Tasya menghela nafas panjang.
"Aku tidak berhak menerima ini. karena aku hanya berstatus sebagai istri Saja, kewajiban ku tidak ada yang aku laksanakan." ucap Tasya.
"Emang kamu paham kewajiban seorang istri?" tanya Darel.
"Aku tidak tau banyak namun sekarang aku sebagai istri hanya merepotkan dan tidak bisa di andalkan, aku sangat berbeda dengan kak Amel." ucap Tasya memasang wajah sedih.
Darel hanya tersenyum dia pun melanjutkan untuk makan.
"Kenapa kakak malah diam saja? seharusnya kakak marah." ucap Tasya.
"Untuk apa saya marah? Justru saya sangat berterimakasih kamu sudah banyak membantu kakak." ucap Darel.
"Hufff kak Amel sangat beruntung mempunyai suami seperti Kakak." ucap Tasya.
"Kalau Kakak kamu beruntung memiliki kakak. Kakak juga beruntung memiliki dia, bahkan sudah pergi meninggalkan kami dia memberikan Adik yang begitu baik." ucap Darel.
Tasya menatap Darel.
"Siapa?" tanya Tasya, Darel menunjuk Tasya.
"Aku? Baik? Seperti nya kakak Salah." ucap Tasya.
"Baru kali ini orang bilang aku baik, biasanya mereka hanya tau aku orang yang tidak tahu diri." ucap Tasya, Darel Terdiam.
Setelah selesai makan Darel pamit berangkat ke kantor.
"Kakak berangkat dulu yah." ucap Darel.
Tasya mengangguk.
Darel mau pergi namun tidak puas dengan respon Tasya yang sangat Cuek.
"Kenapa Kakak malah diam?" tanya Tasya.
Darel langsung membalikkan badannya dan pergi.
"Kak! Kak Darel!" panggil Tasya mengejar Darel ke depan.
Darel menghentikan langkah nya.
"Kakak jangan lama pulang yah. Aku takut jika hanya kamu bertiga saja di rumah." ucap Tasya.
Darel mengangguk dia langsung masuk ke dalam mobil.
Seketika dia langsung tersenyum sangat senang.
"Huff jantung ku berdebar sangat kencang." ucap nya.
Tasya melihat mobil Darel yang keluar dari halaman rumah.
Dia langsung masuk ke dalam rumah. Dia pun membawa Anak-anak mandi sekalian juga dia.
Setelah selesai Mandi mereka menelpon dengan Omah.
"Tasya! Bagaimana kabar kamu?" tanya Omah.
"Baik kok Omah, bagaimana kabar di sana?" Tanya Tasya.
"Sangat sepi, biasa nya ada Cucu omah yang menemani omah sekarang tidak ada lagi, omah sangat rindu sama Tasya." ucap omah.
Tasya tersenyum.
"Tasya juga rindu Omah." ucap Tasya Tidak terasa air mata nya keluar.
"Tasya mau ketemu Omah." ucap Tasya.
Omah hanya tersenyum saja.
"Kamu yang sabar yah di sana, Omah paham kok keadaan kamu sekarang, Omah hanya bisa berdoa dari sini." ucap Omah.
Tasya Mengangguk.
"Tante jangan nangis." ucap Raya menghapus air mata Raya dan memeluk nya.
Omah melihat Raya Sayang sama Tasya dia ikut senang.
"Kalau kamu ingin main ke Bogor kamu ijin sama suami kamu dulu yah." ucap Omah.
Tasya mengangguk.
"Ya udah kalau begitu kamu lanjut jagain mereka yah, omah mau masak dulu." ucap omah. Tasya mengangguk panggilan telepon pun di akhiri.
Tasya mengelus rambut Raya yang memeluk nya.
"Tante jangan pergi!" ucap Raya.
"Enggak Sayang! Tante mau kemana. Tante gak pergi kemana-mana." ucap Tasya.
"Hufff begini saja sudah tidak boleh kemana-mana." batin Tasya.
Namun dia sangat ingin kembali ke Bogor. Dia sangat merindukan rumah dan juga teman-teman nya.
Di kantor Darel sedang berbicara dengan sekretaris nya namun tiba-tiba handphone nya Berdering.
"Sebentar!" ucap Darel meninggalkan sekretaris nya menjawab telepon.
"Mamah! Tumben-tumbenan banget mamah nelpon." batin Darel menjawab telepon nya.
"Halo Mah," ucap Darel.
