"Dit nanti gulanya di taker per seperempat ya?" Perintah Melati kepada satu satunya karyawan yang membantu janda itu berjualan.
"Iya mba." jawab Dodi. Pemuda berusia sembilan belas tahun itu.
Dodit adalah anak dari pakdenya Melati, dia hanya lulusan smp. Sejak ikut kerja Melati, hidup anak itu lebih terarah. Apalagi Melati termasuk orang yang cukup rewel kepada saudara yang lebih muda.
Melati nampak sibuk menakar terigu menjadi ukuran yang sama. Ada yang ukuran satu kilo, ada juga yang setengah kilo.
Toko Melati berdiri baru satu tahun lebih. Dan sekarang dia sudah lumayan memiliki banyak pelanggan. Apalagi kiosnya termasuk kios yang strategis.
Dalam kesibukannya menakar dan menimbang terigu, pikirannya kembali menerawang ke peristiwa semalam, yaitu pembicarannya dengan sang kakak. Mungkin benar dia memang harus pindah. Rumah yang dia tinggali termasuk daerah sepi. Jarak tetangga terdekat hanya ada empat rumah, selebihnya cuma sawah kebun dan setapak.
Tapi mencari rumah buat ganti juga tak semudah mmbalikkan tangan. Apalagi tabungannya juga tidak terlalu banyak.
"Melati..!"
Tiba tiba Melati dikejutkan dengan suara memanggilnya dari arah luar. Dan benar saja saat dia menoleh, terlihat disana ada Yanti sedang berdiri di depan kiosnya.
"Hei yan, sini masuk." Ucap Melati tanpa beranjak dari duduknya.
"Iya lah Mel, di sini aja, lagian kamu juga lagi sibuk." Tolak Yanti.
"Yaelah Yan cuma bungkus terigu doang. Eh lagian tumben amat kamu jam segini disini? ngga jualan?" Tanya Melati dan fokusnya kini terbagi.
"Jualan dong, nih lagi nemenin sodara bang Jati, lihat lihat kios sebelah kamu."
Melati sedikit mengkerutkan keningnya. Dia ingin bertanya namun nampaknya Yanti cukup tahu apa yang ingin Melati tanyakan.
"Dia mau buka usaha di sini Mel, mau sewa kios di sebelah kamu." Melati membulatkan mulutnya dan manggut manggut setelah mendengar penjelasan dari sahabatnya.
Setelah selesai dengan acara bungkus terigunya, Melati menghampiri Yanti, namun tetap dia berada di dalam kiosnya. Matanya memandang arah pandang Yanti. Terlihat di sana suami Yanti sedang ngobrol dengan dua orang pria. Dua orang pria itu adalah yang satu calon penyewa kios dan yang satu satu pemilik kios. Dan Melati paham betul si pemilik kios sebelah.
Melati sedikit tertegun melihat salah satu pria diantara ketiganya. Pria itu terlihat tampan dan bersih. kulitnya putih dan sepertinya dia suka merawat diri. Berbeda dengan Jaka. Kalau Jaka dalam keadaan apapun dia tetap tampan dan menawan cuma kulit Jaka sedikit gelap. Tapi justru itu yang menjadikan Jaka terlihat eksotis dan sedap dipandang mata. Apalagi kalau Jaka sedang memamerkan tatonya. Sungguh Melati terpana dengan penampilan kekasih rahasianya.
Setelah berbincang bincang cukup lama, Jati dan suadaranya mendekat ke arah Yanti dan pastinya disana juga ada Melati yang berdiri dari dalam kios.
Saudara Jati seketika terpana melihat wanita yang berada di dalam kios. Matanya bahkan nyaris tak berkedip.
"Sudah?" Tanya Yanti. Dan Jati hanya mengangguk. Namun saudara Jati terus menatap Melati.
"Lagi ngapain Mel? Rame?" Tanya Jati.
"Lumayan bang, abis bungkus terigu nih." Jawab Melati. ,Sepertinya Melati sadar kalau dia sedang diperhatikan oleh saudaranya Jati. Dan tentu saja Melati merasa risih.
"Oya Mel, kenalin, ini Juna saudara abang. Dia mau jadi tetangga kamu nih." Ucap Jati.
Melati mengkerutkan dahinya dan terpaksa menyunggingkan senyum kepada saudara Jati tersebut.
"Dia mau jualan di kios sebelah kamu Mel." dan melati hanya mengangguk.
"Boleh kenalan ngga mba?" Sapa Juna tiba tiba
"Kan kita mau jadi tetangga bentar lagi." sambungnya sembari tersenyum dan senyumnya begitu sangat manis.
Melati sempat terpana dibuatnya, namun dia langsung menyadarkan diri.
