Malam kini terlihat begitu cerah. Bintang yang bertaburan serta bulan yang hampir membentuk sabit nampak menemani tugas sang malam mendampingi kehidupan manusia di bawahnya.
Setelah selesai menonton film horor, dua sejoli yang sedang tertancap panah asmara itu nampak duduk berdua bertikar hamparan rumput yang luas dengan hiasan lampu warna warni disekitarnnya. Mereka kini berada diantara kerumunan manusia yang sama seperti mereka menikmati malam yang begitu cerah.
Dengan dalih menonton film horor, namun kenyataannya disaat semua penonton lagi berteriak karena ketakutan justru dua sejoli itu larut dalam perang yang begitu maha dahsyat.
Mungkin itu alasan yang dipakai sang pria saat membeli tiket bioskop dan memilih duduk di deretan paling belakang. Jika bukan di tempat umum, mungkin bisa saja saat itu Anaconda dan si tembem akan reuni di sana.
Kembali ke tempat hamparan rerumputan, dua sejoli itu nampak asyik menikmati sepiring mie goreng dan satu cup es jeruk yang mereka beli tak jauh dari mereka berada.
Terlihat di tempat yang sama, berbagai kalangan mengunjungi tempat itu. Dari yang kencan, berkumpul sama teman, bermain bersama anak dan hal lainnya yang dapat di lalukan di tempat yang sengaja pemerintah kabupaten siapkan untuk para warga. Tempa itu akan selalu ramai jika malam hari menjelang dan cuaca begitu cerah seperti saat ini.
Kluntang kluntang kluntang.
Nada dering sebuah ponsel berbunyi. Sang pria yang merasa ponselnya mengeluarkan nada segera menggeser tombol merah tanda dia sedang tak ingin diganggu.
"Angkat saja yang?" Perintah Melati sambil menyuapi sesendok mie goreng ke mulut kekasihnya.
"Orang lagi kencan diganguin, ogah.." Jawab Jaka. Mereka hanya ingin menikmati waktu berdua tanpa ada gangguan.
"Kali aja penting?" Mendengar ucapan Melati, Jaka mengambil ponselnya dan menunjukkan siapa yang melakukan panggilan.
"Janda keberapa tu yang?" Tanya Melati begitu tahu siapa yang melakukan panggilan.
"Yang pertama. kesel mungkin, dari beberapa hari kemarin chat nya nggak pernah aku bales." Ucap Jaka santai. Dengan senang hati mulutnya menerima suapan demi suapan mie goreng yang dilakukan Melati.
"Terus gimana nasib mereka nanti yang? kalau mereka tahu kamu sudah keluar dari pekerjaan?" Tanya Melati dan kini giliran dia mengisi mulutnya sendiri.
"Kenapa aku harus mikirin nasib mereka yang? mereka kan bukan tanggumg jawabku. Aneh kamu yang. Padahal hatinya sakit tuh ngomong kaya gitu. sok kuat." Melati pun mesam mesem mendengar penuturan Jaka yang memang pada kenyataannya hatinya sok kuat saat membicarakan wanita lain yang dekat dengan Jaka. Padahal cemburu membakar hatinya saat itu.
"Kamu dukun yah yang, tahu aja."
"Ya kan berarti aku cowok yang peka dong yang? Biasanya cewek gitu kalau sama cowok. Maunya cowok ngertiin mulu tapi dia nggak mau ngomong apa keinginannya. dikiranya cowok tuh Tuhan apa gimana, harus ngerti tanpa mau ngomong." Gerutu Jaka
Dan Melati malah semakin terbahak. sementara Jaka hanya mendengus meskipun pada akhirnya dia ikut tertawa juga.
"Kamu ngerasa ya yang?" Tebak Jaka dan Melati mengangguk dengan mulut yang masih mengeluarkan suara tawanya.
"Emang kenyataannya cowok tuh nggak peka kan yang?" Tanya Melati setelah tawanya reda.
"Sebenarnya bukan cowok yang nggak peka tapi ceweknya aja yang nggak jujur maunya apa, ntar kalau udah bertengkar si cowok yang disalahkan. Terus ujung ujungnya pasti cowok yang yang salah dan harus minta maaf. Pokoknya setiap bertengkar entah itu salah siapa pasti cewek selalu merasa benar dan mau tidak mau cowok harus minta maaf. huu.." Cibir Jaka
"Aduh yang, udah , perutku sakit, bisa aja kamu ngomong sih yang, gemesin banget. untung ganteng, kalau nggak udah aku tonjok kamu yang."
"Tonjok pake bibir ya yang?" Tanya Jaka.
"Enak aja, pake tangan lah." Sanggah Melati.
"Haahah emang berani?" Tantang Jaka.
"Berani dong, mau praktek?" Tantang Melati
"Ntar kalau kamar aja, aku siap ditonjok, jangan disini." Rayu Jaka.
"Dihh maunya."
