18

Abimanyu mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Setelah akhirnya mereka berhasil keluar dari kampus tanpa ada yang tahu, mereka bisa memecah keramaian jalan raya dengan tenang.

Jalanan cukup ramai saat ini, karena memasuki jam makan siang. Abimanyu dan Caca harus sedikit bersabar dengan jalanan yang lumayan macet.

“Iya, Bun. Ini lagi di jalan,” ucap Abimanyu. Nabila kembali menghubunginya, karena ia tak kunjung datang.

“Macet, Bun. Iya, tinggal dikit lagi nyampe,” ucapnya lagi sebelum menutup sambungan teleponnya.

Abimanyu melepaskan earphones dari telinganya. Meletakkannya kembali ke tempat semula.

“Bunda?” tanya Caca memastikan.

“Iya. Ya Tuhan, cerewet banget nyokap gue,” gerutu Abimanyu. Sang ibu sudah menghubunginya beberapa kali siang ini. Wanita itu ingin memastikan bahwa ia dan Caca benar-benar pergi bersama.

“Heh, nggak boleh ngomong gitu! Beruntung lo masih bisa diomelin bunda. Coba kalau bunda udah nggak ada?”

“Amit-amit. Ati-ati lo kalau ngomong!” Abimanyu melirik sinis pada istrinya. Ia paling tidak suka pembahasan seperti ini.

“Yah, dibilangin juga,” timpal gadis itu.

Tak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit. Abimanyu memarkirkan mobilnya dengan benar, kemudian bergegas menuju ruang rawat kakek Caca.

Mereka berdua berjalan beriringan tanpa ada satu pun yang bersuara. Sesekali Abimanyu menatap layar ponselnya, membalas pesan Nabila yang memastikan mereka sudah berada di sana.

“Ca, Ayah Banyu ngajak makan siang bareng setelah jenguk opa,” ucap Abimanyu saat mereka berdua berada dalam lift.

“Haiss, ayah ada-ada aja deh. Orang opa lagi sakit juga malah ngajak makan siang,” gerutu Caca.

“Emang kalau keluarga kita sakit kita nggak boleh makan siang?” tanya Abimanyu.

“Ya, nggak gitu, Bi.” Caca memutar bola matanya malas.

“Lah, ya, makanya. Berarti nggak ada salahnya Ayah Banyu ngajak makan siang,” balas Abimanyu membuat Caca berdecak kesal.

“Nanti di depan opa pura-pura mesra nggak?”

Caca melirik sinis pada suaminya. “Nggak usah modus, lo,” tuduhnya membuat Abimanyu tertawa.

“Ya, siapa tahu,” balas Abimanyu sambil terkekeh dan dibalas dengkusan oleh Caca.

Caca dan Abimanyu masuk ke ruang rawat sang kakek. Mereka berdua tak menampakkan kemesraan, tetapi juga tak menampakkan ketidakakraban mereka.

Di sana hanya ada kedua orang tua Caca, neneknya, dan juga orang tua Abimanyu. Saudara sang ayah yang lain sudah berkunjung sejak semalam. Hanya ayah Caca saja yang baru berkunjung siang ini. Adik-adik Caca pun sepertinya juga belum menjenguk sang kakek. Mungkin nanti sore, gumam Caca.

Caca dan Abimanyu menyalami kedua orang tua mereka masing-masing dan tak lupa kakek dan nenek Caca.

“Baru pulang kalian?” tanya Banyu. Menatap bergantian pada anak dan menantunya.

“Bolos, Yah,” jawab Caca jujur apa adanya.

“Kenapa bolos segala?” Kali ini nenek Caca yang bertanya.

“Males, Oma. Kangen ayah juga. Mumpung sama-sama di sini, jadi aku cari kesempatan untuk ketemu ayah,” ujar Caca memberi alasan. Gadis itu tersenyum manis pada sang nenek, kemudian beralih pada kakeknya yang tengah berbaring di atas ranjang rumah sakit.

“Opa abis minum es, ya? Atau makan coklat, makanya bisa masuk rumah sakit lagi,” tuduh Caca pada sang kakek.

Pria berusia lanjut itu terkekeh mendengar tuduhan cucunya yang memang hampir benar.

“Mana suami kamu?”

