Setelah Malam Itu.

Dan sejak malam itu Jaka pun resmi menjalin kasih dengan tiga janda sekaligus. Sebenarnya yang resmi berpacaran cuma sama Melati. Dua janda yang lainnya masih belum ada kepastian dari Jaka.

Terlihat saat ini, Jaka sedang bercermin di dalam kamarnya. Kamar yang tak pernah rapi dan bau asap rokok menyebar dimana mana meski sudah ada jendela. Matanya sedang meneliti jejak jejak kecupan dari perempuan yang baru dikenalnya. Leher dada perut lengan bahu hampir merata jejak yang ditinggalkan Melati disana.

Teringat jelas saat tadi pagi Melati melepas kepergiannya dikala dia pamit. Meski sama sama enggan berpisah tapi Melati memberi pengertian yang sangat membuat Jaka terkesan. Dan itu menjadi nilai lebih bagi Jaka.

Jaka sadar, diantara tiga janda yang dekat dengan Jaka, memang Melati lah yang paling beda. Perkenalannya pun berkesan dibanding dua janda pendahulunya yang dekat karena punya tanggungan utang.

Bibir Jaka terus mengulum senyum mengingat betapa liarnya permainan mereka berdua. Lima ronde. Sungguh permainan yang melelahkan namun juga membahagiakan bagi Jaka.

"Jak..!!" Terdengar suara teriakan emak dari luar kamar.

"Iya mak." Jawab Jaka.

"Udah siang, keluar gih, emak ada perlu."

"Iya bentar." Jaka beranjak. Dia meraih hodie hitamnya untuk menutupi jejak merah yang Melati tinggalkan di lehernya. Dia pun bergebas keluar.

"Ada apa mak?"

"Pulang jam berapa tadi? mbok ya nginep dirumah temen kasih kabar orang rumah."

"Iya mak maaf, semalam ponsel Jaka mati mak."

"Oh, eh Jak, gimana nih urusan sama anak pak sapto? mak bener bener pusing jak."

"Ya ampun mak, orang Jaka nggak suka sama anaknya ngapain di bikin pusing mak. "

"Tapi anaknya ngancam ngancam Jak, mak takut. maaf ya Jak, bukannya mak maksa, tapi sumpah mak udah nggak tahan ama rongrongannya."

"Iya mak, ya udah nanti Jaka yang ladenin, biar anaknya nggak gangguin hidup Jaka."

"Beneran loh kamu turun tangan."

"Iya emak, bapak mana mak?"

"Lagi dirumah abangmu, hari ini kan pasang genting dirumah Jati."

"Ya ampun mak, kok mak ngga bilang?"

"Orang Mau bilang gimana, semalam kamu susah dihubungi. Tadi pulang jam berapa juga emak nggak tahu,"

"Ya udah deh mak, aku mau mandi dulu, nanti setelah mandi baru kerumah bang Jati."

Dan emak hanya mengangguk. Jaka bergegas masuk kamar dan membuka hodie nya. Bukannya bergegas mandi dia malah kembali berbaring di kasur yang tergeletak dilantai. Dia meraih ponselnya dan mengecek beberapa pesan yang didominasi tiga wanita yang sekarang berebut cintanya.

Sebenernya di lubuk paling dalam, Jaka hanya tersentuh hatinya oleh sikap Melati. Perempuan itu berbeda dari yang lainnya. Jika Jaka dekat dengan dua janda karena sebuah utang, Melati justru karena tak sengaja menolongnya mengijinkan dia berteduh di rumahnya. Melati juga punya usaha sendiri di pasar sebagai penjual aneka plastik dan kebutuhan pembuatan kue dan roti.

Jaka yang tadinya niat hendak mandi, malah kini asyik rebahan sambil membalas chat. Jika dilihat ponselnya, yang chat Jaka itu banyak banget. Sudah mirip asmara putri. Tapi Jaka tak pernah menanggapinya secara spesial. Dia takut banyak yang berharap jika dia meresponnya. Seperti dua janda sebelum Melati. Semua berawal dari mereka yang sering ngirim chat dengan berbagai alasan dan Jaka memang butuh orang orang itu agar segera melunasi tunggakannya tapi malah mereka berharap dan menyatakan perasaannya. Jaka tidak serta merta langsung jawab iya. Dia hanya jawab jalani aja dulu sampai kapan akan bertahan. Tapi dengan Melati dia malah langsung mengikrarkan diri kalau mereka sekarang pacaran.