"Halo! Kamu lagi di Mana? Cucu Mamah mana?" tanya Mamah Tima.
"Mereka ada di rumah Mah, aku lagi di kantor." ucap Darel.
"Oohhh!" ucap Mamah Tima.
"Tumben-tumbenan banget Mamah nelpon di siang hari, ada yang perlu?" tanya Darel.
"Mamah mau tanya kabar kalian saja." ucap mamah Tima.
"Alhamdulillah baik Mah." ucap Darel.
"Bagaimana hubungan kamu Sama Tasya?" tanya mamah Tima.
"Seperti biasa mah, tidak ada perubahan," ucap Darel.
"Sebaiknya kamu harus membuka hati untuk Tasya, Mamah tidak meminta kamu menduakan Atau melupakan Almarhum istri kamu, namun Tasya adalah istri kamu, dia yang Akan menemani kamu seterusnya." ucap mamah Tima.
"Aku sedang berusaha Mah, aku juga tidak tau bagaimana perasaan Tasya." ucap Darel.
"Humm iyah juga sih yang kamu bilang, Mamah khawatir kalau dia akan meminta berpisah dan memilih untuk melanjutkan cita-cita nya." ucap mamah Tima.
"Ya udah mah nanti malam Darel telpon Balik setelah sampai di rumah, aku mau lanjut kerja." ucap Darel.
"Baiklah." ucap mamah.
"Assalamualaikum!" ucap Darel. Di Jawab walaikumsalam sama Mamah nya.
Darel sejenak terdiam.
"Kenapa aku sangat takut kalau Tasya tiba-tiba meminta berpisah." batin Darel.
"Wanita seperti Tasya Tidak Akan rela menyia-nyiakan masa muda nya untuk menjaga anak-anak ku dan menikah dengan pria Tua seperti ku." batin Darel.
Dia jadi overthinking.
"Bagaimana kalau dia tidak betah dengan kami, pasti dia akan meninggalkan kami." ucap Darel.
Dia jadi galau, dia melihat jam sudah jam dua belas siang, dia tidak lagi fokus bekerja dia memilih untuk pulang.
Namun tiba-tiba ada pekerjaan yang tidak bisa di tinggal kan nya.
Sementara Tasya sangat asik menonton Film Korea di TV membiarkan anak-anak main sendiri an.
Sampai tidak terasa Hari sudah jam dua siang, Darel baru saja sampai di rumah.
"Assalamualaikum!" ucap Darel dia melihat Tasya tertidur di Sofa.
Dia melihat rumah yang sangat berantakan. Darel naik ke atas memeriksa anak nya namun tidak ada.
"Raya! Stevan!" panggil Darel namun tidak ada.
Dia panik Turun ke bawah.
"Tasya! Tasya! Anak-anak mana?" tanya Darel membangunkan Tasya.
Tasya yang nyeyak sulit di bangun kan.
"Tasya! bangun. Stevan dan Raya mana?" tanya Darel.
"Mereka sedang bermain Kak." ucap Tasya dengan suara serak.
"Tidak ada!" ucap Darel.
"Hah! Tidak ada?" ucap Tasya langsung bangun dan melihat Ruangan itu sudah berantakan penuh dengan mainan.
"Aku sudah memeriksa di atas tidak ada." ucap Darel.
"Raya! Raya!" panggil Tasya panik.
"Kamu bagaimana sih, seharusnya kalau kamu mau tidur Pastikan dulu mereka sudah tidur." ucap Darel.
"Maaf kak, aku sangat ngantuk mereka sedang bermain dekat sofa kok." ucap Tasya.
Darel mencari di seluruh ruangan lantai satu namun tidak menemukan nya.
"Bagaimana ada?" tanya Darel, Tasya menggeleng kan kepala nya.
"Kamu hanya menjaga mereka saja tidak bisa, aku tidak meminta kamu melakukan hal yang lain." ucap Darel.
Darel melihat pintu ke halaman belakang terbuka dia langsung keluar dan dia melihat Stevan yang sudah main tanah sementara Raya merusak semua bunga-bunga melati yang ada di sana.
...----------------...
***Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author jangan pernah lupa tinggalkan jejak dukungan untuk author, jika ada saran tulis di kolom komentar ya jangan pernah Bosan tungguin terus kelanjutan ya.
Like, komen dan vote sebanyak-banyak nya.
biar author tambah semangat lagi.
Terimakasih 🙏***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 302 Episodes
Comments
Masttk Eko Prasetyo
pasti bakalan uring2ngan nih😅
2022-05-10
0