"Bang Jati serius mau mengenalkan Juna sama Melati?" Tanya Jaka.
mendengar Jati akan mengenalkan Juna dengan janda idamannya, tentu saja hati Jaka menjadi panas. Apalagi Juna tak kalah tampan dari dia, dan Juna terkenal dengan sifat playboynya.
Jaka tentu saja siap pasang badan jika Juna beneran akan dikenalkan dengan Melati. Bagi Jaka, Melati itu sudah sah menjadi miliknya.
Alasan Jaka masih merahasiakan hubungannya Melati itu tak lain karena dua janda yang benar benar tak mau lepas darinya. Padahal Jaka benar benar sudah pelan pelan menjauhi mereka tapi mereka sangat sulit untuk dikasih pengertian.
Jaka juga tidak ingin terjadi apa apa pada kekasihnya. Jaka takut jika kedua janda itu bertindak di luar batas di belakang Jaka.
Merahasiakan hubungan juga sebenarnya keinginan Melati. Dia janda dan Jaka bujang. Melati takut ada omongan yang buruk tentangnya. Apalagi banyak wanita yang sangat menginginkan Jaka menjadi kekasihnya.
"Iya, kenapa? Kamu mau juga sama Melati?" Tanya Jati. Antara serius dan bercanda, Jati yang terpaut Usia enam tahun dari Jaka tentu saja menginginkan adiknya menikah.
Jati tahu pesona adiknya benar benar mengalahkan dirinya. Sebagai kakak, pastinya dia juga ingin yang terbaik buat adiknya.
Kini mereka berdua sedang duduk bersama di teras depan rumah. Sedangkan Juna lebih memilih menginap di hotel. Bukannya tidak suka dia menginap di tempat saudaranya, Namanya bujang, dia lebih nyaman tinggal sendirian.
"Ya elah bang, kalau jandanya secantik Melati sih Jaka juga mau bang." ucap Jaka antara dusta dan fakta.
"Tapi Melati janda baik baik Jak." Ucap Jati dengan wajah serius.
"Maksudnya bang?" Sambil ngobrol, kedua kaka beradik itu sama sama mengambil rokok sebatang dan bergantian menyalakannya.
"Dia itu pekerja keras. Sebelum nikah dia udah jadi tkw. Dia balik hanya untuk melangsungkan pernikahan. trus beberapa bulan setelah nikah dia terbang lagi. Suaminya selingkuh dengan anak tantenya apa nggak edan. Gara gara itu, dia sampai sekarang susah membuka hati untuk laki laki. Makanya kalau kamu mau mendekati Melati kayaknya abang ragu deh jak. secara cewekmu banyak." Ucap Jati panjang lebar. Sepertinya Jati tahu banyak tentang Melati. Bisa saja itu terjadi karena istrinya mungkin pernah cerita.
Jaka hanya senyum senyum saja mendengar penuturan abangnya. Jati tidak tahu saja kalau adiknya sudah mendapatkan segalanya dari janda cantik itu.
"Ya kan jodoh ngga tahu bang. Lagian meski cewekku banyak, apa abang Jati pernah liat ada cewek yang aku bawa kerumah? nggak ada kan?" Ucap Jaka.
"Tapi kan abang nggak yakin kalau kamu bisa meluluhkan hati Melati. Orang tua dan kakaknya juga agak keras loh Jak. tanya Yanti sih?"
"Gampang kalau masalah orang tua mah bang, yang penting kan hati Melati dulu bang."
Adik dan abang itu sejenak tergelak bersama.
"Yang saat ini aku bingung cuma masalah kerja bang, pusing, pengin keluar tapi ntar usaha apa." Keluh Jaka disela sela menikmati batang rokoknya yang kian memendek.
"Buka bengkel aja napa Jak. bakat kamu ada, lahan juga ada, strategis lagi." Saran Jati.
"Tapi modalnya bang."
"Ya kan abang sama emak bisa bantu. Daripada tiap pulang kerja kamu tertekan banget. Mending usaha sendiri. Lagian pesona kamu juga bisa jadi daya tarik loh Jak."
"Pesona apaan sih bang, kalau ngomong." Gerutu Jaka.
"Emang abang nggak tahu apa Jak, banyak cewek yang ingin tidur bareng sama kamu. Daripada pesona kamu buat hal negatif, mending kamu gunakan pesona kamu untuk menarik pelanggan bengkel. Kamu terbebas dari godaan wanita gatal, dan kamu juga pikirannya tenang nggak kusut mulu."
