Tak Akan Terganti

Tak Akan Terganti

Prolog

Langit pagi tampak berwarna biru. Begitu cerah dan nyaman dipandang. Mengukirkan satu senyuman pada setiap bibir manusia, yang telah dilingkupinya.

Suara burung mengoceh terdengar merdu. Mengalun nyaring satu sama lain. Bersahutan dengan suara orang-orang di dalam sebuah ballroom hotel ternama di kota ini.

Semua orang di sana tampak begitu bahagia. Mereka menggunakan setelan terbaik dan merias wajah dengan super cantik.

Namun, berbeda tempat, berbeda pula keadaannya.

Di dalam kamar hotel tersebut, suara tangis seorang gadis terdengar begitu pilu. Di balik gaun pernikahannya yang indah, air matanya jatuh tak tertahan.

Hari yang ia kira akan sangat membahagiakan, ternyata berubah menjadi hari yang sangat mengejutkan, sekaligus menyedihkan dalam sekejap.

Beberapa menit yang lalu, ia mengucapkan janji suci pernikahan. Namun, tidak dengan kekasihnya.

Rasa sedih, kesal, dan amarah bergumul menjadi satu. Mengerubungi hati juga kepalanya. Bahkan, hampir membawa jiwanya keluar dari tubuhnya.

Sejak kemarin hatinya resah, ia tidak tahu karena apa. Dan sekarang ia paham, ternyata kekasihnya menghilang di hari pernikahan mereka. Sejak pagi pria itu tidak bisa dihubungi dan tidak ada yang tahu di mana keberadaannya. Bahkan teman-teman terdekatnya sekali pun, tidak ada yang bisa memberikan informasi di mana dan bagaimana keadaannya. Tapi, gadis itu yakin kekasihnya bukan sengaja melakukan ini. Pasti sedang terjadi sesuatu dengan pria itu. Ia menolak percaya, pria yang seharusnya menjadi suaminya pergi dan tak mau menikahinya.

Lama air mata itu keluar. Hingga suara ketukan pintu menginterupsi pendengaran gadis itu. Tak ingin terlihat menyedihkan, gadis dengan rambut sedikit bergelombang itu menyusut air matanya. Kakinya melangkah ke arah pintu kamar hotel dengan begitu berat. Tangannya senantiasa menggerakkan handle pintu agar terbuka.

Tampak seorang pria paruh baya. Namun, masih terlihat begitu gagah, berdiri di luar pintu. Gadis itu memandangnya nanar.

"Boleh masuk?" tanya pria paruh baya itu dengan lembut. Ia melangkahkan kakinya ke dalam kamar pengantin itu. Menutup, kemudian menguncinya, setelah mendapatkan persetujuan dari sang gadis.

Tanpa kata, gadis itu memeluk Banyu–ayahnya, dengan erat. Ia menangis sekencang mungkin. Ia luapkan emosinya hari ini, dengan mendekap tubuh kokoh ayahnya. Sosok pria yang selalu ada untuknya. Sosok yang tak pernah mengkhianatinya.

Pria itu membalas dekapan sang putri. Sesekali ia mengecupi kepala gadis itu untuk menenangkannya. Ia tahu perasaan putrinya tengah kacau. Namun, ia juga tak bisa berbuat apa-apa, selain memeluknya dengan hangat. Menyelimutinya dengan kasih sayang yang tak pernah lupa ia tunjukkan.

"Jangan sedih, Nak. Tidak seharusnya kamu menangis hari ini,” ucap Banyu.

“Kamu masih ingat kan, pesan ayah waktu itu?" imbuh Banyu seraya mengusap kepala putrinya dengan lembut, menyalurkan setiap cinta yang ia miliki untuk sang putri sulung.

"Jangan menyesal, Ca. Mungkin ini memang cara Tuhan untuk mempertemukan kamu dengan jodoh kamu yang sesungguhnya," ujarnya lagi, kala mendengar isak tangis putrinya semakin nyaring.

"Tapi aku enggak mau nikah sama dia, Yah. Aku maunya nikah sama Dean," ucap gadis dengan nama sapaan Caca itu sambil terisak.

Ia tak lagi bisa menahan setiap emosi yang bergejolak dalam hatinya. Ayah adalah salah satu kelemahannya.