Dan keduanya pun terbahak. Setelah puas tertawa, mereka tediam sejenak kembali menikmati mie goreng yang tinggal setengah piring.
"Oh iya yang, tadi aku lihat kamu sama saudaraku, lagi ngapai tuh?" Tanya Jaka dan gayanya seperti sedang menyelidiki.
"Oh dia mau sewa kios disebalah kios aku yang. tadi dia tanya tanya sama aku." Jawab Melati jujur.
"Dia sodaraku loh yang, jangan macem macem kamu." Ucap Jaka sedikit mangancam.
"Haha, ya ampun sayang. Ngapain aku macem macem. Dia aja yang sepertinya mau mendekaiiku. tapi kan aku nggak suka" Ucap Melati.
"Kenapa? dia cakep loh, bersih, wangi?"
"Justru itu yang aku nggak suka dari dia sayang. Dilihat saja aku sudah tahu lah dia pasti lebuh suka bersih daripada bau keringat. Sedangkan aku, bau keringat di ketiakmu aja bikin aku ketagihan yang." Lagi lagi Melati bicara terlalu jujur.
"Dihh, bau ketiakku asem loh yang, apalagi kalau seharian nggak mandi. bisa bisa pingsan kamu."
"Nggak bakalan yang. Aku lebih suka cowok kaya kamu yang. Saatnya bersih ya bersih. saatnya kotor ya kotor. Apalagi tatomu uh. tau nggak yang pas kamu diatasku. Kamu tuh gantengnya nggak ada lawan yang. Makanya aku mau aja tuh diajak beronde ronde kemarin. Kamu ganteng banget. Apalagi pas kamu nyampai puncak. uhhh gantengnya bagai dewa." Ucap Melati dengan mata yang berbinar.
"Hahah bisa ja kamu yang. Jadi pengin lagi nih yang? kapan dong?"
"Nunggu waktu yang tepat lah yang, biar bisa berkali kali lagi kaya kemarin. Aku dulu sama mantan suami ku paling kalau main cuma dua kali loh yang, tapi sama kamu aduh aku bahagia banget."
"Hahaa bisa aja kamu yang" Ucap Jaka. Hatinya benar benar bahagia banget mendengar pengakuan dari Melati.
Tak terasa sepiring mie goreng pun telah habis. Seperti kebiasaan kalau habis makan, Jaka pun menyalakan sebatang rokok.
"Yang, sampai kapan kita merahasiakan hubungan kita?" Tanya Jaka setelah mengeluarkan asap rokok yang dia hasilkan.
Bukannya menjawab, Melati malah menatap wajah kekasihnya begitu dalam.
"Kenapa yang, kok malah mandanginya begitu? ada yang salah dengan pertanyaanku?"
Melati menggeleng.
"Kalau kita terbuka tentang hubungan kita, bagaimana dengan wanita wnita yang mengejarmu yang? Apa mereka akan mau mengerti? Pasti mereka akan semakin gencar mengejarmu yang. Aku takut yang kamu berpaling, apa lagi banyak perawan juga yang suka sama kamu." Ucap Melati sendu.
"Apa kamu takut mereka melakukan sesuatu sama kamu yang?" Tanya Jaka. Jaka menggeser duduknya agar lebih dekat dengan kekasihnya
Begitu sudah dekat, Melati menyandarkan kepalanya di Bahu kekar Jaka Dan Jaka melingkarkan salah satunya di pinggang Melati. Untuk sesaat mereka terdiam. Entah apa yang sedang mereka pikirkan. Yang pasti mereka saat ini hany ingin saling memberikan rasa nyaman.
@@@@@
Makasih untuk yang masih setia mengikut Jaka dan Melati sampai detik ini. Selagi memunggu yang hot hot dari pasangan itu, ada pasangan lain yang tak kalah hot nya loh. simak aja cerita 21+ lain dibawah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Bandoel SarKas
wanita itu sama kayak password hape, sekalinya lupa kamu cuma diberi beberapa kesempatan utk menebaknya. Lalu akhirnya, wassalam.... hatinya tertutup. Dan begitu di Flash / kasih kejutan / apa aja yg bikin hatinya seneng, baru tuh kebuka..... ANUNYA!!!! 😂😂😂
2023-07-03
1
🍀 chichi illa 🍒
🤭🤭🤭
2022-08-01
0
🍾⃝ͩʜᷞεͧrᷠaͣ☠ᵏᵋᶜᶟ✰͜͡w⃠
kenapa harus merasa ga enak dengan 2 orang janda itu.. kan mereka hanya nasabah yg berhutang dan Jaka sudah keluar dari pekerjaannya.. yaa sudah putus begitu aja toh hubungannya cuma sebatas penghutang dan penagih hutang.. Jaka melakukan itu juga kan biar kerjaan menagihnya lancar tp mana coba tetap aja tuh janda susah kl di tagih jd buat apa di pertahankan..
2022-07-12
0