"Oh ,boleh. Namaku tanyakan aja sama mereka ya?" Tunjuk Melati mencoba ramah dan pria itu kembali menunjukkan senyum manisnya.
"Oh iya mba, aku Juna. Semoga kita bisa akrab ya?" Melati hanya mengagguk. Tatapan Juna kepada Melati benar benar membuat dia merasa tak nyaman.
"Ya sudah Mel, kita kembali ke lapakku dulu ya. Semoga rame ya Mel dagangnya." Ucap Jati dan aku hanya mengiyakan saja.
Tak lama kemudian mereka pun pergi. Juna sekali kali menoleh kearah Melati dan senyumnya terus terkembang.
"Cakep juga tuh cewek Jat. bakalan betah aku jualan di sini." Celetuk Juna.
"Kalau bisa taklukin hatinya ya monggo, susah loh." Terang Yanti.
"Alah, buat aku nggak ada yang susah. Aku jamin nggak sampai dua minggu dia sudah jatuh di tanganku." Ucap Juna jumawa. Jati dan juga Yanti hanya tertawa hambar.
Sementara di sebuah kantor, Jaka terlihat sedang menahan amarah dengan atasannya. Hari ini Jaka mau mengundurkan diri dari pekerjaann dan dia akan melakukan apa yang disarankan kakaknya. Jaka sudah muak dengan sikap para wanita yang susah kalau ditarik utangnya namun malah mengajak yang tidak tidak.
Kali ini, sepetinya bosnya terlihat lebih melunak. Dia sebisa mungkn ingin mempertahankan Jaka sebagai karyawannya. Karena Jaka merupakan karyawan yag jujur dibalik penampilannya yang kadang urakan. Saat menjadin pencabut barang, Jaka malah sering berpenampilan layaknya preman. Namun yang namanya pria tampan. Mau berpenampilan kaya apapun tetap terlihat tampan. Begitu juga Jaka.
"Masa kamu serius sih jak? Nggak bisa di pertimbangkan lagi gitu?" Rayu sang atasan.
"Maaf pak, saya benar benar sangat serius" Ucap Jaka lantang.
"Apa kamu kecewa dengan setiap perkataan saya Jak?" Jaka menggeleng.
"Apa kamu ingin naik gaji?" Lagi lagi Jaka menggeleng.
"Terus karena apa jak?"
"Karena sudah nggak betah pak." Jawab Jaka jujur.
"Tapikan belum ada pengganti Jak, kamu tahu kan aturan kerja disni?" Ucap sang atasan terus mencari alasan agar Jaka tak mengundurkiri.
"Ya sudah, kalau gitu saya akan libur dulu selama sebulan sampai ada karyawan masuk menggantikan saya." Tentu saja jawaban Jaka membuat sang atasan memicingkan matanya.
"Nggak bisa kaya gitu dong Jak." Ucap Atasan tak terima.
"Ya sudah, dengan atau tanpa ijin bapak, saya akan tetap keluar. Urusan sisa kerjaan saya yang tertinggal sudah saya siapkan. Bapak tinggal memeriksanya saja. permisi." Jaka pun langsung beranjak meninggalkan atasanya yang terpaku dan tak menyangka karyawan terbaiknya dengan seenaknya pergi mengundurkan diri.
Jaka akhirnya bisa bernafas lega. Beruntung berkas berkas yang dia ajukan saat pelamaran kerja disitu sudah dia ambil. Jadi sekarang dia bebas.
Jaka melajukan motornya. Dia melirik jam tangannya. Senyumnya terbesit. Dia tahu hari ini akan kemana.
Tak perlu menunggu waktu lama dia sampai di tempat tujuan. Namun terlihat di sana, sang janda pujaan terlihat sedang melayani pembeli. Dia tidak mau mengganggunya jadi dia hanya bisa menatapnya dari seberang kios. Saat sedang asyik memperhatikan cinta rahasianya, Mata Jaka membulat. Jandanya ada yang sedang mendekatinya.
"Juna..?"
@@@@@
Wahh apakah Jaka akan mengabaikan Melati lagi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Sumi afiz
saingannya berat saudaranya sendiri,jangan pantang menyerah Jaka perjuangkan apa yang menjadi milikmu jangan sampai orang lagi mengambilnya darimu,dan untuk melati jaga hati buat Jaka😍😍😍😍
2024-11-18
0
HNF G
nah looo... buruan dipagerin, keburu ditikung juna😄😄😄😄
2023-09-30
1
Dewi Purwanti
berjuang Jak jangan jd pecundang kek kemaren noh,...sekarang giliran melati yg bakalan di incar sepupu lo ndiri🤭🤭
2023-03-01
0