Jangan Panggil Mba..

Hari pun kini berganti gelap. Hujan masih terdengar rintik rintik, dan lampu kini sudah terlihat menyala beberapa saat lalu.

Sedangkan di dalam sebuah kamar, sepasang manusia nampak begitu mesra setelah selesai melakukan dosa ternikmat ronde kedua.

Tanda merah pun nampak bertebaran di sekujur tubuh mereka.

"Jadi pulang? Sepertinya hujan sudah reda." Ucap Melati yang kini berada di dalam pelukan Jaka.

"Pulang nggak ya mba?" Jawab Jaka bingung. Dia semakin mengencangkan pelukannya dari belakang.

"Terserah kamu Jak."

"Tapi aku lapar mba."

Melati tergelak. Dia menyingkirkan tangan Jaka dan dia bangkit tersenyum menatap wajah tampan Jaka.

"Ya udah aku siapin makan dulu. Tunggu yah?" Jaka mengangguk. Melati meraih daster dan hendak memakainya namun Jaka segera bangkit dan merebut daster itu serta membuangnya.

"Jangan di pakai." Pinta Jaka.

"Lah, kan mau siapin makanan buat kamu Jak?"

"Nggak perlu, aku pengin puas puasin lihat kamu tanpa itu mba"

"Astaga, tapi dingin loh Jak."

"Nanti aku peluk terus biar hangat."

Melati pun menggeleng dan tersenyum. Dia pun menuruti permintaan pemuda tampan itu.

"Di luar sepi kan? aku mau masukin motor." Ucap Jaka lagi.

"Loh kok dimasukin? mau nginep?" Tanya Melati dan Jaka mengangguk.

"Ya udah sana."

Melati beranjak menuju dapur sedangkan Jaka memungut boxer dan jaketnya. Setelah terpakai Jaka keluar menuju motornya terparkir.

Tak lama kemudian, Motor sudah berpindah ke tempat yang ditunjukkan Melati. Jaka melepas kembali boxer dan jaketnya kemudian melemparnya ke dalam kamar yang tadi terus dia menuju dapur dimana Melati berada.

Begitu sampai dapur, Jaka langsung memeluk Melati dari belakang.

"Masih dingin?" Tanyanya dan Melati menggeleng. Tangan Melati sibuk mengaduk telur.

"Lauk telur dan oseng kecambah nggak apa apa kan?"

"Nggak apa apa, ini aja nggak enak udah ngrepotin, maaf ya?"

"Aku malah seneng Jak, lama nggak melayani laki laki seperti ini, kangen suasana masakin dan lain hal."

Dan Melati pun mulai menggoreng telur sebentar sedangkan Jaka masih setia memberi kehangatan pada perempuan yang sedang dipeluknya.

Melati hanya menambah menu telur saja karena nasi dan lauk yang lainnya memang sudah ada sejak tadi siang. Dan semuanya kini telah siap. Mereka makan di atas karpet depan televisi. Sebagian lampu sengaja Melati padamkan.

Dengan lahap Jaka menyantap makanan sederhana itu. Mungkin karena lapar yang sudah mendera ditambah tenaga terkuras habis akibat penyatuan raga yang Jaka lakukan hingga dia makan selahap itu. Melati hanya tersenyum melihat pria tampan dihadapannya melahap habis hasil makanananya.

"Kenyangnya." Ucap Jaka begitu selesai menyantap hidangannya.

"Nggak nambah? Nambah lagi sih Jak nasinya?" Pinta Melati.

"Nggak ah, kenyang, makan kamu aja nanti." jawab Jaka asal. Dan Melati tergelak.

"Emang tadi kurang?"

"Kurang banget lah mba, makanya aku mutusin nginep, untung aku keinget besok libur." Jawab Jaka jujur.

Melati hanya terkekeh. Melati membereskan piring kotor dan beberapa makanan dan menaruhnya kembali ketempatnya. Sementara piring kotor dia taruh di tempat yang sudah disediakan.

Jaka kembali masuk kamar, dia meraih tas nya dan mengecek ponselnya. Ternyata mati kehabisan batre. Dia hendak keluar kamar namun keburu berpas pasan dengan Melati yang masuk kamar.

"Ada carger nggak? ponsel ku mati?"

"Tuh dekat tv, bawa sini aja carger di kamar."

Jaka mengangguk dan dia menuju ke tempat yang ditunjukan Melati kemudian dia masuk kamar lagi dengan carger di tangan. Dia mencari colokan listrik dan setelah ketemu dia mulai mengisi daya ponselnya.

Melati hanya diam memperhatikan. Dia duduk dia atas kasur bersandar lemari dengan kaki lurus kedepan. Melihat keadaan seperti itu, Jaka langsung merebahkan kepalanya di atas pangkuan Melati.