"Kamu harus ingat dengan janji kamu ke Ayah, Ca. Kamu sudah berjanji, akan menuruti setiap perintah Ayah, jika Dean mengacau di pernikahan kalian."

Pria itu mengingatkan janji putrinya satu bulan sebelum acara pernikahan ini dilaksanakan. Entah datang dari mana. Banyu mempunyai firasat buruk di hari pernikahan putrinya. Mungkin, karena hubungannya yang cukup dekat dengan ketiga anaknya, membuat dirinya lebih peka dengan lingkungan putra-putrinya.

"Dan sekarang kamu lihat. Dean tidak datang, dia menghilang," imbuhnya. Mereka masih setia dalam satu rengkuhan.

“Ayah yakin, pria itu memang sengaja mempermainkan kamu dan keluarga kita,” lanjutnya lagi.

Caca menggeleng kuat. "Tapi kenapa ayah malah menikahkan aku dengan sepupunya. Ayah bisa memintaku untuk melakukan hal lain. Ayah boleh memotong uang jajanku selama dua tahun. Ayah boleh menyita fasilitasku. Aku sangat rela melakukannya, Yah,” ujarnya.

“Seharusnya kalian mencari Dean dulu sebelum memintaku untuk menikah dengan pria itu." Caca tampak semakin frustrasi.

"Dan lagi, aku yakin Dean tidak sedang mempermainkan kita. Aku yakin terjadi sesuatu dengannya, sampai Dean enggak datang hari ini," bela Caca.

Dean mencintainya, tak mungkin pria itu pergi meninggalkannya secara sengaja. Apa alasan pria itu mengkhianatinya, toh sejak menjalin hubungan, mereka baik-baik saja. Tak pernah ada pertengkaran di antara keduanya.

Caca merasakan kepala ayahnya menggeleng meskipun samar. Ia pun semakin terisak, karena ayahnya tak lagi percaya padanya.

Banyu merenggangkan dekapan putrinya. Ia membingkai wajah Caca dengan kedua tangannya. Kemudian, mengusap air mata yang turun di pipi putrinya dengan ibu jari. Ia menatap mata putri kesayangannya yang tengah menangis itu, dengan lembut.

“Ayah tidak lagi bisa menerima pria brengsek itu lagi, Ca. Dia sudah mempermalukan keluarga kita dan keluarganya sendiri,” tutur pria itu. Terlihat ada sorot mata kebencian dari Banyu saat membicarakan pria bernama Dean, kekasih Caca.

"Maafkan Ayah sudah memaksa kamu menikah dengan sepupu Dean. Tapi, kamu juga harus tahu dan sadar dengan alasan Ayah." Banyu menatap putrinya dalam.

"Pikirkan, Nak, jika pernikahan kamu dibatalkan, apa yang akan terjadi?” tanya Banyu.

“Keluarga kita dan keluarga Om Kean pasti akan malu. Semua kolega kakek, teman ayah, kolega Om Kean diundang, Sayang. Mereka semua hadir untuk resepsi kalian berdua. Mau ditaruh mana muka kami, kalau sampai mereka semua tahu pengantin laki-laki putri sulung Banyu Biru menghilang. Putra sulung keluarga Keanu Adi Putra tidak bertanggung jawab, kabur pada hari pernikahannya.

Ini tidak hanya tentang kamu, Sayang. Tapi tentang dua keluarga besar kita. Dan ayah tegaskan! Di sini bukan hanya kamu yang dipaksa. Abimanyu putra Om Arjuna juga dipaksa. Dia tidak menyerahkan diri untuk menikah dengan kamu. Mama dan ayah yang meminta dia untuk menggantikan posisi Dean." Banyu menghela napas panjang.

"Dan untuk kenapa Ayah dan mama memilih Abimanyu, karena kami sudah mengenal dia sejak lama. Ayah sudah lebih dulu tahu tentang Abimanyu daripada Dean, meskipun ibunya Dean teman Ayah. Ayah lebih tahu bagaimana sifat dan sikap Abimanyu. Dia jauh lebih baik daripada Dean. Dia akan menjadi pendamping terbaik untuk kamu, Ca."

“Enggak, Yah, enggak. Aku enggak suka sama Abi, Yah,” ujarnya semakin terisak.

“Ca, Abimanyu jauh lebih baik dari Dean. Dia yang lebih pantas untuk bersanding dengan kamu.”