"Jak.! katanya mau ke rumah Jati.." Teriak sang emak dari luar kamar.

"Iya mak, bentar. "

Jaka pun kembali berkirim pesan buat pamitan karena dia harus pergi. Setelah itu dia bergegas mengambil handuk untuk mandi. Di kamar mandi lagi lagi dia bercermin menatap tubuhnya yang penuh tanda kepemilikan dari sang kekasih.

Jaka mengulum senyum. Entah kenapa pertemuan tanpa sengaja dengan Melati malah meninggalkan kebahagian yang teramat dalam pada diri Jaka. berbeda dengan dua janda sebelumnya. Mungkin karena dia terpaksa dan tak pernah menyatakan cinta pada keduanya jadi hubungan yang dijalaninya pun terasa hambar dan biasa saja.

Jaka mulai melakukan ritual mandinya dan pikirannya masih tertuju pada janda cantik yang telah memberinya segala hal.

Beberapa menit kemudian, Jaka sudah terlihat segar dan bersiap pergi menuju rumah kakaknya karena disana sang kakak sedang merenovasi rumah lama mereka. Jaka tak lupa memakai hodie karena dia tak ingin ada yang melihat tanda merah yang menyebar di lehernya. Selain tak enak, dia juga ingin menjaga nama baiknya dan juga nama baik kekasihnya.

Jaka terlihat sedang memanaskan motornya saat tiba tiba ada seorang pria paruh baya menghampirinya. Dari sikap, Jaka jelas banget kalau kedatangan pria itu sangat tidak diinginkan Jaka.

"Jak, saya perlu ngomong sama kamu." Ucap pria itu.

"Ngomong apa pak?" Tanya Jaka tanpa memandang pria itu sedikitpun.

"Tolonglah, kamu terima anakku Jak, aku bingung menghadapinya. Dia maunya cuma sama kamu. Apapun yang kamu minta pasti akan aku kabulkan Jak, asal kamu mau sama anak saya."

Seketika tatapan tajam langsung Jaka layangkan kepada pria itu.

"Bapak kira saya pria matre apa Hah.!!" Bentak Jaka hingga bapak itu terlonjak dan kelihatan ketakutan.

"Yang tegas sama anak, jangan malah kesannya bapak menjual anak bapak ke saya, nggak malu apa punya anak ngejar laki laki sampe orang tuanya ikut ikutan."

Pria itu tentu saja langsung terbungkam. Baru kali dia melihat Jaka yang berbeda.

"Sekali lagi bapak atau anak bapak merongrong saya dan keluarga saya, jangan harap ada ampun dari saya pak.!!" Ancam Jaka dengan amarah yang membuat pria itu gemetar.

Jaka langsung menaiki motornya dan seketika tancap Gas meninggalkan bapak itu yang mematung ketakutan.

Tak butuh waktu lama, Jaka sudah sampai di rumah kakaknya. Terlihat beberapa orang yang sepertinya sedang istirahat. Genting juga sudah tertata rapi di atap

Jaka langsung memarkirkan motornya dan berbaur dengan warga yang habis membantu.

"Udah selesai baru datang Jak." Ucap Jati kakaknya.

"Sorry Bang, kelupaan dan tadi kesiangan." Balas Jaka.

"Bang Jati...! makanan sudah siap...!" Teriak istri Jati memberi tanda kalau para tetangga disuruh masuk dan menyantap hidangan yang sudah disiapkan

"Ayo bapak bapak, masuk, kita makan, dulu, maaf ya lauknya seadaanya." Ucap Jati dan bapak bapak pun saling menyahut serta beranjak.

Jaka masuk paling akhir dan saat kakinya melangkah ke dalam, Matanya dikejutkan dengan perempuan yang sedang menuangkan air minum di dalam gelas yang tertata di sebelah hidangan yang tersedia.

"Melati..??"

@@@@@

Waahh ada hubungan apa Melati dengan kakaknya Jaka? Yang pasti tetep ikuti ya, dan jangan lupa kasih dukungan.

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

yah .. tentu saudara iparnya...

2023-12-12

1

Siti Aisah

Siti Aisah

eh ada jati disini

2022-09-05

1

🌷Anggiria Dewi ❤️

🌷Anggiria Dewi ❤️

wiihhh makin oenasaran

2022-02-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!