Di luar hujan masih sangat deras. Meski petirnya tak sekeras pendahulunya namun gemuruhnya masih terdengar di telinga. Dan hari pun semakin gelap apa lagi listrik belum ada tanda tanda mau nyala.
Dan di dalam sebuah kamar nampak sepasang manusia tanpa busana terbaring saling memunggungi di kasur busa yang entah sejak kapan kasur itu berpindah ke lantai. Padahal ketika mereka masih dalam keadaan mencari korek api, kasur itu berada diatas ranjang. Dan kini sudah berpindah tempat dengan baju mereka yang berserakan.
Cukup lama mereka saling memunggungi melepas lelah dan cukup lama juga mereka tenggelam dalam pemikiran masing masing setelah menuntaskan gelora asmara selama hampir satu jam. Entah karena malu atau apa namun sesekali senyum pun tersungging dari bibir mereka masing masing.
"Mba.." panggil Jaka tanpa menoleh.
"Iya mas." jawab janda itu pelan.
"Maaf yah, aku kebablasan." ucap Jaka sedikit menyesal.
Perempuan itu tercenung dan dia merubah posisinya menjadi terlentang dan matanya menatap punggung Jaka.
"Nggak apa apa mas. Ngapain minta maaf."
Jaka juga merubah posisi berbaringnya menjadi telentang. Matanya menatap wajah cantik disampingnya.
"Justru aku yang harus bilang makasih." Ucap Janda itu seraya tersenyum.
"Makasih buat apa mba?"
"Kan aku sudah cerita. Aku sudah lama tidak disentuh. Jujur sebagai perempuan aku juga merindukan sentuhan itu. Tapi aku nggak mungkin kan mas mengajak laki laki sesuka hati."
Ucapan perempuan itu memang ada benarnya. Apa lagi dia seorang janda. Pasti dia juga tidak ingin terkesan buruk dimata orang orang.
"Kamu sendiri kapan terakhir main dengan perempuan mas?"
Sang janda bangkit sejenak meraih selimut yang teronggok di ranjang dan menggunakannya untuk menyelimuti tubuh mereka berdua karena udara cukup dingin. sang perempuan mengangkat tangan Jaka kemudian dia merebahkan kepalanya di dada bidang pria tampan itu.
"Aku malah hampir lima tahun kayaknya mba. Aku dulu paling nakal sama pacar itu juga jarang banget. karena menurutku pacaran nggak harus selalu soal kayak gini kan mba." Jawab Jaka sembari mengusap usap kepala Janda yang sedang memeluknya.
"Terus sama dua janda itu?"
"Belum pernah mba, ketemu juga ketemuan biasa. Nggak ada momen kaya gini. Ketemu pas aku lagi narik doang."
"Jadi aku yang pertama nih setelah kamu puasa lama banget." Dan Jaka hanya tergelak dan kenyataannya memang seperti itu.
"Punya kamu tembem banget sih mba, cantik, kaya orangnya."
"Gombal banget sih kamu mas." Ucap perempuan itu sambil memainkan titik hitam yang ada di dada Jaka.
"Gombal apaan sih mba, orang serius punya kamu cantik banget." Dan sang Janda hanya tergelak.
"Kamu suka fitnes ya mas?"
"Jarang sih mba, kalau lagi pengin aja. Paling di rumah kalau pagi olahraga ringan mba. fitnes juga kalau ada duit."
"Tapi badan kamu bagus banget mas. udah ganteng, badannya bagus bertato lagi. Pantes kamu sering jadi omongan ibu ibu sini mas." Ucap perempuan itu dan tangannya mengusap dada Jaka yang ada tatonya.
Jaka kembali tercengang.
"Omongan ibu ibu sini? maksudnya mba?"
"Ya mereka pernah cerita katanya seneng kalau kamu lagi narik daerah sini. Banyak loh ibu ibu yang pengin beginian sama kamu."
"Hahha yang benar mba?"
"Beneran. jujur nih ya mas. Aku aja sejak pindah kesini dan sering lihat kamu sangat penasaran loh. Aku sering diem diem lihatin kamu. Apalagi kamu kan suka nongkrong diwarung mba leli tuh. Aku sering sengaja kesana pura pura beli sabun atau apa hanya sekedar ingin melihatmu mas, konyol kan?"
Dan mereka berdua tergelak.
"Makanya pas tadi aku buka pintu dapur ada kamu, aku kaget dan segera saja aku suruh kamu masuk. eh malah dapat bonus. Nggak sia sia aku ngajakin kamu masuk tadi"
"Bonus?" tanya Jaka bingung.