Setelah berkata panjang lebar, Banyu meninggalkan putrinya. Namun, sebelumnya ia mengecup kening gadis itu. Memberitahu putrinya bahwa ia sangat menyayanginya seperti dulu, tak pernah berubah. Tak lupa juga ia berikan satu rengkuhan hangat untuk putrinya. Sebelum benar-benar pergi dari kamar tersebut.

Caca terduduk di atas ranjang kamar pengantinnya setelah sang ayah keluar. Ia menangkup wajahnya dengan kedua tangan. Ia menangis tertahan. Menanyakan keberadaan kekasihnya dalam diam. Ia tidak tahu takdir seperti apa yang tega mempermainkannya. Kenapa ia harus menikah dengan seseorang yang begitu ia benci sejak satu tahun yang lalu?.

Terpopuler

Comments

Acep Herdiansyah

Acep Herdiansyah

dean anak nya keanu celin bukan ya ,🤔🤔

2022-04-23

1

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

aku mampir lagi dikaryamuu

2022-04-02

0

🐈ˢᵏ❦ℝ𝕒𝕟𝕚❦🍇

🐈ˢᵏ❦ℝ𝕒𝕟𝕚❦🍇

awalnya bikin nelangsa.. ditinggalkan ,eh di suruh nikah ama yg lain.. 🤧

2022-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Flashback
3 Flashback 2
4 Memelas
5 Tak Sopan
6 Tetap percaya
7 Perjanjian
8 Kegamangan
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Musuh baru?
12 Tak cocok
13 Ganteng
14 Kagum
15 Mimpi buruk
16 Habis manis sepah dibuang
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34 : Tidak masuk akal
35 Bab 35 : Memperjuangkan
36 Bab 36 : Perhatian kecil
37 Bab 37 : Tak terganggu
38 Bab 38 : Sakit
39 Bab 39 : Panik
40 Bab 40 : Menangis
41 Bab 41 : Mengusir
42 Bab 42 : Aku malu
43 Bab 43 : Pertanyaan yang membosankan
44 Bab 44 : Halusinasi
45 Bab 45 : Kejadian
46 Bab 46 : Menertawakan
47 Bab 47 : PDKT
48 Bab 48 : Penasaran
49 Bab 49 : Dibela
50 Bab 50 : Salah menilai
51 Bab 51 : Mikirin kamu
52 Bab 52 : Menggoda
53 Bab 53 : Rencana
54 Bab 54 : Jalan-jalan
55 Bab 55 : Sedikit perubahan
56 Bab 56 : Pertama kali
57 Bab 57 : Pertanyaan
58 Bab 58 : Mengantarkan pulang
59 Bab 59 : Sedekat apa?
60 Bab 60 : Memenuhi kepala
61 Bab 61 : Berlebihan
62 Bab 62 : Tanpa sadar
63 Bab 63 : Sikap
64 Bab 64
65 Bab 65 : Sederhana
66 Bab 66 : Oma
67 Bab 67 : Masa lalu
68 Bab 68 : Pesan
69 Bab 69 : Yang benar saja!
70 Bab 70 : Seseorang
71 Bab 71 : Menjelaskan
72 Bab 72 : Menyangkal
73 Bab 73 : Tidak fokus
74 Bab 74 : Goyah
75 Bab 75 : Kecewa
76 Bab 76 : Jangan tinggalkan aku!
77 Bab 77 : Perdebatan kecil
78 Bab 78 : Berbeda
79 Bab 79 : Baru kali ini
80 Bab 80 : Maaf
81 Bab 81 : Ternyata!
82 Bab 82 : Menonton pertandingan
83 Bab 83 : Mengakui
84 Bab 84 : Kebahagiaan kecil
85 Bab 85 : I'm yours
86 Bab 86 : (Bukan) yang pertama
87 Bab 87 : Menerima
88 Bab 88 : Berangkat liburan
89 Bab 89 : Vila
90 Bab 90 : Pesta
91 Bab 91 : Cemburu
92 Bab 92 : Mengenyahkan
93 Bab 93 : Khawatir
94 Bab 94 : Perasaan
95 Bab 95 : Parasit
96 Bab 96 : Maaf
97 Bab 97 : Menyembunyikan