Caca mengerucutkan bibirnya. Ia sebal karena sang kakek bukannya menjawab pertanyaannya malah mencari suaminya.

“Bi, dicari opa,” panggil Caca pada suaminya dengan ketus.

Abimanyu yang tengah duduk bersama kedua orang tuanya pun mendekat. Ia berdiri di samping Caca yang duduk di samping ranjang sang kakek.

“Ada apa, Opa?” tanya pemuda itu dengan sopan.

“Tidak, Nak. Aku hanya ingin melihat seperti apa suami cucu cerewetku ini,” ucap pria itu diselingi tawa renyah. Namun, sedetik kemudian ia terbatuk.

“Opa bandel banget sih, jangan banyak bicara dulu, Opa. Nanti Opa nggak sembuh-sembuh. Kalau Opa nggak cepet sembuh, siapa yang bakal ngasih aku uang lagi?”

Opa Liyas semakin tertawa mendengar penuturan Caca yang terkesan seperti blak-blakan. Namun, ia sangat menyayangi cucunya itu, melebihi siapa pun.

“Yang kamu ingat hanya uang saja. Apa usaha ayahmu bangkrut dan kamu tidak lagi bekerja?” Pria tua itu menimpali ucapan Caca dengan sama bercandanya.

“Ayah ucapan itu doa. Hati-hati dengan ucapan Ayah.”

Opa Liyas tersenyum melihat putranya yang kesal. Banyu memang paling sensitif jika ada yang membicarakan masalah usahanya. Karena Banyu mendirikan kafe dan restoran itu tanpa bantuan siapa pun. Opa Liyas dulu hanya membantu meminjami modal yang kini sudah dikembalikan oleh Banyu.

“Opa kalau ngomong jangan sembarangan. Itu kerjaan aku, kalau sampai bangkrut bisa miskin mendadak aku,” ucap Caca hampir sama seperti ayahnya. Membuat sang nenek tertawa kecil.

“Apa Caca juga seperti ini di rumah kalian?” tanya nenek Caca pada Arjuna dan Nabila.

Pasutri itu tersenyum. Mereka menggeleng dengan kompak dan Nabila menjawab, “Tidak, Caca itu gadis baik di keluarga kami. Dia anak yang penurut. Dia juga sering membantu saya memasak untuk sarapan. Ya, meskipun terkadang bangun kesiangan.”

“Nah, sudah dengar kan? Aku itu gadis penurut,” ujar Caca memuji dirinya sendiri. Ia menepuk dadanya beberapa kali dengan senyum jemawa.

“Nak Abi. Kamu yang sabar, ya, menghadapi Caca, dia memang sedikit menyebalkan seperti itu,” ucap Opa Liyas sembari menatap Abimanyu. Pria itu memasang senyumnya, seolah tengah memberitahu Abi apa yang dia ucapkan hanya sebuah gurauan semata.

Abimanyu dapat menangkap apa yang kakek Caca katakan bukan hal yang sebenarnya. Ia bisa merasakan rasa sayang yang mereka miliki satu sama lain dengan saling melemparkan candaan.

Meskipun Caca terdengar sedikit kurang ajar ketika berbicara dengan kakeknya tadi, tetapi Abimanyu tahu semua itu tidak benar-benar dari hati Caca. Gadis itu hanya ingin menghibur kakeknya saja.

“Ca, jadi istri yang baik untuk suami kamu. Jangan terlalu sering membantah Abimanyu. Dari sifat kamu itu, Opa yakin kamu sering tidak mendengarkan atau bahkan tidak acuh dengan suami kamu,” ucap Opa Liyas tiba-tiba. Ia menggenggam tangan Caca dengan lembut. Mengusapnya perlahan, seolah mengirimkan seluruh kasih sayangnya pada gadis itu.

“Opa tahu kamu mungkin masih mencintai Dean. Memang sulit melupakan seseorang yang kita cintai. Tapi, Ca, kamu harus belajar untuk melupakan pacar kamu itu. Di sini ada Abimanyu yang lebih pantas mendapatkan cinta kamu,” nasihat Opa Liyas.

Hening, tak ada yang bersuara di sana, membuat suara Opa Liyas terdengar sangat jelas di telinga semua orang yang ada di ruangan itu.