Jaka mendengarkan baik baik nasehat kakaknya. Dan ucapan Jati memang tidak salah. Jalan satu satunya memang Jaka mending buka usaha sendiri dan tentunya dia juga punya waktu banyak untuk Melati.
"Ya udah lah bang, nanti aku pikirkan." Ucap Jaka pada akhirnya dan Jati hanya mengangguk.
Sementara di rumah Melati, perempuan itu juga sedang kedatangan Kakak dan istrinya. Mereka memang sengaja ingin menginap di rumah sang adik.
"Kenapa kamu bisa milih tenpat di sini sih Mel? Kenapa nggak nyari yang agak rame sedikit loh." Protes Kakak laki laki Melati yang akrab di panggil Falah.
"Iya Mel, ini kamu kaya nggak ada tetangga, mana kamu cuma tinggal sendirian lagi." Ucap Desi istri Falah. Kini mereka memang lagi duduk bersama dikursi yang biasanya digunakan untuk tamu.
"Heeheh nggak apa apa mas mba. Lagian selama ini aku di sini ngga terjadi apa apa." Ucap Melati membela diri.
"Tapi tetep saja mengkhawatirkan lah Mel. kamu tuh perempuan, hidup sendirian. mending pindah saja deh." Desak Falah.
"Jangan ngaco deh mas, emangnya Melati banyak duit apa." Sungut Melati.
"Dari pada di sini sendirian, siapa yang nggak khawatir coba Mel?" Ucap Falah ngotot. Dan Melati diam. Dia tahu, berdebat sama kakaknya itu tak akan menang.
"Kamu nggak mau cari pendamping lagi Mel?" Tanya Desi.
"Belum ingin mba." Jawab Melati singkat.
"Jangan lama lama menyendiri Mel, jangan larut dalam trauma. Coba buka hatimu untuk laki laki lain." Saran Desi dan lagi lagi Melati hanya tersenyum kecut.
Sebagai perempuan tentu saja Melati juga ingin memiliki rumah tangga lagi. Meski hatinya kini sudah terisi dengan satu nama pria yang selalu jadi impian para wanita. Hati kecilnya tetap merasa takut kalau pujaan hati suatu saat tak mau bertahan dengannya. Biar bagaimanapun status mereka berbeda. Dan belum tentu keluarga Jaka mau menerima dirinya yang berstatus janda. Dia juga pasti akan merasa tak enak dengan sahabatnya yang menjadi kakak ipar kekasihnya.
Sementara di tempat lain terlihat pasangan muda yang nampaknya habis menuntaskan hasratnya. Terlihat dari gerak gerik mereka kalau saat ini mereka sedang merapikan pakaian.
"Bang sebenernya kamu serius nggak sih mau mendekatkan aku dengan Jaka?" Tanya seorang perempuan setelah terlihat rapi.
"Serius dong Ay, aku aja sudah tanya tanya Rois dan Iwang kalau Jaka lagi jomblo, dan Jaka benar benar butuh perempuan yang bisa di ajak ngapain aja, bukankah cocok dengan kamu Ay." Jawab pria itu benar benar penuh kedustaan. Tapi sang perempuan malah senyum senyum kegenitan. Sesekali tangannya menggaruk betis yang terasa gatal.
"Beneran bang? Tapi sampai sekarang kok kita nggak deket deket."
"Kamu kan ngerti Ay Jaka sibuk. Aku aja kemarin mau kerumah dia eh malah anaknya nggak ada. Aku sih yakin, kamu tuh serasi sama dia Ay." Dan perempuan itu pun semakin tersipu.
"Beneran bang?"
"Masa abang bohong, kalau abang bohong ngapain abang mau main sama kamu Ay?"
"Tapi lain kali kalau mau main, nyari tempat yang agak bagusan dikit napa bang? masa main di kebon bambu gini, gatal bang." Keluh perempuan itu.
"Iya, iya, ya udah kita pulang yuk. Mumpung sepi."
Dan sang perempuan hanya mengangguk terus mereka pun beranjak pergi.
@@@@@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
HNF G
ya ampuuuun.... bego banget nih si cewek. mau2nya aja sama cowok kere gak modal, penipu pula🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2023-09-30
1
Khodijah Cyti
kemarin di ajak main di tempat keranda, benar2 zero modal 😅😅😅
2023-08-30
0
Natha
edyannn main dikebon bambu... modal dong.. red doors gt
2023-02-14
0