"Ya bonus bisa melihat bahkan merasakan tubuh dan ini kamu." Jawab perempuan itu sambil memegang sesuatu milik Jaka.
"Aw." Pekik Jaka dan perempuan itu terkekeh.
"Mas coba deh naik bangku ambil korek, udah makin gelap nih."
"Aduh mba, lagi posisi enak nih. Dipeluk mba kaya gini nyaman tau mba." Tolak Jaka.
"Bentar doang, ntar aku peluk lagi deh." Dan terpaksa jaka pun menurutinya mengambil korek diatas lemari. Dan kali ini berhasil.
Jaka lagi lagi terpana dengan keindahan yang berbaring di depan matanya
"Badan kamu juga indah banget mba. masih kenceng. perawatan apa?" Tanya Jaka sambil memberikan korek api.
"Ya paling senam mas." Jawabnya
Perempuan itu bangkit dan beranjak keluar mengambil lilin yang tergeletak di meja dan kembali ke kamar dengan lilin yang sudah menyala.
Mata Jaka benar benar dimanjakan pemandangan indah perempuan itu.
Perempuan itu menaruh lilin dibawah kolong ranjang. Jaka mengulurkan tangan mengusap lembut perempuan itu yang mulai berbaring kembali di dadanya.
"Masih hujan ya mba?" Tanya Jaka dengan tangan yang sedang bergerilya.
"Masih, deres banget tuh." Dan Jaka hanya menganguk saja.
"Ngomong ngomong, kita sudah melakukan hubungan tapi kok belum kenalan sih mas."
jaka tercengang sejenak dan kemudian keduanya tertawa. Saking asyiknya ngobrol dari awal mereka memang belum berkenalan satu sama lain.
"Panggil aja aku Jaka mba. kalau kamu sih?"
"Aku melati, panggil saja melati., kamu usia berapa mas?
"Aku baru dua puluh enam mba." sembari ngobrol tangan Jaka terus saja meraba semua bagian tubuh wanita itu. Terutama benda kembarnya
"Yah, kok tuaan aku sih mas, aku dua tujuh malah." jawab melati yang pasrah menerima perlakuan Jaka.
Hasrat dia juga masih berkobar. ditambah lagi pria di sampingnya sangat mempesona. Wajar jika banyak ibu ibu tetangga Melati sangat lapar jika melihat pria ini datang. Dan Melati justru yang mendapat keberuntungan.
"Jak, apa setelah ini hubungan kita akan berakhir? Apa hubungan kita cinta semalam saja?"
"Menurut kamu mba?"
"Aku pengin juga deket sama kamu, meski sudah ada dua janda di hidupmu tapi aku mau juga bersaing."
"Ya sudah kita jalanin aja dulu apa adanya mba, aku juga tahu mba selama ini susah dekat dengan laki laki kan?"
"Iya jak. ya takut aja Jak. Apa lagi mereka yang dekat dengan aku modusnya banyak dan aku tahu mereka pasti menganggapku gampangan."
"Hehhe, susah ya mba jadi janda. serba salah.."
"Ya begitulah Jak. Eh kamu mau pulang jam berapa jak?"
Jaka hanya menghela nafasnya berat. Jujur dia saat ini tidak ingin pulang. apalagi diluar juga masih hujan deras. tapi dia juga harus memberi laporan ke kantornya.
"Kalau berat ya jangan pulang, nginep aja disini. Nanti motornya masukin." Usul Melati.
"Gampanglah mba nanti tak pikirkan. Tapi kalau aku nginep trus ada yang lihat bagaimana mba? kasian kamu mba."
"Wah kamu peduli sama aku Jak?"
"Harus dong, apa lagi mba sudah ngijinin aku merasakan si tembem mba, udah sepantasnya kan aku melindungi?"
"Hahha wah aku jadi makin suka Jak sama kamu." Dan keduanya tersenyum.
Sementara mereka terdiam namun jari jari Jaka sekarang sedang bermain main di belahan si tembem.
"Enak Jak.."
"Main lagi ya mba?" Dan melati mengangguk.
Ronde kedua pun di mulai.
@@@@@@
Duh duh kelimpungan lagi. hais. Othor cuma mau ngomong, makasih makasih buat yang sudah sangat tulus mendukung karya saya. Semoga kebaikan selalu menyertai kalian semua dari arah manapun. Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Wan Trado
obat nyamuk kali yg diletakkan dibawah ranjang.. 😀
2024-10-21
0
HNF G
lhaahhh... nambah... apa lg sikon menunjang 😄😄😄😄
2023-09-30
1
HNF G
waah... mulai rayu2 nih🤭🤭
2023-09-30
0