98 Bab 98 : Mengganggu
99 Bab 99 : Tidak akan!
100 Bab 100 : Jail
101 Bab 101 : Masalah kecil
102 Bab 102 : Menyadarkan
103 Bab 103 : Sejak dulu
104 Bab 104 : Rindu
105 Bab 105 : Masih rindu
106 Bab 106 : Kejutan?
107 Bab 107 : Tragedi
108 Bab 108 : Kesedihan
109 Bab 109 : Senyuman
110 Bab 110 : Menghabiskan Uang
111 Bab 111 : Kondisi
112 Bab 112 : Tidak menginginkan
113 Bab 113 : Kembali
114 Bab 114 : Nyaman
115 Bab 115 : Dean
116 Bab 116 : TAMAT
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Flashback
3
Flashback 2
4
Memelas
5
Tak Sopan
6
Tetap percaya
7
Perjanjian
8
Kegamangan
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Musuh baru?
12
Tak cocok
13
Ganteng
14
Kagum
15
Mimpi buruk
16
Habis manis sepah dibuang
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34 : Tidak masuk akal
35
Bab 35 : Memperjuangkan
36
Bab 36 : Perhatian kecil
37
Bab 37 : Tak terganggu
38
Bab 38 : Sakit
39
Bab 39 : Panik
40
Bab 40 : Menangis
41
Bab 41 : Mengusir
42
Bab 42 : Aku malu
43
Bab 43 : Pertanyaan yang membosankan
44
Bab 44 : Halusinasi
45
Bab 45 : Kejadian
46
Bab 46 : Menertawakan
47
Bab 47 : PDKT
48
Bab 48 : Penasaran
49
Bab 49 : Dibela
50
Bab 50 : Salah menilai
51
Bab 51 : Mikirin kamu
52
Bab 52 : Menggoda
53
Bab 53 : Rencana
54
Bab 54 : Jalan-jalan
55
Bab 55 : Sedikit perubahan
56
Bab 56 : Pertama kali
57
Bab 57 : Pertanyaan
58
Bab 58 : Mengantarkan pulang
59
Bab 59 : Sedekat apa?
60
Bab 60 : Memenuhi kepala
61
Bab 61 : Berlebihan
62
Bab 62 : Tanpa sadar
63
Bab 63 : Sikap
64
Bab 64
65
Bab 65 : Sederhana
66
Bab 66 : Oma
67
Bab 67 : Masa lalu
68
Bab 68 : Pesan
69
Bab 69 : Yang benar saja!
70
Bab 70 : Seseorang
71
Bab 71 : Menjelaskan
72
Bab 72 : Menyangkal
73
Bab 73 : Tidak fokus
74
Bab 74 : Goyah
75
Bab 75 : Kecewa
76
Bab 76 : Jangan tinggalkan aku!
77
Bab 77 : Perdebatan kecil
78
Bab 78 : Berbeda
79
Bab 79 : Baru kali ini
80
Bab 80 : Maaf
81
Bab 81 : Ternyata!
82
Bab 82 : Menonton pertandingan
83
Bab 83 : Mengakui
84
Bab 84 : Kebahagiaan kecil
85
Bab 85 : I'm yours
86
Bab 86 : (Bukan) yang pertama
87
Bab 87 : Menerima
88
Bab 88 : Berangkat liburan
89
Bab 89 : Vila
90
Bab 90 : Pesta
91
Bab 91 : Cemburu
92
Bab 92 : Mengenyahkan
93
Bab 93 : Khawatir
94
Bab 94 : Perasaan
95
Bab 95 : Parasit
96
Bab 96 : Maaf
97
Bab 97 : Menyembunyikan
98
Bab 98 : Mengganggu
99
Bab 99 : Tidak akan!
100
Bab 100 : Jail
101
Bab 101 : Masalah kecil
102
Bab 102 : Menyadarkan
103
Bab 103 : Sejak dulu
104
Bab 104 : Rindu
105
Bab 105 : Masih rindu
106
Bab 106 : Kejutan?
107
Bab 107 : Tragedi
108
Bab 108 : Kesedihan
109
Bab 109 : Senyuman
110
Bab 110 : Menghabiskan Uang
111
Bab 111 : Kondisi
112
Bab 112 : Tidak menginginkan
113
Bab 113 : Kembali
114
Bab 114 : Nyaman
115
Bab 115 : Dean
116
Bab 116 : TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!