"Jak, jangan manggil aku mba sih, toh usia kita nggak beda jauh banget." Protes Melati sembari mengusap usap rambut Jaka.

"Hehhe, terus manggil apa? sayang?"

"Ya boleh, panggil itu juga nggak apa apa."

"Baiklah." Ucap Jaka dan dia mencium perut Melati sejenak. Setelah mencium perut salah satu tangan jaka meraih si kembar yang menggantung diatasnya dan memainkannya satu persatu.

"Dua janda itu nggak nyariin kamu Jak? pasti mereka kangen." Tanya Melati. Tangannya tak berhenti mangusap wajah Jaka.

"Biarin lah yang, malam ini waktunya fokus sama kamu. Sama mereka besok lagi."

"Duh, aku kaya selingkuhan dong Jak."

"Hahha untuk malam ini saja, besok besok aku akan berusaha adil kok. Nggak apa apa kan? Jujur sih aku nggak mau nyakitin siapapun tapi kalau nggak ada yang mau ngalah ya aku bisa apa selain berusaha adil."

"Ya nggak apa apa Jak, apa lagi hari ini kamu memberikan sesuatu yang tidak kamu berikan ke mereka. Aku mau kok Jak berbagi cinta."

"Tapi aku belum ada cinta kok sama mereka yang. Aku cuma minta jalani aja dulu gitu." Ucap Jaka dan Melati hanya manggut manggut.

"Tapi tolong, kamu rahasiakan kalau kita sudah berhubungan gini ya yang. Aku takut mereka juga menuntut. Bukannya aku nggak mau melayani mereka. Tapi aku hanya ingin semuanya mengalir saja tanpa ada rasa iri. Kalau mereka menuntut, yang ada badanku remuk." Ucap Jaka lagi

"Kalau aku yang pengin gimana?"

"Ya kalau waktunya pas pasti aku mau sayang. Tapi sekali lagi jangan memaksa kalau misal aku nggak bisa. Dan jangan maen sama barang palsu lagi yah? kan sudah ada aku?"

"Iya sayang. Emang sudah berapa lama kamu menjalani hubungan sama mereka?"

"Kalau yang pertama 5 bulan dan yang kedua 2 bulan. Aku juga udah jujur ke mereka dan mereka mau aja gitu berbagi hati. Mungkin aku egois ya? Tapi aku bener bener nggak mau ada kebohongan yang akan menyakiti hati, mending aku jujur, eh mereka malah nggak mau ngalah. ya udah."

"Aku juga nggak mau ngalah Jak. Aku akan berjuang."

"Yang bener? kamu nggak sakit hati nantinya?"

"Ya harus siap resiko jak, kan aku yang memilih jalan ini dan makasih kamu sudah jujur juga."

"Baiklah, jadi malam ini kita mulai jadian?"

"Oke deh."

"Padahal kita baru deket tadi siang eh malah udah pacaran aja." Ucap Jaka takjub.

"Tapi aku udah naksir kamu sejak lama Jak."

"Makasih, sudah mau menjadi wanitaku, meski yang ketiga. Tapi sebenernya kamu yang pertama yang. Sama mereka aku malah belum jadian."

"Beneran Jak?" Dan Jaka mengangguk, "Wah, makasih ya sayang"

"Eh ini kita main tanpa pengaman, kira kira aman nggak yang? Bukannya aku nggak mau tanggung jawab, aku cuma pengin melindungi nama baik kamu juga."

"Tenang aja sayang, aman kok, aku masih setia pakai KB. Tapi kalau aku hamil pun aku bahagia, berarti kamu akan jadi milik aku."

"Jangan lah sayang, aku nggak mau ada yang menghina kamu, jangan sampai hamil duluan, aku akan merasa bersalah banget nanti."

"Iya iya, tenang aja Jaka. Ini kita mau main lagi nggak?"

"Maulah, main sekarang yuk."

Tanpa banyak kata, Melati langsung menyerang pria tampan itu. Dan permainan pun kembali terjadi hingga pagi.

@@@@@@

...Wah wah Jaka nakal, mumpung ada kesempatan ya Jak...

...Eh intip karya ku yang lain dong, mau yang komedi ada, romantis, ada, drama ada. komplit loh....

komedi

romantis

21+ yang tersembunyi

Terpopuler

Comments

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

kesempatan Jaka.. 🤭😂

2023-12-12

1

HNF G

HNF G

jaka aji mumpung 😄😄😄😄

2023-09-30

0

Dewi Purwanti

Dewi Purwanti

yeaaa di skip sech Thor adegan ranjangnya gak seru donx 😤😤

2023-02-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!