Caca sendiri hanya bisa menundukkan kepala. Tanpa bisa menjawab atau pun membantah ucapan kakeknya.

“Abi,”

Abimanyu kembali fokus pada sang kakek ketika namanya dipanggil.

“Opa harap kamu bisa menerima Caca dengan sepenuh hati. Semoga kamu diberi kesabaran selama hidup bersama Caca.”

Pemuda itu mengangguk saja saat nasihat dari pria berusia lanjut itu beralih padanya.

“Udah, ih. Kenapa jadi rasanya aku yang dipojokin?” Caca mencebik.

Semua kembali terkekeh mendengar kalimat Caca.

“Yah, kami mau makan siang dulu. Nanti aku ke sini lagi,” pamit Banyu yang diangguki oleh Opa Liyas.

***

Jangan lupa like dan komen❤

Terpopuler

Comments

umi masumah

umi masumah

up lagi yuk.....

2022-04-04

0

Ully Sihotang

Ully Sihotang

lanjut dong kak. penasaran dgn abi dan caca

2022-04-04

0

Aysha Luthvi

Aysha Luthvi

semangat up ny kak👍😘💪

2022-04-03

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Flashback
3 Flashback 2
4 Memelas
5 Tak Sopan
6 Tetap percaya
7 Perjanjian
8 Kegamangan
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Musuh baru?
12 Tak cocok
13 Ganteng
14 Kagum
15 Mimpi buruk
16 Habis manis sepah dibuang
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34 : Tidak masuk akal
35 Bab 35 : Memperjuangkan
36 Bab 36 : Perhatian kecil
37 Bab 37 : Tak terganggu
38 Bab 38 : Sakit
39 Bab 39 : Panik
40 Bab 40 : Menangis
41 Bab 41 : Mengusir
42 Bab 42 : Aku malu
43 Bab 43 : Pertanyaan yang membosankan
44 Bab 44 : Halusinasi
45 Bab 45 : Kejadian
46 Bab 46 : Menertawakan
47 Bab 47 : PDKT
48 Bab 48 : Penasaran
49 Bab 49 : Dibela
50 Bab 50 : Salah menilai
51 Bab 51 : Mikirin kamu
52 Bab 52 : Menggoda
53 Bab 53 : Rencana
54 Bab 54 : Jalan-jalan
55 Bab 55 : Sedikit perubahan
56 Bab 56 : Pertama kali
57 Bab 57 : Pertanyaan
58 Bab 58 : Mengantarkan pulang
59 Bab 59 : Sedekat apa?
60 Bab 60 : Memenuhi kepala
61 Bab 61 : Berlebihan
62 Bab 62 : Tanpa sadar
63 Bab 63 : Sikap
64 Bab 64
65 Bab 65 : Sederhana
66 Bab 66 : Oma
67 Bab 67 : Masa lalu
68 Bab 68 : Pesan
69 Bab 69 : Yang benar saja!
70 Bab 70 : Seseorang
71 Bab 71 : Menjelaskan
72 Bab 72 : Menyangkal
73 Bab 73 : Tidak fokus
74 Bab 74 : Goyah
75 Bab 75 : Kecewa
76 Bab 76 : Jangan tinggalkan aku!
77 Bab 77 : Perdebatan kecil
78 Bab 78 : Berbeda
79 Bab 79 : Baru kali ini
80 Bab 80 : Maaf
81 Bab 81 : Ternyata!
82 Bab 82 : Menonton pertandingan
83 Bab 83 : Mengakui
84 Bab 84 : Kebahagiaan kecil
85 Bab 85 : I'm yours
86 Bab 86 : (Bukan) yang pertama
87 Bab 87 : Menerima
88 Bab 88 : Berangkat liburan
89 Bab 89 : Vila
90 Bab 90 : Pesta
91 Bab 91 : Cemburu
92 Bab 92 : Mengenyahkan
93 Bab 93 : Khawatir
94 Bab 94 : Perasaan
95 Bab 95 : Parasit
96 Bab 96 : Maaf
97 Bab 97 : Menyembunyikan
98 Bab 98 : Mengganggu
99 Bab 99 : Tidak akan!
