja dr belakang jak😁

2023-09-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!