100 Bab 100 : Jail
101 Bab 101 : Masalah kecil
102 Bab 102 : Menyadarkan
103 Bab 103 : Sejak dulu
104 Bab 104 : Rindu
105 Bab 105 : Masih rindu
106 Bab 106 : Kejutan?
107 Bab 107 : Tragedi
108 Bab 108 : Kesedihan
109 Bab 109 : Senyuman
110 Bab 110 : Menghabiskan Uang
111 Bab 111 : Kondisi
112 Bab 112 : Tidak menginginkan
113 Bab 113 : Kembali
114 Bab 114 : Nyaman
115 Bab 115 : Dean
116 Bab 116 : TAMAT
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
Flashback
3
Flashback 2
4
Memelas
5
Tak Sopan
6
Tetap percaya
7
Perjanjian
8
Kegamangan
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Musuh baru?
12
Tak cocok
13
Ganteng
14
Kagum
15
Mimpi buruk
16
Habis manis sepah dibuang
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34 : Tidak masuk akal
35
Bab 35 : Memperjuangkan
36
Bab 36 : Perhatian kecil
37
Bab 37 : Tak terganggu
38
Bab 38 : Sakit
39
Bab 39 : Panik
40
Bab 40 : Menangis
41
Bab 41 : Mengusir
42
Bab 42 : Aku malu
43
Bab 43 : Pertanyaan yang membosankan
44
Bab 44 : Halusinasi
45
Bab 45 : Kejadian
46
Bab 46 : Menertawakan
47
Bab 47 : PDKT
48
Bab 48 : Penasaran
49
Bab 49 : Dibela
50
Bab 50 : Salah menilai
51
Bab 51 : Mikirin kamu
52
Bab 52 : Menggoda
53
Bab 53 : Rencana
54
Bab 54 : Jalan-jalan
55
Bab 55 : Sedikit perubahan
56
Bab 56 : Pertama kali
57
Bab 57 : Pertanyaan
58
Bab 58 : Mengantarkan pulang
59
Bab 59 : Sedekat apa?
60
Bab 60 : Memenuhi kepala
61
Bab 61 : Berlebihan
62
Bab 62 : Tanpa sadar
63
Bab 63 : Sikap
64
Bab 64
65
Bab 65 : Sederhana
66
Bab 66 : Oma
67
Bab 67 : Masa lalu
68
Bab 68 : Pesan
69
Bab 69 : Yang benar saja!
70
Bab 70 : Seseorang
71
Bab 71 : Menjelaskan
72
Bab 72 : Menyangkal
73
Bab 73 : Tidak fokus
74
Bab 74 : Goyah
75
Bab 75 : Kecewa
76
Bab 76 : Jangan tinggalkan aku!
77
Bab 77 : Perdebatan kecil
78
Bab 78 : Berbeda
79
Bab 79 : Baru kali ini
80
Bab 80 : Maaf
81
Bab 81 : Ternyata!
82
Bab 82 : Menonton pertandingan
83
Bab 83 : Mengakui
84
Bab 84 : Kebahagiaan kecil
85
Bab 85 : I'm yours
86
Bab 86 : (Bukan) yang pertama
87
Bab 87 : Menerima
88
Bab 88 : Berangkat liburan
89
Bab 89 : Vila
90
Bab 90 : Pesta
91
Bab 91 : Cemburu
92
Bab 92 : Mengenyahkan
93
Bab 93 : Khawatir
94
Bab 94 : Perasaan
95
Bab 95 : Parasit
96
Bab 96 : Maaf
97
Bab 97 : Menyembunyikan
98
Bab 98 : Mengganggu
99
Bab 99 : Tidak akan!
100
Bab 100 : Jail
101
Bab 101 : Masalah kecil
102
Bab 102 : Menyadarkan
103
Bab 103 : Sejak dulu
104
Bab 104 : Rindu
105
Bab 105 : Masih rindu
106
Bab 106 : Kejutan?
107
Bab 107 : Tragedi
108
Bab 108 : Kesedihan
109
Bab 109 : Senyuman
110
Bab 110 : Menghabiskan Uang
111
Bab 111 : Kondisi
112
Bab 112 : Tidak menginginkan
113
Bab 113 : Kembali
114
Bab 114 : Nyaman
115
Bab 115 : Dean
116
Bab 116 : TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!